Telegram adalah sebuah ide tentang kebebasan dan privasi, memiliki banyak fitur yang mudah digunakan.
Last updated 1 month ago
Drama Korea Sub Indonesia.
Update 1 Season tiap hari.
Paid Promote @sultankhilaf
grup
@drakor_dramakorea_indo
Ikuti saluran Drakor Drama Korea Sub Indo di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VakqKxXCHDyeALNv2m2q
Last updated 2 months ago
COPAS/REPOST WITHOUT CR? DENDA 500k.
join : https://t.me/bulolwithyuchat
promosi berbayar chat : @ofcbulolwithyu
laporan/kritsar/izin : @binimarkrobot
Request di @hatersrbot
Last updated 1 month ago
(287)
Keadilan Hakiki
...
(Seri Ibnul Qayyim - 08)
Istighfar Berkualitas Tinggi
" Tanda amal ibadahmu diterima; ketika engkau menilainya tidak berharga, sedikit, dan kecil di hatimu. Sampai-sampai hamba yang arif, sesaat setelah berbuat taat langsung beristighfar kepada Allah "
" Siapa saja yang menyadari kewajiban-kewajiban nya sebagai hamba kepada Rabb-nya, kadar amalnya, dan cacat dirinya, maka tidak ada alasan untuk tidak beristighfar kepada Rabb-nya, ia merasa tidak berharga, dan menyadari betapa kecil dirinya " (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin 2/62)
(286)
Ingin Seperti Mereka, Hanya Saja...
Saya sering berbincang dan berdiskusi dengan rekan-rekan muda yang memiliki respek terhadap dunia pendidikan agama.
Kami dipertemukan oleh kesadaran bahwa mendidik anak-anak di atas ajaran Islam adalah tanggungjawab bersama.
Selalu ada hambatan. Diri sendiri justru kendala terbesar. Rasa malas di satu sisi, minder di sisi lain. Takut tidak ikhlas di sebelah, sebelahnya takut tidak bersyukur. Khawatir salah mendidik, juga khawatir jika ilmu tidak diajarkan.
Hambatan besar juga ketika muncul pikiran, " Aku juga ingin seperti mereka ". Mereka siapa? Apa yang mereka lakukan?
Ringkasnya begini. Izinkan mewakili rekan-rekan muda menggunakan kata ganti orang pertama, yaitu saya.
Saya ingin mempersiapkan diri untuk menikah, punya tanah, dan bangun rumah. Tapi, kapan? Saya ingin bertaawun membantu Pondok di program pendidikan.
Saya ingin fokus bekerja dan memulai usaha. Tapi, kapan? Jadwal mengajar padat.
Saya mau juga jalan-jalan dan menjelajahi lokasi baru. Tapi, kapan? Pelajaran hampir tidak ada liburnya.
Saya tertarik kalau diajak muncak di berbagai tujuan pendakian gunung. Tapi, kapan? Bahkan, di akhir pekan pun, Pondok tidak libur.
Saya senang olahraga. Dan saya juga ingin ikut kompetisi di kalangan ikhwan-ikhwan. Tapi, kapan? Izin sulit didapatkan.
Saya kadang-kadang "gemes" ketika mendengar orang-orang meluangkan waktu untuk hobinya, seperti memancing, berburu, atau utak-atik mesin. Tapi, kapan? Sudah terlanjur capek masuk kelas.
Saya merasa bagaimana ketika mendengar percakapan tentang berbagai hal kulineran. Saya ingin. Tapi, kapan? Siang padat, malam untuk istirahat.
Apalagi jika mengikuti perbincangan tentang gaya hidup, perkembangan teknologi, atau yang viral-viral. Kok saya tidak tahu?
Kepada rekan-rekan muda itu, saya hanya bisa menghibur dan membesarkan hati mereka, bahwa tiap-tiap orang memiliki pilihan hidup sendiri-sendiri.
Tidak usah dan jangan sampai memikirkan orang lain. Fokuslah pada jalan hidup yang engkau pilih, yaitu jalan ilmu. Belajar dan mengajarkan ilmu-ilmu agama.
Tidak mengapa jika tidak bisa sebagaimana mereka. Jangan kecil hati, jangan pesimis, karena tidak mampu seperti mereka.
Pokoknya, tidak usah melihat dan menilai orang lain!
Satu hal yang sangat menyejukkan adalah saat membaca nasihat berikut.
