“PENGAGUNGAN KEPADA ALLAH YANG WAJIB DILAKUKAN SETIAP MANUSIA”
(?Faidah Kajian Kitab Tauhid, Bab: Keagungan Allah)

Hakikat mengagungkan Allah adalah pada saat seseorang mentauhidkan Allah.

Sebaliknya, orang-orang yang berbuat kesyirikan kepada Allah maka pada hakikatnya mereka tidak sedang mengagungkan Allah (walaupun dengan lisannya ia mengatakan bahwa ia mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta'ala).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (Qs. Az-Zumar: 67)

Allah menyatakan statement tersebut di dalam al-Qur'an untuk membantah orang-orang musyrikin yang berbuat kesyirikan. Bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala marah besar pada saat mereka menduakan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Yang Allah Subhanahu wa Ta'ala inginkan dari kita adalah menjadikan Allah satu-satunya tujuan dalam beribadah sebagaimana Allah jadikan hal tersebut sebagai tujuan diciptakannya manusia.

Sekali lagi..?????? ??????????? ?????? ????? ???????? ?????? ????? ???????????? ?????.

Adapun orang-orang yang tidak mentauhidkan Allah (berbuat syirik) -entah ia menyembelih untuk selain Allah, memberikan sesajen kepada ruh-ruh, meyakini ada yang bisa menurunkan hujan selain Allah, dan lain sebagainya-, maka ini merupakan sebuah kehinaan pada orang yang melakukannya karena ia tidak mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Di antara ayat yang menjelaskan tentang betapa agungnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dan betapa lemahnya sesuatu selain Allah.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ، مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. ???????????? ?????? ???? ???? ???? ?????? ????? ??????-???? ????? ????? ??????????? ?????? ????????, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. Al-Hajj: 73-74)

Oleh karenanya sebagai mukmin, perhatikan tauhid kita..
Perhatikan bagaimana kita berharap..
Bagaimana kita bertawakkal..
Pada saat terkena musibah; kepada siapa kita lari?
Pada saat kita terkena masalah; kepada siapa kita mengadu dan mengeluh?
Pada saat kita memiliki satu urusan yang sangat penting, kita ingin sekali urusan tersebut selesai; kepada siapa kita meminta pertolongan?

Disitulah terlihat tauhid seseorang.
Disitulah terlihat; apakah seseorang tersebut mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta'ala atau tidak?
Maka, menjadi pelajaran besar buat kita semua, bahwa: “??????????? ????? ?????? ???????????? ?????”

—Ustadz Hamdi Albakry, Lc حفظه الله تعالى

يَا رَسُوْلَ اللهِ، يَا خَيْرَنَا وَابْنَ خَيْرِنَا، وَسَيِّدَنَا وَابْنَ سَيِّدِنَا، فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُولُوا بِقَوْلِكُمْ وَلَا يَسْتَهْوِيَنَّكُمْ الشَّيْطَان، أَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، مَا أُحِبُّ أَنْ تَرْفَعُونِي فَوْقَ مَنْزِلَتِي الَّتِي أَنْزَلَنِي اللَّهُ

“Ya Rasulullah, wahai orang yang paling baik di antara kami, dan putra orang yang terbaik di antara kami, wahai pemimpin kami dan putra pemimpin kami”, maka Rasulullah ﷺ bersabda: “wahai manusia sekalian! Ucapkanlah kata-kata yang wajar saja bagi kalian, dan janganlah sekali-kali kalian disesatkan oleh syaithan. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya, aku tidak senang kalian mengangkatku melebihi kedudukanku yang telah diberikan Allah kepadaku.” (HR. An Nasai)

Para ulama mengatakan bahwa nabi shallallahu'alaihi wa sallam ingin menjaga wilayah tauhid; jangan sampai dikotori dengan sesuatu yang bisa menyeret seseorang kepada seseorang.

? ?????? ????????????? ??????????? ???? ”?????? “:

1. Tidak boleh diucapkan kepada orang yang tidak layak mendapatkan pujian tersebut.

2. Tidak boleh berlebih-lebihan.
   Sebagaimana dalam hadits tersebut, nabi shallallahu'alaihi wa sallam melarang untuk mengucapkan sayyid kepada dirinya karena nabi khawatir pujian tersebut menjadikan ia berlebihan-lebihan kepada nabi shallallahu'alaihi wa sallam.

