nemu di komenan ytnya mbak nesi ):

Sepertinya pak Sumo bisa membaca pikiranku karena mataku menerawang jauh mencari-cari sesuatu.

"Lokasi itu tidak akan terlihat dari sini dik karena ada di balik bukit. Nanti saya antar kesana tapi tinggal dulu sebentar ya, saya buatkan kopi, hitung-hitung istirahat. Saya suka sampean datang karena jarang ada tamu kesini padahal tamu kan membawa rejeki,” pak Sumo bersikeras rupanya.

Aku tadi memilih jalan memutar menyeberangi jembatan sebuah sungai padahal seharusnya mengikuti jalan tepi sungai itu. Jadi aku sekarang justru ada di lembah atas.

Cuma herannya kok tidak terlihat cahaya senter, api unggun atau suara-suara ya karena tadi kan ada yang bawa gitar dan kendang untuk musik dangdut?

Dia menyerah dan mempersilahkan aku duduk di bangku panjang dari bambu (lincak - jawa) dan bapak itu sendiri duduk di balok kayu. Kata bapak yang ternyata bersama ‘Sumo’ itu, sebenarnya aku tidak tersesat jauh karena lokasi perkemahan ada di bukit bawah dan ada jalan tembus kesana.