Al Imam Al Ajurri menyatakan dalam karya beliau berjudul Akhalaqul Ulama,
" ...sampai-sampai semua yang kering dan basah memohonkan ampunan untuk mereka. Ikan-ikan di lautan dan serangga-serangga tak ketinggalan. Binatang-binatang buas dan hewan-hewan ternak, bahkan langit dan bintang gemintangnya, semua turut memohonkan ampunan untuknya..."
Kemudian Beliau membawakan sabda Nabi Muhammad ﷺ dari sahabat Abu Darda dengan sanad lengkap :
إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ كُلُّ شَيْءٍ, حَتَّى الْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْبَحْرِ
" Sungguh, segala yang ada memohonkan ampunan untuk orang yang berilmu. Bahkan, ikan di dasar lautan pun turut memohonkan "
Untukmu, anak muda yang mengambil jalan ilmu, kurang indah di mana hidup jika semua makhluk hidup di sekitarmu selalu memohonkan ampunan untukmu? Tanpa engkau tahu.
Untukmu, anak muda yang melawan lelah dan bosan mengajari anak-anak kecil melafalkan huruf-huruf hijaiyah, apakah tidak memotivasimu ketika hewan dan binatang memohon kepada Allah agar engkau diampuni? Meskipun engkau tak pernah mendengarnya langsung.
Untukmu, anak muda yang berjuang melepaskan belengggu kesenangan duniawi karena mendampingi anak-anak belajar Al Qur'an, sadarilah bahwa langit yang engkau lihat dan bintang gemintang yang engkau pandang, pun memohon kepada Allah agar engkau diampuni.
Sungguh berbahagialah hamba yang diampuni Allah Ta’ala.
Musholla Al Ilmu, Lendah, 08 Februari 2025
(274)
Ngerumpi Kaum Istri, Ngerumpi Para Suami
....
(273)
Jangan Besar Pasak Dibandingkan Tiang
Pasak adalah paku yang terbuat dari bambu atau kayu yang berfungsi untuk menyambung atau menyatukan dua batang kayu. Termasuk menyambung tiang kayu penyangga rumah.
Peribahasa Indonesia berbunyi; besar pasak daripada tiang. Artinya? Belanja lebih besar daripada pendapatan.
Manusia memiliki kebutuhan, juga punya keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Sementara keinginan adalah sesuatu bersifat subjektif yang jika tidak terpenuhi, kehidupan masih bisa berjalan normal.
Kebutuhan juga masih bisa diklasifikasi menjadi primer/pokok, sekunder/penunjang pokok, dan tersier/pelengkap.
Manusia adalah makhluk yang paling sering mengeluh dan terlalu banyak menuntut. Manusia cenderung menyalahkan dan tidak siap menerima kenyataan bahwa dirinya lah yang salah.
Gaji, pendapatan, upah, dan penghasilan, yang dikaitkan dengan kebutuhan dan keinginan, manusia sulit memandang secara objektif dan adil.
Manusia mengeluh; gaji terlalu kecil, harga melonjak naik, ekonomi sedang tidak baik-baik saja, dan terlalu banyak pengeluaran.
Manusia menggerutu; apa-apa mahal, orang miskin tambah miskin, pemerintah tidak memihak rakyat, dan hidup di zaman sekarang semakin berat.
Itulah manusia! Tak mau disalahkan.
Coba renungkan firman Allah di dalam surat Al A'raf ayat 31
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan"
Jelas! Allah melarang gaya hidup konsumtif, gaya hidup yang berlebih-lebihan.
Seorang muslim dilarang bergaya hidup konsumtif, yaitu perilaku yang menggunakan uang untuk hal yang tidak penting dan tidak mendatangkan keuntungan.
Contoh perilaku konsumtif adalah membeli makanan beranekaragam namun akhirnya tidak dimakan habis, membeli barang padahal sudah memiliki, atau membeli barang branded untuk status sosial.
Contoh konsumtif yang lain adalah membuat acara hiburan, wisata mahal, traveling berbiaya tinggi, atau hobi-hobi yang menelan anggaran besar.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا
" Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros! "
Dengan demikian, coba hitung kembali pengeluaran selama ini, digunakan buat apa saja? Usahakan hidup hemat. Belajarlah untuk efisien.
2 orang dengan gaji yang sama, jumlah anggota keluarga sama, dan sama dalam banyak hal, karena berbeda gaya hidupnya, maka berbeda pula cara memandang pendapatan.
Yang satu memandang cukup karena pengeluaran disesuaikan pendapatan. Satu yang lain mengeluh kekurangan bahkan sering berhutang. Kenapa? Lebih besar pasak daripada tiang.
