Last updated 1 month, 3 weeks ago
Бот @commisscf_bot
cr: @mermeladadepera ( ПИНТЕРЕСТ ТОЛЬКО. ) и cr: @wrompompom
Last updated 5 months ago
Last updated 4 months, 1 week ago
⚠️? SEBELUM TIBA PENYESALAN
➖➖➖➖
? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
? "Hingga apabila datang kepada seorang dari mereka kematian, lalu ia pun berkata, 'Tuhanku, kembalikan aku ke dunia.." (QS. Al-Mukminun:99)
? Syaikh Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah menjelaskan,
〽️ "Allah Ta'ala menceritakan tentang orang yang sedang sakarotul maut dari kalangan pendosa lagi zhalim
? Di saat itu ia menyesal ketika melihat tempat kembalinya dan menyaksikan amal buruknya.
? Sehinggai ia meminta dikembalikan ke dunia,
? bukan untuk bersenang-senang dengan kelezatannya atau menumpahkan syahwatnya..
? Namun katanya,
{لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ}
"Agar aku bisa melakukan amal shalih yang dahulu aku tinggalkan."
➖➖➖➖➖
✳️ Sebelum datang penyesalan itu, marilah kita perbanyak melakukan amal shalih.
➖➖➖➖➖
? Lihat Tafsir as-Sa'di hal.559
? Oleh: Tim Warisan Salaf
#Fawaidumum #tafsir #penyesalan #taubat #ibadah
〰〰➰〰〰
? Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
? RIYADHUSSALAFIYYIN ⛵:
➖TANYA JAWAB MUAMALAH➖➖➖
??Bolehkah menggunakan bunga bank untuk membayar biaya administrasi tabungan??
❓Tanya:
Seorang yang memiliki rekening tabungan di bank, yang sebatas digunakan untuk mentransfer uang dalam hal-hal yang dia butuhkan. Dalam setiap bulan dia mendapatkan bunga misalnya Rp 10.000,-. Kemudian dipotong biaya administrasi misalnya Rp 15.000,-. Apakah bunga masih harus disisihkan atau dibuang walaupun lebih kecil dibanding potongan uang administrasi?
⭕Jawab:
?Oleh Al Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba'abduh hafizhahullah
?Jawabannya bahwa bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabah dengan segala bentuk transaksi yang ada, itu adalah riba yang diharamkan.
?Semua jenis bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabah dengan transaksi apapun, itu adalah jenis riba yang diharamkan yang sudah kita ketahui nash-nash tentangnya.
?Maka kita atau seorang yang memiliki rekening di bank, hendaknya dia rajin untuk memilah bunga yang tercantum di dalam buku tabungan itu pada setiap waktu tertentu. Entah itu per dua bulan atau per tiga bulan, karena itu riba.
?Dan agar kita tidak bermudah-mudahan dalam masalah riba sebagaimana sudah kita tahu hadits:
?اَلرِّبَا ثَلاَثَةُ وَ سَبْعُوْنَ بَابًا أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
?"Riba itu memiliki tujuh puluh pintu, tujuh puluh bentuk, cabang gambarannya. Yang paling ringannya, dosa atau nilainya itu sama dengan seorang menzinai ibunya."
?Kalau seorang menzinai wanita saja itu sudah perbuatan keji yang menjijikan. Lalu bagaimana dengan ibu sendiri yang mengandungnya dan melahirkannya?
☝Rasulullah menyebutkan ini menunjukkan dan menggambarkan kepada kita tentang besarnya dosa perbuatan ini, itu yang paling ringan. Maka dari itu, seorang mukmin yang dia takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu tercampur penghasilannya dengan hasil riba dan yang diharamkan. Dia akan selalu rajin untuk melihat kembali, maka dipilah-pilah.
?Uang riba ditotal per jangka waktu tertentu. Jangan sampai masuk ke uang kita yang kita makan. Karena rasulullah menyatakan:
?إِنَّهُ لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتْ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
?"Tidaklah sekerat daging yang tumbuh dari hasil yang haram, kecuali neraka lebih berhak untuk memakan daging itu (daging tubuhnya)"
?Maka kita lebih serius didalam memperhatikannya. Uang yang sudah statusnya riba, harus dikeluarkan entah itu berapa jumlahnya. Dikeluarkan, sebagian ulama menyatakan digunakan untuk hal-hal yang bersifat kepentingan umum. Kepentingan masyarakat yang bersifat umum dan tidak mengandung nilai kehormatan syari. Seperti masjid, ini kepentingan umum tetapi memiliki nilai kehormatan syari, maka tidak boleh disumbangkan untuk bangunan masjid, atau yang semisalnya.