Berlebihan dalam beragama, dapat membinasan seseorang. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ

“Wahai sekalian manusia, jauhilah sikap ghuluw (melampaui batas) dalam agama. Sesungguhnya perkara yang membinasakan umat sebelum kalian adalah sikap ghuluw mereka dalam agama.” (HR. An-Nasa'i)

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam juga bersabda,

لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ.

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya).” (HR. Bukhari)

Nabi shallallahu'alaihi wa sallam tidak ridha kaum mukminin berlebih-lebihan kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.

Di antara faidah juga adalah bahwa seseorang berhak untuk menegur ketika mendapat pujian yang berlebihan. Karena pujian yang berlebihan dapat menghancurkan seseorang.

Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ، فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمِ التُّرَابَ

“Jika engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya.” (HR. Muslim)

Pada saat ada yang memuji, maka ketahuilah bahwa mereka sedang memuji apa yang mereka lihat (padahal ada blind spot yang mereka tidak tau tentang diri kita)

Perkataan yang sangat indah dari salah seorang Syaikh: ???? ???? ????????? ????????? ?????? ????, ???? ???????? ????? ???? ?????????? ?? ????? ?????? ?????? ???? ????. ????? ?? ?????? ?????? ????? ????? ???? ????? ??????? ?????? ????

Oleh karenanya, di antara nikmat Allah kepada kita adalah Allah; memberikan tirai yang menutupi aib-aib kita. Sehingga orang tidak melihat diri kita yang asli, melainkan melihat tirai tersebut.

—Ustadz Hamdi Albakry, Lc حفظه الله تعالى

“????? ?????????? ????? ??????? ??????? ?????? ??? ??????? ????? ??????????”
(?Faidah Kajian Kitab Tauhid, Bab: Tentang Penjagaan Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam terhadap Pagar atau Sekitar Syirik Tauhid san Penutupan Pintu-pintu Syirik)

Betapa nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersemangat untuk menjaga keutuhan tauhid ummatnya. Sehingga yang dijaga oleh nabi shallallahu' alaihi wa sallam bukan hanya tauhidnya, namun hal-hal yang bisa mencoreng tauhid seseorang. Demikianlah bentuk rahmat Rasul shallallahu'alaihi wa sallam kepada kita semua.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin" (Qs. At-Taubah: 128)

????? ?????????? ???????????'?????? ?? ?????? ????? ??????? ???????? ?????? ????? ?????? ????:

1. Tauhid adalah inti ajaran Islam (pada saat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam menjadi utusan Allah untuk menyebarkan Islam, yang menjadi fokus inti dalam dakwah beliau adalah mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala).

2. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam menyebutkan tentang keutamaan tauhid yang hal tersebut memotivasi ummatnya agar senantiasa menjaga tauhidnya.

3. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengingkari sahabat-sahabatnya yang melakukan praktik-praktik kesyirikan.

4. Nabi shallallahu'alaihi wa sallam menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya dan ummatnya bahwa keberkahan hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. (kita dapatkan fenomena dari sebagian orang yang melihat keistimewaan dari satu perkara, mereka suka berharap untuk mendapat keberkahan dari satu hal yang istimewa tersebut. akhirnya mereka salah kaprah dalam memahami keberkahan. Sehingga, hal-hal yang tidak berkah sekalipun, mereka mengambil keberkahannya. Semisal, sebagian orang ngalap berkah pada pohon keramat, sebagian lagi ngalap berkah pada sorban yang dikenakan oleh ustadznya, atau sebagian yang lain bekas minum ustadznya direbut untuk mengambil keberkahan, dan lain sebagainya).

5. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam melarang sahabat-sahabatnya untuk menjadikan kuburan beliau shallallahu'alaihi wa sallam tempat yang diagungkan dan tempat untuk meminta kepadanya.

???? ???????????'?????? ?? ?????? ????? ????? ???????? ???????? ????? ??????? ??????????. ????? ??? ???-??? ???? ?????? ??????? ????? ??????????, ???? ???? ????????????? ????????? ?????? ??????????.