Anak-anak harus dididik dan dilatih untuk hidup berhemat. Mereka mestinya dibentuk dengan gaya hidup sederhana.
Bukan sebaliknya! Malah dikenalkan dan diakrabkan dengan paparan aplikasi belanja online. Sebab, hidup konsumtif pasti terlahir oleh promo-promo menggiurkan, bonus-bonus yang dijanjikan, dan discount-discount yang ditawarkan.
Intinya; pilih pilah lah kebutuhan, dan selektif lah untuk keinginan. Sebab, kemiskinan seringkali bukan disebabkan kurangnya nilai penghasilan, namun disebabkan besarnya pengeluaran yang tidak diperlukan.
Lendah, 03 Desember 2024
(272)
Dari Siapa Anak Berdusta?
Berbohong seolah tak dapat lepas dari sosok anak. Masih kecil sudah bisa bicara dusta. Ada saja cara memilintir atau mengakali cerita.
Secara kasuistik, anak selalu diposisikan yang salah. Anak dicap pembohong. Label nakal mulai disematkan. Bahkan, status anak jahat distempelkan.
Anak kecil yang berbohong, seakan-akan disamakan persis dengan orang dewasa atau yang sudah tua jika berbohong. Konsekuensi perilaku berbohong tidak dibedakan antara anak kecil dan yang sudah tua.
Padahal, berbohong yang dilakukan anak kecil, apakah memang benar-benar berbohong? Atau ada kemungkinan lain?
Contohnya, daya khayal anak-anak. Mereka seringkali berfantasi ketika bermain. Secara imajiner, seorang anak mulai mampu menyusun rangkaian cerita sederhana.
Seorang anak perempuan bertingkah seolah-olah ibu yang merawat anak. Lengkap dengan alur cerita sederhana.
Seorang anak laki-laki bergaya dengan kostumnya seakan-akan tentara. Lengkap juga dengan alur ceritanya.
Maka, orang tua harus bisa membedakan, kapan anak bercerita lalu dihukumi berbohong dengan kapan anak bercerita namun sedang berfantasi.
Selanjutnya, anak yang berbohong jika dikatakan berbohong, meniru siapa? Belajar dari siapa? Atau anak sudah bisa berbohong dengan sendirinya?
Saat Rasulullah ﷺ bertamu di rumahnya, Abdullah bin Amir bin Rabi'ah yang masih kecil dipanggil ibunya, " Ha, sini. Saya mau kasih kamu sesuatu ".
Rasulullah ﷺ bertanya, " Memangnya apa yang ingin engkau berikan kepadanya? "
" Saya ingin memberinya kurma", jawab ibunya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أما إنك لو لمْ تُعطيهِ شيئًا كُتبتْ عليكِ كَذِبةٌ
" Ketahuilah, sungguh jika engkau tidak memberinya sesuatu, maka tercatat satu kebohongan atasmu " HR Abu Dawud 4991
Inilah yang seringkali tidak disadari orang tua. Anak diberi janji, anak dikasih harapan, namun kenyataannya tidak.
Anak menangis supaya berhenti dijanjikan akan diberi ini diberi itu. Anak supaya mau belajar dijanjikan ini dijanjikan itu. Padahal, sejak awal orang tua tidak berkeinginan untuk memberi.
Di situlah anak meniru, dan di situlah anak mulai mengenal bohong.
Karena pendidikan anak sangat penting, Rasulullah ﷺ tidak melewatkan kesempatan untuk mengingatkan ibu Abdullah bin Amir bahwa hati-hati jangan sampai berbohong.
Sebab, seorang anak hanya meniru, hanya mengikuti saja. Maka, tanamkanlah kejujuran kepada anak. Bukan sebatas dengan kata-kata, namun yang terpenting adalah dengan sikap nyata.
Kemudian, jangan sampai ajaran kejujuran diruntuhkan dengan sikap berbohong. Jangan berbohong kepada anak!
Selasa, 26 November 2024
Dua tahun pertama adalah pondasi kehidupan seorang anak. Dua tahun pertama hidupnya akan sangat mempengaruhi tahun-tahun yang akan datang. Maka, jangan lewatkan kebersamaan dengan anak Anda!
Miris dan sedih rasanya ketika melihat kenyataan anak-anak yang ditinggalkan ayah ibunya. Alasan kerja, mengejar karir, atau alasan apapun itu. Akhirnya anak diserahkan ke rumah penitipan, atau dititipkan kepada pembantu di rumah. Makan, minum, pakaian, dan mainan belumlah cukup. Anak-anak membutuhkan perhatian dan kebersamaan.