?Maka digunakan untuk hal-hal seperti jalan,
?membenahi selokan,
?atau yang semakna dengan itu.
❓Lalu bagaimana dengan uang administrasi?
❓Apakah boleh diambil dari uang riba?
?Uang administrasi itu adalah kewajiban yang harus kita tunaikan, karena pihak bank mengeluarkan biaya untuk proses itu.
〰Listriknya,
〰pegawainya,
〰kertas-kertasnya,
〰dan yang lainnya.
?Itu sebagai uang yang harus kita bayar kepada pihak bank.
✖Maka tidak boleh diambil dari uang riba. Harus kita tunaikan! Tidak boleh kita memanfaatkan uang riba, bunga untuk menutupi uang administrasi, tidak boleh!
☝Jadi harus tetap dikeluarkan uang riba, uang administrasi kita bayar sebagaimana biasanya dari uang kita. Wallahu ta'ala a'lam.
?TIS | طلب العلم الشرعي
? Turut mempublikasikan:
? مجموعة رياض السلفيّين
? Majmu'ah Riyadhush Salafiyyin
Rumah Belajar:
?? BERAPA KG BERAS UNTUK ZAKAT FITHRI?
Ukuran Shadaqah (Zakat) Fithri
❓ Tanya :
“Berapakah nilai sebenarnya untuk 1 sha’ yang disebutkan dalam hadits terkait dengan Zakat Fithri?”
Jawab :
“Shadaqah (Zakat) Fithri Wajib dibayarkan dalam bentuk makanan, tidak boleh dibayarkan dalam bentuk nilai (uang, pen).
?? ADAPUN UKURAN 1 SHA’ KURANG LEBIH = 3 KG .”
? Al-Lajnah ad-Da’imah li al-Buhuts al-‘Ilmiyyah wal al-Ifta’
Fatwa no. 17299
Ketua : ‘Abdul ‘Aziz bin Baz
--------------
? Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz :
“Zakat Fithri dengan sha’ kita sekarang adalah kurang lebih 3 Kg.”
? Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb 15/279
----------------------
? Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah
“Ukuran 1 sha’ dalam kilo adalah = kurang lebih 3 Kg”
? http://www.alfawzan.af.org.sa/node/2505
----------
? Asy-Syaikh Shalih bin Muhammad al-Luhaidan hafizhahullah :
Tanya : Berapa ukuran 1 sha’?
Jawab : 1 sha’ ukurannya adalah 3 Kg
? (Arsip Kumpulan Tanya Jawab asy-Syaikh Badr al-‘Anazi dengan asy-Syaikh al-‘Allamah Shalih al-Luhaidan)
-------------
? Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin Rahimahullah :
“Ukuran Zakat Fithri adalah 1 sha’ makanan, Sha’ Nabawi. Yang aku ukur, = 2 kg 40 gr. (2040 gr). Yakni sekitar 2,250 Kg Beras.”
? Fatawa Nur ‘ala ad-Darb (2/10)
-------------------------------
?? Ket :
▪ Pemerintah RI melalui Depag RI tahun lalu (1435 H) menghimbau untuk mengeluarkan Zakat Fithri sebesar 2,7 Kg.
▪ Tahun ini (1436 H) ada juga himbauan dari MUI Jatim, untuk mengeluarkan Zakat Fithri 3 Kg.
▪ Sementara dalam Peraturan Menag RI No. 52 tahun 2014 , dijelaskan bahwa Zakat Fithri 2,5 Kg.
?? Kita telah tahu bagaimana pendapat-pendapat yang ada di kalangan ‘Ulama Kibar Ahlus Sunnah masa ini.
☀⛵ Jika Anda mengeluarkan 3 Kg, maka itu :
1. Lebih BERHATI-HATI insya Allah.
2. Sesuai dengan fatwa banyak ulama Ahlus Sunnah masa ini.
3. Sesuai dengan himbauan MUI Jatim.
Wallahu alam
? (diposting di "Majmu'ah Manhajul Anbiya pada Ramadhan tahun 1436 H)
•••••••••••••••••••••
??? Majmu'ah Manhajul Anbiya
Turut mempublikasikan
? as sunnah
Grup sharing kajian islam
Follow channel telegram
@kajianislamassunnah.
