Jaga jarak sama temen yang suka rendahin kamu (dan mimpimu), meskipun ‘cuman’ bercanda.

Aku bilang, “jaga jarak” bukan benci dan memusuhi.

Pelan-pelan hal ini bisa ganggu langkah dan kesehatan mental kamu. Mulai merasa minder dan ragu sama diri sendiri.

Memang demikian, saat kamu mulai berani bermimpi, apalagi saat sudah terlihat (sedikit) hasil dari kerja kerasmu. Orang-orang akan berusaha mencari celah untuk melemahkanmu.

Jangan tertipu—tidak semuanya dengan cacian dan kata-kata kasar, seringkali justru lewat candaan sambil tersenyum (sok) manis dan tertawa (sok) asyik, tapi tujuannya sama; membuatmu berhenti.

Kenapa begitu? Karena sebagian orang memang tidak nyaman saat melihat seseorang berada di atas mereka.

Jadi, tetaplah jaga jarak. Fokus pada tujuan dan kelilingi dirimu dengan orang-orang yang ngedukung kamu.

Jangan biarkan siapa pun dan apa pun hentiin langkahmu.
____
📍Universitas Islam Madinah • 01:30
_____https://t.me/emosidiksi

Nanti, kalau kamu dijauhi dan disikapi karena punya mimpi, jangan ikutan membenci.

Sampai nanti mereka pelan-pelan sadar dan paham, datang kembali memperbaiki pertemanan.

Terima (maafkan) dan pilah, jangan dipukul rata. Pilah, mana yang kembali dengan jabat tangan erat dan mana yang tetap (harus) kamu beri sekat.

Fokus saja dengan apa yang kamu inginkan, jujur dan bekerja keraslah. Hal baik dan orang baik akan datang bersama kualitas dirimu yang semakin membaik.
_____https://t.me/emosidiksi

Kamu punya segalanya, aku punya banyak kecewa. Pantas saja, kita sama-sama punya privilage untuk tidak terhenti (bermimpi).
__Soon, 17 Oktober “ABS” cetakan ke-5, insyaallah.

__https://t.me/emosidiksi