بسم الله

**? Diantara Sebab Penulisan Kitab Akidah**
..
Banyak diantara para ulama akidah yang menulis kitab akidah berdasarkan kondisi masing-masing di zaman mereka.
Misalnya:
Di zaman Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab banyak terjadi penyimpangan dalam masalah tauhid uluhiyah(ibadah) oleh karena itu beliau menulis "kitab at-Tauhid", dalil-dalil yang dibawakan adalah seputar mengesakan Allah dalam peribadahan, hal tersebut dalam rangka meluruskan penyimpangan yang tersebar di tengah masyarakat pada zaman itu serta membantah orang-orang yang membolehkan untuk menyekutukan Allah dalam beribadah.

Di zaman dahulu, misalnya ada juga namanya kitab At-Tauhid karya Ibnu Khuzaimah. Akan tetapi di dalamnya hanya pembahsan seputar asma wa shifat, seperti: Allah di atas Arsy, Allah punya 2 mata, Allah punya 2 tangan, Allah punya wajah, Allah tertawa, dsb. Hal tersebut karena memang di zaman beliau banyak penyimpangan dalam masalah asma wa shifat Allah.

Banyak juga diantara ulama akidah yang menulis kitab akidah khusus dalam permasalahan takdir terutama pada zaman dimana aliran Qodariyah sedang berkembang (begitu juga Mu'tazilah) yang mereka memiliki keyakinan menyimpang dalam permasalahan takdir.

Referensi:
• Faedah dari Ustaz Muhammad Yassir, Lc., M.H. hafizhahullah pada kajian kitab Kasyfu Syubhat, Masjid Abdillah Rabbani Residence, Jember (30 Syawal 1444/20 Mei 2023)
___ *?* Jember, 26 Safar 1446 H
┈┉┅━━••••━━┅┉┈
#adab
t.me/kutaibulfawaid

... Sebagaimana tatkala belajar matematika tidak langsung mempelajari trigonometri sebelum tuntas belajar aritmatika dan aljabar, maka begitupula dengan belajar ilmu agama baik akidah dan ushuluddin ataupun yang lainnya. Adapun jika ingin belajar kitab Fatawa…

bahwa Imam Ahmad bin Hanbal (w.241 H) rahimahullah berkata dalam buku beliau, Ushul as-Sunnah pada pembahasan tentang sikap 'taat kepada pemimpin',

"...Barangsiapa yang memberontak kepada Imam kaum muslimin setelah mereka berkumpul dan mengakuinya sebagai khalifah, dengan cara apapun dengan ridha maupun dengan paksaan, maka pemberontak itu telah memecahkan persatuan kaum muslimin dan menyelisihi atsar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kalau dia mati dalam keadaan memberontak (kepada pemimpin) maka dia mati dalam keadaan mati jahiliyah.
..
Tidak dihalalkan atas seorangpun memerangi sulthan (pemimpin) atau memberontaknya, barangsiapa yang melakukannya maka dia adalah mubtadi’ (ahlul-bid’ah), sudah tidak diatas Sunnah dan jalan yang lurus."

Waffaqokumullah 'azza wajalla
__
Referensi :
• Ushul as-Sunnah. Cetakan pertama. 1411 H. Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Asy-Syaibani (w.241 H). Penerbit Darul Manar, hlm. 45-47
___ *?* Ngawi, 17 Safar 1445 H
┈┉┅━━••••━━┅┉┈
#akidah
t.me/kutaibulfawaid

بسم الله
وبه نستعين
والصلاة والسلام على أشرف الانبياء والمرسلين
اللهم ارزقنا مع العلم تقوى
تعصمنا من السيئات وتعيننا على الطاعات

Ketahuilah, semoga Allah memberkahimu juga keluargamu dan menjadikanmu serta anak keturunanmu diantara barisan pembela agama Allah yang haq..

bahwa Abul Hasan al-Asy’ari (w.324 H) rahimahullah berkata dalam buku beliau, Al-Ibanah 'an Ushul ad-Diyanah pada pembahasan tentang khuf dan sikap terhadap pemimpin,

"...Bahkan membasuh bagian atas khuf (alas kaki yang menutup kedua mata kaki) adalah sunnah, baik yang hadir (mukim) ataupun safar, tidak sebagaimana keyakinan orang yang mengingkarinya (dari kalangan syiah rafidah)

Bahwasanya kita berpendirian untuk mendoakan para pemimpin kaum muslimin dengan kebaikan dan mengakui kepemimpinannya. Kita menganggap keliru orang yang beranggapan akan bolehnya keluar dari kepemimpinan mereka, yakni ketika nampak dari mereka meninggalkan konsistensi (keistiqomahan dalam beragama).
..
Serta kita mengingkari pemberontakan bersenjata (kepada penguasa), dan kita meninggalkan peperangan yang muncul karena fitnah (antara sesama muslim)."