Salafy Indonesia:
?⛔?? PERINGATAN SANGAT PENTING!!!
? Lailatul Qadar bisa jadi datang pada malam-malam genap yang mana itu adalah malam ganjil jika dilihat dari malam yang tersisa. Oleh karena itu, seharusnya engkau menghidupkan sepuluh malam seluruhnya dengan sempurna agar engkau dapat meraihnya seizin Allah ta’ala.
✋? Dahulu, Syaikhul Islam -semoga Allah meridhainya- pernah ditanya tentang Lailatul Qadar, saat beliau sedang ditahan di sebuah penjara di atas bukit pada tahun 706H, maka beliau menjawab:
☝? “Alhamdulillaah, Lailatul Qadar terletak diantara 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan . Demikianlah yang shahih dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: “Ia terletak pada 10 terakhir dari Ramadhan”.
? Lailatul Qadar datang pada malam ganjilnya. Hanya saja, hitungan ganjilnya malam tersebut bisa jadi diambil berdasar;
⏭ (malam-malam) yang sudah lewat, sehingga kau cari ia di malam 21, 23, 25, 27 dan 29.
⏭ Atau, bisa juga dilihat berdasarkan (malam-malam) yang tersisa, sebagaimana sabda Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam: “Pada malam kesembilan yang tersisa, pada malam ketujuh yang tersisa, pada malam kelima yang tersisa, pada malam ketiga yang tersisa”.
?? Berdasarkan hal ini;
⏭ seandainya bulan itu sejumlah 30 hari, berarti Lailatul Qadar ada diantara malam-malam genapnya:
?Malam 22 adalah malam ke-9 dari yang tersisa.
?Malam 24 adalah malam ke-7 dari yang tersisa. Dan demikian seterusnya.
✊?? Hal ini sebagaimana yang ditafsirkan oleh sahabat Abu Sa’id Al-Khudri dalam hadits yang shahih.
Demikianlah pula (amalan) yang ditegakkan oleh Nabi shallallaahu alaihi wa sallam di bulan Ramadhan.
⏭? Adapun seandainya bulan tersebut sejumlah 29 hari, maka penanggalan berdasar hari yang tersisa adalah sama dengan penanggalan berdasar hari yang telah lewat (sama dalam hal ganjil maupun genapnya, pent.).
?? Jika demikian ini keadaannya, maka yang semestinya bagi seorang mukmin ialah mencari-carinya pada sepuluh hari terakhir seluruhnya, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam:
✅ “Carilah dia (lailatul qadar) pada sepuluh malam terakhir”….
Wallaahu ta’ala a’lam”.
? Majmu Fatawa jilid ke-25, Kitabush Shiyaam,
? Alih bahasa: Ustadz Muhammad Higa Sewon Bantul
?Turut mempublikasikan
?As sunnah
Grup sharing kajian islam
han, dan beliau mengatakan,“ Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan’.” (HR. al Bukhari dan Muslim, lihat Shifat Shaum an-Nabi hlm. 87)
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Dari Ubai radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pagi hari setelah malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar seperti bejana dari tembaga hingga tinggi.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Lailatul Qadar adalah malam yang tenang, cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari terbit di pagi harinya lemah dan berwarna merah.” (HR. ath-Thayalisi, Ibnu Khuzaimah, dan al-Bazzar, sanadnya hasan. Lihat Shifat Shaum an-Nabi hlm. 90)
Wallahu a’lam.
(Diterjemahkan dan dirangkum oleh al-Ustadz Qomar Suaidi)
Repost
?as sunnah
Grup sharing kajian islam.
Rumah Belajar:
بسم الله الرحمن الرحيم
KEUTAMAAN MALAM SERIBU BULAN
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’ala. Allah menamainya dengan Lailatul Qadar, menurut sebagian pendapat, karena pada malam itu Allah subhanahu wa ta’ala menakdirkan ajal, rezeki, dan apa yang terjadi selama satu tahun dari aturan-aturan Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala firmankan:
فِيهَا يُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِيمٍ ٤
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (ad-Dukhan: 4)
Di dalam ayat tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menamai Lailatul Qadar karena sebab tersebut. Menurut pendapat lain, disebut malam Lailatul Qadar karena malam tersebut memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allahsubhanahu wa ta’ala.