Dari Abdullah bin Asy Syikhkhir radhiyallahu ‘anhu berkata:

انْطَلَقْتُ فِي وَفْدِ بَنِي عَامِرٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَقُلْنَا: أَنْتَ سَيِّدُنَا، فَقَالَ: «السَّيِّدُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى» قُلْنَا: وَأَفْضَلُنَا فَضْلًا وَأَعْظَمُنَا طَوْلًا، فَقَالَ: «قُولُوا بِقَوْلِكُمْ، أَوْ بَعْضِ قَوْلِكُمْ، وَلَا يَسْتَجْرِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ»

“Aku datang bersama suatu delegasi Bani Amir kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam, kami berkata: ‘Engkau adalah sayyiduna (pemimpin kami)’, maka beliau bersabda: ‘Sayyid yang sebenarnya adalah Allah tabaraka wa ta’ala’, kemudian kami berkata: ‘Engkau adalah yang paling mulia di antara kami dan paling memiliki kemampuan di antara kami’. Beliau bersabda: “Ucapkanlah semua atau sebagian kata-kata yang wajar bagi kalian, dan janganlah kalian digelincirkan oleh syaithan.” (HR. Abu Daud)

Dikatakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa ada sebagian orang berkata:

“????? ?????????? ????? ??????? ????????? ?????? ??????????”
(?Faidah Kajian Kitab Tauhid, Bab: Tidak Menjadikan Allah sebagai Syafaat atau Perantara kepada Makhluk-Nya)

Di antara bentuk tauhid seseorang adalah ia beradab kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Beradab dalam berucap..
Beradab dalam berperilaku..
Berada dalam berdo'a kepada Allah subhanahu wa Ta'ala..

Sehingga tidak boleh seseorang menjadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai perantara yang memberikan syafaat. Kedudukan Allah adalah yang memiliki wewenang. Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memutuskan perkara, mentakdirkan, memberikan kehidupan kepada seseorang, memberikan manfaat memberikan mudharat, semuanya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Di antara bentuk dari seseorang tidak mengagungkan Allah adalah pada saat ia menjadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai perantara untuk memberikan syafaat kepada makhluk-Nya.

? ????? ????????? ??????? ??? ?????? ????? ??????

Sebagian ulama memberikan catatan bahwa tidak baik seseorang itu bersandar kepada doa orang lain.
Sehingga, jangan sampai kemudian kita menggantungkan hati kita kepada orang lain. Justru gantungkanlah hati kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk berdo'a kepada Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran." (Qs. Al-Baqarah: 186)

Oleh karenanya, pada saat kita ingin meminta, maka jangan andalkan orang lain. Andalkan do'a kita. Karena Allah sangat senang, Allah memerintahkan kita untuk berdo'a langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Namun ???? ??? ????????? ????? ??????? ??'? ?????? ????? ???? ???????? ????? ?????? ?????? ????? ???????? ????? ?????. Akan tetapi walaupun diperbolehkan, jangan jadikan hal tersebut sebagai sebuah kebiasaan

Sebagaimana hal tersebut dilakukan oleh sebagian sahabat nabi. Di antaranya Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu pada saat menjadi khalifah kaum muslimin dan terjadi kekeringan di kota Madinah. Maka pada saat itu, Umar bin Khattab datang kepada paman nabi shallallahu'alaihi wa sallam yang bernama al-'Abbas bin Abdul Mutthalib untuk meminta do'a kepadanya. Umar datang kepadanya kemudian mengatakan:

لَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِينَا، وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا

“ya Allah kami dahulu bertawassul dengan nabi kami meminta kepada-Mu lalu Engkau menurunkan hujan kepada kami. Maka sekarang kami bertawassul dengan paman nabi kami meminta kepada-Mu maka turunanlah hujan kepada kami.” (HR. Bukhari) *)maksud dari bertawassul di sini adalah meminta doa.

? Pelajaran yang penting di sini adalah bahwa pada saat Umar bin Khattab ingin neminta hujan, beliau tidak pergi ke kuburan nabi shallallahu alaihi wa sallam (padahal kuburan nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ada di Madinah dan sangat mudah bagi Umar bin Khattab untuk mendatanginya). Akan tetapi yang beliau lakukan adalah beliau pergi ke paman nabi shallallahu'alaihi wa sallam; al-'Abbas bin Abdul Mutthalib radhiyallahu'anhu.