Jangan heran jika seorang anak lebih menghormati pembantunya, daripada ibunya sendiri. Jangan heran bila anak lebih terbuka kepada pembantunya, di saat ia memilih menutup diri kepada ayah ibunya sendiri. Karena, dua tahun pertama ia lalui bersama pembantunya, bukan dengan orang tuanya.
Salut dan apresiasi untuk seorang ibu, seorang ayah, yang memilih anak dibandingkan karirnya. Demi anak, rela berhenti dari pekerjaannya.
Tidak akan sia-sia pengorbanan itu! Semoga memperoleh pekerjaan yang lebih baik, dan semoga anak Anda benar-benar menyatu secara fisik dan batin. Jangan sampai menyesal seperti seorang ayah yang disebutkan di pembuka tulisan ini. Baarakallahu fiikum
Lendah, 10 September 2024
(288)
Menyesal Karena Anak Ditinggal
Seorang ayah, setelah anaknya berusia remaja, mengatakan, “ Penyesalan besar dalam hidup saya adalah sering meninggalkan anak. Akibatnya, ikatan emosional antara saya dan anak terasa lemah “
Orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan anak. Satu contoh adalah kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.
Hal ini dipengaruhi oleh jalinan komunikasi yang diterapkan orang tua terhadap anaknya. Bagaimana orang tua berkomunikasi terhadap anak, seperti itulah komunikasi yang akan dilakukan anak terhadap orang lain.
Komunikasi anak kepada orang tua, adalah cerminan cara komunikasi orang tua terhadap anaknya.
Kita jabarkan sedikit. Jika orang tua berbicara kasar kepada anak, seringkali anak berbicara kasar kepada temannya. Bahkan, kepada orang tuanya pun kasar. Sebaliknya, orang tua yang berbicara dengan sopan, maka anak cenderung sopan saat berbicara kepada yang lain. Kepada orang tua pun ia terdidik untuk bicara sopan.
Pada kasus orang tua yang sering berpisah dengan anak, orang tua yang meninggalkan anak, termasuk juga orang tua yang jarang berinteraksi dengan anak, maka ikatan emosional nya lemah. Bahkan, seperti tidak ada ikatan sama sekali.
Jika tidak ada ikatan emosional, atau katakan saja lemah, maka apa yang terjadi? Anak cenderung tertutup, anak susah diajak bicara, bahkan mengalami ketakutan jika berhadapan. Apa dampaknya? Jika punya masalah, dan pasti punya masalah, anak tidak mau berterusterang. Takutnya, ketika masalah sudah menumpuk, terjadi ledakan masalah.
Jika ikatan emosional tidak terbentuk, maka apa efeknya? Anak kurang tanggap dengan kondisi orang tua. Orang tua sedang repot, anak enggan membantu. Orang tua sakit, anak tidak tergerak merawat. Orang tua susah, anak seolah tidak merasa. Anak menganggap orang tua nya, seperti orang lain. Bukan siapa-siapa nya.
Dalil-dalil dari Al Qur’an maupun Sunnah Nabi, serta praktik Salaf mengenai membersamai anak, amat banyak. Coba saja kita teliti, ada puluhan bahkan ratusan riwayat yang merekam untuk kita berbagai peristiwa dan kejadian bagaimana Rasulullah ﷺ membersamai anak-anak. Lebih-lebih anak dan cucu beliau sendiri.
Kali ini, saya rasa cukup satu ayat Al Qur’an yang semestinya sudah cukup sebagai pengingat, yaitu firman Allah Ta’ala dalam surat Al Baqarah ayat 233
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“ Dan kaum ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah adalah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut “
As Syaikh As Sa’di dalam Tafsir menyatakan, “ Ayat ini bentuknya berita, namun mengandung makna perintah “
Dua tahun masa menyusui adalah hak anak yang seringkali diabaikan. Bahkan, Al Utsaimin berpendapat untuk anak yang masih membutuhkan asupan ASI setelah masa dua tahun, tetap diberikan ASI sesuai kadarnya.
Selama dua tahun masa menyusui itu, kewajiban ayah untuk menanggung nafkah dan pakaian disebutkan dalam satu ayat. Dalam satu rangkaian penjelasan.
Hal ini menunjukkan bahwa ayah sangat diperlukan kehadirannya. Nafkah dan pakaian harus dipenuhi ayah tidak hanya saat menyusui, namun di hari-hari menyusui lebih ditekankan lagi. Kenapa?
(274)
Sudah Cukupkah Waktumu Untuk Anak?