Allah subhanahu wa ta’alamenyebutnya sebagai malam yang berkah, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ٣
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (ad-Dukhan: 3)
Allah subhanahu wa ta’ala juga memuliakan malam ini dalam firman-Nya:
وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ ٢ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ ٣
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (al-Qadr: 2-3)
Maksudnya, amalan di malam yang berkah ini menyamai pahala amal seribu bulan yang padanya tidak terdapat Lailatul Qadar. Seribu bulan sama dengan 83 tahun lebih. Ini menunjukkan keutamaan malam yang besar ini. Oleh karenanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha mencari malam Lailatul Qadar. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lampau ataupun yang akan datang.”
Allah subhanahu wa ta’ala juga mengabarkan bahwa pada malam itu malaikat dan Jibril turun. Ini menunjukkan betapa besar dan pentingnya malam ini karena turunnya malaikat tidak terjadi kecuali untuk perkara yang besar.
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menyifati malam itu dengan firman-Nya:
سَلمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ ٥
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (al-Qadr: 5)
Allah subhanahu wa ta’ala menyifati malam tersebut dengan malam keselamatan. Ini menunjukkan kemuliaan, kebaikan, dan keberkahannya. Orang yang terhalangi dari kebaikan malam itu berarti terhalangi dari kebaikan yang sangat banyak. Inilah keutamaan-keutamaan yang besar pada malam berkah ini.
Namun, Allah subhanahu wa ta’ala menyembunyikannya di bulan Ramadhan agar seorang muslim bersungguh-sungguh mencarinya. Sehingga amalnya semakin banyak dan dengan itu ia menggabungkan antara banyaknya amal di seluruh malam Ramadhan serta bertepatan dengan malam Lailatul Qadar dengan segala keutamaan, kemuliaan, dan pahalanya. Sehingga dengan itu ia mengumpulkan antara dua kebaikan. Ini merupakan karunia Allah subhanahu wa ta’alaatas hamba-hamba-Nya.
Ringkasnya, bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang besar (agung) dan berkah. Juga merupakan nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala yang mendatangi seorang muslim di bulan Ramadhan. Jika dia diberi taufik untuk memanfaatkannya dalam kebaikan, ia akan mendapatkan pahala yang besar dan kebaikan yang banyak yang sangat dia butuhkan. (penjelasan asy-Syaikh Shalih Fauzan dalam Fatawa Ramadhan, 2/847—849)
Kapan Malam Lailatul Qadar Itu?
Terdapat riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa malam Lailatul Qadar bisa terjadi pada malam ke-21, ke-23, ke-25, ke-27, atau malam ke-29, dan akhir malam bulan Ramadhan.
Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Ini menurut saya, wallahu a’lam, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab sesuai dengan pertanyaannya. Pendapat yang paling kuat bahwa itu terjadi pada malam-malam yang ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramad
Forum Salafy Purbalingga:
? PENGINGAT KALENDER HIJRIYYAH
?Hari Senin, 17 Ramadhan 1438H / 12 Juli 2017M
?Faedah:
??SEMUA SUDAH ALLAH TAKDIRKAN. JANGAN BERSEDIH, JANGAN PULA BERBANGGA
?Allah ta'ala berfirman:
{مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ}
?"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi, dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
?Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
{لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ}
?(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.
❌Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,
QS. Surat Al Hadid: 22-23
========
??Forum Salafy Purbalingga
Repost ulang
?As sunnah
Grup sharing kajian islam
As_sunnah:
? Renungan Pagi ?
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
? PERKARA YANG PALING MULIA.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
✍ Berkata Yusuf Bin Al Husain:
_" Sesuatu yang paling mulia di dunia ini adalah: Ikhlas, maka sering kali aku bersungguh-sungguh untuk menghilangkan riya dari hatiku, namun seolah-olah tumbuh dengan warna yang lain."_
▪️ Dan berkata Abu Sulaiman Ad Daaronii:
_" Jika seorang hamba ikhlas, maka akan terputus darinya banyak was-was dan riya."_
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
? Madaarijus Saalikin Libnil Qoyyim (2/92).
——————————————
☀ قال يوسف بن الحسين:
? أعز شئ في الدنيا: الإخلاص، وكم أجتهد في إسقاط الرياء عن قلبي، فكأنه على لون آخر..
? قال أبو سلبمان الدارني:
☀ إذا أخلص العبد انقطعت عنه كثرة الوساس و الرياء..
? مدارج السالكين لابن القيم 2/92.