Sehingga hal ini menunjukan bahwa ???? ???? ????????? ??? ????? ?????, ????? ????? ????????? ??????? ????????? ???????? ????? ???????? ?????? ?????????? ???????????'?????? ?? ??????.

—Ustadz Hamdi Albakry, Lc حفظه الله تعالى

Demikianlah ????? ???? ?????????? ???????? ?? ????? ???? ???? ?????????. Ia adalah dosa yang menghancurkan orang-orang yang suka beribadah, suka shalat, orang-orang yang suka ikut kajian, orang-orang yang sudah menjalankan sunnah (memakai janggut, cadar), dan lain sebagainya.

Oleh karenanya milikilah pandangan bahwa ternyata, tidak semua orang yang bermaksiat, ia akan masuk dalam neraka.

Tidak boleh bagi kita untuk meremehkan orang yang belum ngaji, atau orang yang belum menjalankan sunnah, belum mengerti banyak hal dalam agama -dan lain sebagainya- karena bisa jadi mereka yang mendapat ampunan dari Allah.

Adapun kita yang sudah mengerti, sudah ngaji, (merasa) sudah memiliki banyak ilmu, bisa jadi kita tidak mendapatkan rahmat Allah.

Oleh karenanya para ulama menyebutkan ???? ???? ???? ??????? ????? ???? ?????? ??????????? ??????? ??? ????, ???? ???? ????? ???????? ???? ?????? ?? ????? ???? ???? (kasih sayang, berusaha mengajak orang tersebut untuk taat kepada Allah dan meninggalkan maksiatnya) ????? ??????????????, ????????????, ??????????????.

—Ustadz Hamdi Albakry, Lc حفظه الله تعالى

(?Faidah Kajian Kitab Tauhid, Bab: Bersumpah atas Nama Allah)

Seseorang harus berhati-hati pada saat ia bersumpah atas nama Allah Subhanahu wa Ta'ala.

???? ????? ??????????? ????? ????????? ???? ???? ????? ??? ? ?????:

?. ????????? ???? ???? ????? ???? ??? ???? ????????? ?????? ?????-????? ???? ????? ???? ?????.

Contoh: “Demi Allah orang-orang musyrikin kekal di dalam neraka.”
“Demi Allah jika seseorang itu bertaqwa kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar kepadanya.”

Maka yang semacam ini dibolehkan, karena itu semua adalah hukum-hukum yang sudah jelas yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sebutkan atau yang nabi shallallahu'alaihi wasallam sebutkan dalam sunnahnya.

?. ????????? ???? ???? ????? ???? ????????? ?????????? ?????? ????? ??????? ???? ?????.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِن عِبَادِ اللهِ مَن لَو أَقسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ

“Sungguh di antara hamba-hamba Allah ada seorang kalau dia bersumpah dengan nama Allah maka Allah akan mengabulkan sumpahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

???? ????? ?????????? ????? ????? ?????? ??? ????????????? ????? ??????? ???? ?????-????? ?????? ??? ?????-????? ???? ????????? ???? ?? ?????? ????-???? ????? ????????? ?? ??'??? ((dan tentu kita tidak bisa mengklaim bahwa diri kita shalih atau wali Allah Subhanahu wa Ta'ala)). Akan tetapi demikianlah penjelasan dari para ulama bahwa ????? ?????? ??? ????? ?????? ?????-????? ???????? ???????? ?????-????? ????????-??????? ??????????? ???? ????? ????????? ?? ??'??? ????? ?????? ?????? ???? ???-??? ???? ?????? ????????.

?. ????????? ???? ???? ????? ????? ?????????? ??????? ???? ???????? ?????? ???? ???? ???? ??????????? ????? ????; maka yang seperti ini adalah sangat berbahaya.

Sebagaimana sabda nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda (yang hadits berikut, menjadi dalil dalam bab ini).Jundub bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

قَالَ رَجُلٌ: وَاللهِ لاَ يَغْفِرُ اللهُ لِفُلاَنٍ، فَقَالَ اللهُ ﷻ: مَنْ ذَا الَّذِيْ يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لاَ أَغْفِرَ لِفُلاَنٍ؟ إِنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ

“Ada seorang laki-laki berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan, maka Allah ﷻ berfirman: “siapa yang bersumpah mendahului-Ku, bahwa aku tidak mengampuni si fulan? Sungguh Aku telah mengampuni-Nya dan Aku telah menghapuskan amalmu.” (HR Muslim)