Dibandingkan makanan dan minuman, waktu untuk bersama tentu lebih diinginkan anak.
Jika diberi pilihan, antara pakaian dan aksesoris, tentu anak lebih memilih waktu untuk bersama.
Bahkan, akan percuma bagi anak, bila diberi mainan atau diajak ke tempat bermain, lalu orang tua nya pergi, memisahkan diri, atau malah bermain sendiri.
Waktu bersama tidak akan terulang dan tidak mungkin tergantikan. Uang bisa dicari, barang dapat diberi. Tapi, waktu bersama, apalagi di momen spesial, apakah ada yang senilai dan sebanding?
Nabi Muhammad ﷺ sangat menekankan arti waktu untuk membersamai anak!
An Nasa'i (Shahih An Nasa'i 1140) meriwayatkan dari sahabat Syaddad Al Laitsi tentang perhatian Nabi Muhammad ﷺ terhadap anak-anak.
Nabi Muhammad ﷺ keluar dari rumah untuk salat menuju masjid Nabawi sambil menggendong cucunya; kalau bukan Hasan, maka Husain.
Beliau maju menuju tempat imam. Cucunya diletakkan di lantai. Beliau takbiratul ihram dan memimpin salat berjamaah.
Di tengah-tengah salat, Beliau sujud dengan durasi waktu yang lama. Tidak seperti hari-hari biasa.
Sahabat Syaddad mengangkat kepala dari sujud. Mungkin menyangka Nabi Muhammad ﷺ sudah bangkit dari sujud, atau mengkhawatirkan sesuatu.
" Ternyata, si cucu sedang berada di atas punggung Rasulullah, padahal Beliau masih dalam kondisi sujud. Maka, saya pun kembali sujud ", kata Syaddad.
Selepas salat, para sahabat bertanya, " Wahai Rasulullah, sungguh Anda tadi sujud di tengah-tengah salat dan Anda memanjangkan sujud. Sampai-sampai kami menyangka ada satu peristiwa telah terjadi, atau Anda sedang menerima wahyu "
Beliau menjawab:
كلُّ ذلكَ لم يكُنْ، ولكنَّ ابْني ارْتَحَلَني، فكرِهْتُ أنْ أُعْجِلَهُ حتَّى يَقضيَ حاجتَهُ.
" Bukan itu. Namun, cucuku bermain tunggang-tunggangan di punggungku. Maka, saya tidak ingin mengganggunya, sampai ia puas bermainnya "
Minimal ada 3 pelajaran penting dari hadis di atas.
Pertama : Sejak dini, anak telah dikenalkan dengan masjid. Bukan hanya tentang masjid tentunya. Anak pun dibiasakan dengan ibadah di masjid, utamanya salat.
Banyak hadis menerangkan bahwa di masa Nabi Muhammad ﷺ, anak-anak kecil dibawa ke masjid.
Tentu tidak asal dibawa! Anak mesti dikondisikan agar tidak mengganggu kekhusyukan salat, tidak membuat gaduh, dan tidak menimbulkan najis.
Jika dilatih dan dibiasakan, anak akan terbentuk untuk tenang dan tidak mengganggu salat.
Harapannya, sejak masih kecil, anak telah membangun hubungan yang baik dengan Allah Ta’ala.
Kedua : Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk kita agar memberikan waktu yang cukup dalam membersamai anak.
Dengan membersamai, anak akan tumbuh kuat dan tangguh secara fisik, mental, sosial, dan kecerdasan.
Karena, kebersamaan dengan anak adalah asupan terbaik untuk tumbuh kembangnya.
Anak yang jarang diperhatikan, kurang porsi kebersamaannya dengan orang tua, tentu sedikit banyak membuat anak menjadi lemah. Lemah dalam aspek fisik, mental, sosial, dan kecerdasan.
Telegram adalah sebuah ide tentang kebebasan dan privasi, memiliki banyak fitur yang mudah digunakan.
Last updated 1 month ago
Drama Korea Sub Indonesia.
Update 1 Season tiap hari.
Paid Promote @sultankhilaf
grup
@drakor_dramakorea_indo
Ikuti saluran Drakor Drama Korea Sub Indo di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VakqKxXCHDyeALNv2m2q
Last updated 2 months ago
COPAS/REPOST WITHOUT CR? DENDA 500k.
join : https://t.me/bulolwithyuchat
promosi berbayar chat : @ofcbulolwithyu
laporan/kritsar/izin : @binimarkrobot
Request di @hatersrbot
Last updated 1 month ago