----------------------
Broadcast by :
_Ahlus Sunnah Karawang;_
Repost ulang
?as-sunnah
Grup sharing kajian islam
Follow channel telegram
@kajianislamassunnah
Untuk mendapat informasi seputar agama islam
MENGANGKAT JARI DALAM TASYAHHUD
?Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Pertanyaan:
Ketika mengucapkan dua kalimat syahadat dan ketika mengangkat jari , ketika kami mengucapkan: (Asyahadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah -shallallahu ''alaihi wa sallam-), maka setiap orang shalat mengangkat jarinya dengan cara tertentu. Ada yang mengangkatnya sekali dan ada yang mengangkatnya dua kali karena dia beralasan sesungguhnya keduanya kalimat syahadat. Ada pula yang menggerakkan jarinya hingga akhir shalawat Ibrahim. Mohon Anda berkenan menjawab yang benar ataukah seluruhnya benar?
Jawaban:
Yang sunnah adalah mengangkat jari dalam tasyahhud, dalam tasyahhud awal dan tasyahhud akhir dari awal tahiyyat hingga akhirnya dan jari terangkat maksudnya jari telunjuk yang ada setelah ibu jari tidak terangkat penuh sebagai isyarat kepada tauhid (mengesakan Allah Ta'ala). Demikian yang shahih dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwasannya Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dalam tasyahhud awal dan akhir dari awal hingga akhirnya.
Adapun menggerakkannya, maka yang utama adalah menggerakkannya ketika berdoa mengucapkan:
➡Allahumma shalli 'ala Muhammad,
➡A'udzu billahi min 'adzabi jahannam,
➡Allahummaghfirlii,
➡Allahumma aatinaa fiddunya hasanah,
➡Allahumma a'inni 'alaa dzikrika
Digerakkan dengan gerakan yang sedikit ketika berdoa, inilah yang utama.
Adapun kondisi jari tegak yaitu tegak dari awal tasyahhud hingga akhirnya sebagai isyarat kepada tauhid.
?
Penulis Tuhfah al-Ahwadzi, al- Mubarakfuri, berkata, “Secara zahir, hadits-hadits isyarah semuanya menunjukkan bahwa isyarah dengan jari telunjuk dimulai dari awal duduk tasyahud. Saya tidak melihat satu pun dalil sahih yang menunjukkan seperti apa yang dikatakan oleh para ulama mazhab Syafi’i dan mazhab Hanafi.”
رفع الإصبع في التشهد
السؤال:
عند الشهادتين وعند رفع الإصبع عندما نقول: (أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمداً رسول الله -صلى الله عليه وسلم-)، فكل شخص من المصلين يرفع إصبعه على طريقة معينة، فمن يرفعه مرةً واحدة، ومن يرفعها مرتين؛ لأنه يقول: إنهما شهادتان، ومن يبقى يحرك إصبعه إلى نهاية الصلاة الإبراهيمية، أرجو أن تتفضلوا بالإجابة على الصحيح، أم أن الجميع صحيح؟
الجواب:
السنة رفع الإصبع في التشهد، في التشهد الأول، والآخر من أول التحيات إلى النهاية، وإصبعه مرفوعة يعني السبابة التي تلي الإبهام مرفوعة رفعاً غير كامل إشارة إلى للتوحيد، هكذا ثبت عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أنه كان يشير بالسبابة في تشهده الأول، والأخير -عليه الصلاة والسلام- من أوله إلى لنهاية، أما التحريك فالأفضل أن يحركها عند الدعاء، يقول اللهم صلي على محمد عند قوله أعوذ بالله من عذاب جهنم، وعند قول: اللهم اغفر لي، أو اللهم آتنا في الدنيا حسنة، اللهم أعني على ذكرك، يحرك عند الدعاء تحريكاً خفيفا، هذا هو الأفضل، وأما كون الإصبع قائمة فهي قائمة من أول التشهد إلى آخره إشارة إلى التوحيد.
? Dikutip dari channel @ukhwh
Repost
?as sunnah
Grup sharing kajian islam
Follow channel telegram
@kajianislamassunnah
Untuk mendapat informasi seputar agama islam
Last updated 1 month, 3 weeks ago
Бот @commisscf_bot
cr: @mermeladadepera ( ПИНТЕРЕСТ ТОЛЬКО. ) и cr: @wrompompom
Last updated 5 months ago
Last updated 4 months, 1 week ago