Waffaqokumullah 'azza wajalla
__
Referensi :
• Al-Ibanah 'an Ushul ad-Diyanah. Cetakan ke-3. 1411 H. Abul Ḥasan al-Asy'ari (w.324 H). Takhrij dan tahqiq oleh Basyir Muhammad 'Uyun, Penerbit Maktabah Darul Bayan, hlm. 25-26
___ *?* Ngawi, 17 Safar 1445 H
┈┉┅━━••••━━┅┉┈
#akidah
t.me/kutaibulfawaid

بسم الله **?“Jika memang demikian, Allah pasti tidak akan meninggalkan kami..”
__
Dalam sebuah literasi disebutkan bahwa bapak Presiden ke-3, Prof. Dr.Ing. Ir. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng. rahimahullah berkata : "Seorang pria tidak akan pernah menjadi seorang pria yang besar tanpa adanya perempuan hebat di sisinya, yang selalu memberi dukungan dan harapan dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil."

Dalam sebuah ungkapan juga disebutkan : "di balik sesosok pria yang kuat, ada wanita yang hebat; sehebat apapun wanita harus ada lelaki yang membimbingnya"..
...
Jauh beberapa abad yang lalu, ada sebuah momen bersejarah terjadi, tentang sepasang suami-istri yang begitu tawakkal dan sabar dalam menjalani ujian kehidupan..
Begitu jujur dan tulusnya mereka, sampai-sampai Allah abadikan kisah tersebut dalam kitab-Nya yang mulia..
..
Ketika Ismail baru saja dilahirkan dan dalam penyusuan ibunya (Hajar), Nabi Ibrahim 'alaihissalam membawa keduanya menuju Baitullah tepatnya di sebuah pohon rindang yang saat ini berada di atas sumber mata air zam-zam.

Saat itu, tidak ada seorangpun di Makkah, dan juga tidak ada sumber air..
Nabi Ibrahim 'alaihissalam hanya meninggalkan sebuah kantung yang berisi kurma untuk keduanya juga meninggalkan wadah yang berisi air minum. Kemudian Nabi Ibrahim 'alaihissalam berpaling dan pergi tanpa meninggalkan satupun kalimat.
Hajar merasa bingung, ia pun mengikutinya sembari berkata: “Wahai, Ibraihim..! Kemana engkau akan pergi meninggalkan kami di lembah yang sunyi dan tak berpenghuni ini?”
Hajar mengulangi pertanyaan itu berkali-kali, namun Ibrahim tidak menoleh, tak pula menghiraukannya.

Kemudian Hajar pun bertanya: “Apakah Allah yang telah memerintahkan kamu atas semua ini?!”

Ibrahim menjawab,“Ya..”

Mendengar jawaban itu, maka Hajar berkata: “Jika memang demikian, Allah pasti tidak akan meninggalkan kami”. Lantas Hajar kembali menuju tempatnya semula.

Adapun Ibrahim ia terus berjalan meninggalkan mereka, sehingga sampai di sebuah tempat yang ia tak dapat lagi melihat istrri dan anaknya. Ibrahim pun menghadapkan wajah ke arah Baitullah seraya menengadahkan tangan dan berdoa:

Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur
[QS. Ibrahim : 37].
__
Referensi:
• Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, Cetakan ke-6. 1443 H. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Si'di. Penerbit Dar Ibnul Jauzi 2 : 853

• Faedah dari Ustaz Dr. Muhamad Arifin Badri, MA. hafizhahullah pada Khutbah Jum'at dengan tema "Hikmah Dari Kisah Haji Nabi Ibrahim" (07/06/'24)

• Salah satu thread di https://www.kaskus.co.id/ tentang ungkapan : Dibalik Pria Besar, Ada Wanita Hebat
___ *?* Jember, 1 Zulhijah 1445H
┈┉┅━━••••━━┅┉┈
#keluarga #akidah #siroh #tafsir
t.me/kutaibulfawaid

https://www.youtube.com/live/1d_RVzP2frI?si=v_jEhSdL1RDZUFu8
_
#kaidah

YouTube

[LIVE] Ustadz Maududi Abdullah, Lc. - Kaidah Kaidah Penghambaan Diri

[LIVE] Ustadz Maududi Abdullah, Lc. - Kaidah Kaidah Penghambaan Diri Sabtu, 1 Juni 2024 M / 24 Dzulqa'dah 1445 H \_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_ #Menebar #Cahaya #sunnah #MenebarCahayaSunnah #Live #Ceramah #Kajian #Islam #Ilmiyah #KajianIslam #KajianIlmiyah #Rodja…