وَفِيْ حَدِيْثِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ القَائِلَ رَجُلٌ عَابِدٌ. قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ: “تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَوْبقَتْ دُنيَاهُ وآخِرَتَه”

Dan disebutkan dalam hadits riwayat Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa orang yang bersumpah demikian itu adalah orang yang ahli ibadah. Abu Hurairah berkata, “Ia telah mengucapkan suatu ucapan yang menghancurkan dunia dan akhiratnya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Syaikh Shalih Sindi حفظه الله تعالى menyebutkan bahwa ?????? ???? ?????????? ????-???? ?????? ???? ?????? ????????, ??? ? ???????????:

1. Dihapuskan amal shalihnya karena ia terjatuh ke dalam kekufuran (karena telah menghukumi orang tersebut seakan-akan dia adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala -hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memiliki hak untuk menghukumi seseorang-). Oleh karenanya jika kondisinya seperti ini, maka ia kekal di dalam neraka.

2. Ucapan tersebut hanya karena ujub di dalam hatinya atau merendahkan orang lain, maka tidak sampai menjadikannya kekal di dalam neraka.
   ____

“????????? ?????????? ????? ?????? ?????”
(?Faidah Kajian Kitab Tauhid, Bab: Perjanjian dengan Allah dan Nabi-Nya)

Manusia pada saat dilahirkan di dunia ini, maka di situ ada perjanjian besar antara dirinya dengan Penciptanya (Allah Subhanahu wa Ta'ala). Sehingga ???? ?????????? ?????? ???? ?????????? ?????????, ???? ?????? ??????????? ?????????? ???? ?????? ????? ????????? ?? ??'???; memenuhi hak Allah Subhanahu wa Ta'ala (menyembah Allah semata dan tidak berbuat syirik kepadanya), melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah yang dengan itu Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan ganjaran kepada kita.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Qs. Al-Baqarah: 40

وَاَوْفُوْا بِعَهْدِيْٓ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْۚ

“Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku”

Syaikh ibnu Utsaimin رحمه الله تعالى mengatakan
“Sesungguhnya Allah memiliki janji atas hamba-hambaNya yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya yaitu beribadah kepadaNya mentauhidkanNya dan tidak berbuat syirik sedikitpun. Begitu juga Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti akan menunaikan janjiNya kepada hamba-hambaNya bahwa Allah tidak akan mengazab seseorang yang tidak berbuat syirik sedikitpun.”

????????? ????? ???????? ????? apabila janji tersebut adalah janji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atau janji seseorang kepada orang lain dengan nama Allah yang janji tersebut merupakan satu hal yang penting untuk diperhatikan.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji menyelisihi, dan jika dipercayai mengkhianati.” (HR. Bukhari)

Oleh karenanya jangan terlalu mudah bagi kita untuk mengumbar janji. Karena janji itu berat. Kalau memang tidak bisa memenuhi apa yang diinginkan oleh seseorang, maka lebih aman bagi kita untuk tidak menjanjikannya.

Di antara bentuk perjanjian yang penting untuk diperhatikan adalah pada saat seseorang membuat perjanjian akad (perdagagangan/berbisnis/bermitra/dan lain sebagainya). Maka ini adalah salah satu bentuk janji yang harus ditepati.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda

الْمُسْلِمُوْنَ عَلَى شُُرُوْطِهِمْ

“Kaum muslimin harus memenuhi syarat-syarat yang telah mereka sepakati” (HR. Bukhari)

Oleh karenanya pelajaran bagi kita semua bahwa ???? ????? ???? ????? ???? ?????????? ?????? ???????. Baik itu kita adalah seorang karyawan, atau seorang yang sedang berdagang, atau hal-hal lainnya. Maka kita memenuhi hak-hak yang memang harus dipenuhi dan menjadi kewajiban kita.

Bahkan ?????? ???? ???????? ????????? ???? ?????????? ????? (?????-????? ????? ????????, -???? ???? ???????? ????? ??????-), ????? ????? ???? ???? ????? ??????? ????; di antaranya dengan tidak menghianati perjanjian kepadanya dan ????? ????? ??????? ??????.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Qs. al-Maidah: 8

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ

“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa.”

—Ustadz Hamdi Albakry, Lc حفظه الله تعالى