Pemburu yang diburu.
Last updated 3 days, 9 hours ago
Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.
Last updated 6 days, 2 hours ago
Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.
Last updated 2 weeks ago
"Orang baik tidak harus selalu mengalah. Adakalanya orang baik harus berkata 'tidak'*.
Belajarlah tegas."*
✍️ Di balik kelambu.
Jenis-jenis Kurma Beserta Namanya
الشدة والشديد من الأشياء في اللغة العربية:
Sesuatu yang sangat dan berlebih dalam bahasa arab
الأَوَارُ: شِدَّةٌ حَرِّ الشَّمْسِ. (Panas matahari yang terik)
الوَدِيقَةُ: شِدَّةُ الحَرِّ. (Panas yang sangat terik)
الصِّرُّ : شِدَّةُ البَرْدِ. (Dingin yang sangat menusuk)
الغَيْهَبُ: شِدَّةُ سَوَادِ اللَّيْلِ. (Pekatnya gelap malam)
القَشْمُ : شِدَّةُ الأَكْلِ. (Makan yang sangat lahap)
القَحْفَ : شِدَّةُ الشَّرْبِ. (Minum yang sangat bernafsu)
التَّسْبِيخُ: شِدَّةُ النَّوْمِ. (Tidur yang sangat pulas)
الجَشَعُ: شِدَّةُ الحِرْصِ. (Semangat yang membara)
الخَفَرُ: شِدَّةَ الحَيَاءِ. (Malu yang sangat berlebih)
السُّعَارُ : شِدَّةُ الجُوعِ. (Lapar yang sangat mencekam)
الصَّدَى: شِدَّةُ العَطَشِ. (Bersin yang sangat ekstrim)
اللَّخْفَ: شِدَّةُ الضَّرْبِ. (Pukulan yang keras)
(فقه اللغة للثعالبي)
فائدة من أخينا و صاحبنا أسامة الأثري حفظه الله
جزيل الشكر والامتنان على الفوائد القيمة . أسأل الله أن يجزيكم خير الجزاء على ما قدمتم، وأن يجعل هذا العلم نافعاً دائماً لكل من يستفيد منه."
Join and share:
https://t.me/faedahrandom
Telegram
Faedah Random
Faedah-faedah acak yang berharga, disaring dari channel telegram dan grup whatsapp Ahlussunah. Channel ini Alhamdulillah dibawah bimbingan salah satu Thullab Yaman.
.
Siapa yang tidak berharap bertemu Syaikh Muqbil? Bukankah kalian menginginkannya?
Namun, bisa jadi beliau tidak seperti yang kalian bayangkan.
Beliau masih mengajar anak-anak kecil menggunakan rotannya.
Beliau sendiri yang setiap hari menyalakan mesin, dsb, tidak menyuruh orang lain. Kecuali saat usianya menua.
Dan jika ada yang bertanya yang mana syaikh muqbil, beliau tidak pernah menyebut Aku Syaikh Muqbil, melainkan Aku Abu Abdirrahman.
? | Syaikh Zakariya bin Syu'aib — hafizhahullah —. Dars selasa sore.
.
Penjual Menuliskan, “Barang yang Sudah Dibeli Tidak Dapat Dikembalikan atau Ditukar”
Fatwa Nomor:13788
Pertanyaan: Bagaimana hukum syariat tentang tulisan, "barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar", yang dicantumkan oleh para pemilik toko di kuitansi yang mereka berikan kepada pembeli? Apakah syarat ini dibolehkan oleh syariat? Apa nasihat Anda tentang masalah ini?
Jawaban:
Tidak boleh menjual barang dengan menetapkan syarat tidak dapat dikembalikan atau ditukar. Karena, syarat tersebut tidak dibenarkan mengingat dapat merugikan salah satu pihak dan menutup-nutupi kondisi barang. Ini artinya, dengan menetapkan syarat tersebut penjual mengharuskan pembeli untuk membeli barang walaupun terdapat cacat. Penetapan syarat ini tidaklah membuat penjual terbebas dari tanggung jawab terhadap cacat pada barang. Dalam jual beli, apabila terdapat cacat pada barang yang dibeli, pembeli boleh meminta ganti dengan barang yang tidak cacat, atau mengambil ganti rugi dari cacat barang tersebut. Sebab, harga penuh yang diberikan oleh pembeli adalah untuk barang utuh tanpa cacat. Penjual yang mengambil pembayaran penuh dari pembeli padahal terdapat cacat pada barang, telah melakukan tindakan mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar. Di samping itu, syarat yang diberlakukan dalam kebiasaan dianggap sama dengan syarat yang diucapkan secara lisan. Ini dibuat agar saat diketahui terdapat cacat pada barang, pembeli dapat mengembalikannya. Ini dalam rangka menetapkan syarat tidak adanya cacat pada barang yang berlaku dalam kebiasaan, yang hukumnya disamakan dengan diucapkan secara lisan.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.
?Al-Lajnah ad-Daimah Lilbuhuts al-Ilmiyyah wa al-Ifta'
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Anggota
Bakar Abu Zaid | Abdul Aziz Alu asy-Syaikh | Shalih al-Fawzan | Abdullah bin Ghudayyan
حكم كتابة البائع عبارة: (البضاعة لا ترد ولا تستبدل):
الفتوى رقم (13788) :
س: ما حكم الشرع في كتابة عبارة: (البضاعة المباعة لا ترد ولا تستبدل) التي يكتبها بعض أصحاب المحلات التجارية على الفواتير الصادرة عنهم، وهل هذا الشرط جائز شرعاً، وما هي نصيحة سماحتكم حول هذا الموضوع؟
ج: بيع السلعة بشرط أن لا ترد ولا تستبدل لا يجوز؛ لأنه شرط غير صحيح؛ لما فيه من الضرر والتعمية، ولأن مقصود البائع بهذا الشرط إلزام المشتري بالبضاعة ولو كانت معيبة، واشتراطه هذا لا يبرؤه من العيوب الموجودة في السلعة؛ لأنها إذا كانت معيبة فله استبدالها ببضاعة غير معيبة، أو أخذ المشتري أرش العيب.
ولأن كامل الثمن مقابل السلعة الصحيحة، وأخذ البائع الثمن مع وجود عيب أخذ بغير حق. ولأن الشرع أقام الشرط العرفي كاللفظي، وذلك للسلامة من العيب حتى يسوغ له الرد بوجود العيب، تنزيلاً لاشتراط سلامة المبيع عرفاً منزلة اشتراطها لفظاً.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو ... عضو ... عضو ... عضو ... الرئيس
بكر أبو زيد ... عبد العزيز آل الشيخ ... صالح الفوزان ... عبد الله بن غديان ... عبد العزيز بن عبد الله بن باز
?✏ Kumpulan Durus asy-Syaikh Munir as-Sa'di Hafizhahullah di Masjid Ibnu Abbas, Kabuta al-Manshurah, Aden.
? Matan al-Ajurumiyyah
https://t.me/alajurrumiyyahSyaikhMunir
? Tsalatsah al-Ushul
https://t.me/UshultsalatsahSyaikhMunir
? Lum'atul I'tiqad
https://t.me/LumatulItiqadSyaikhMunir
? Al-Waraqat
https://t.me/alWaraqatSyaikhMunir
? Nazham al-Waraqat
https://t.me/nazhamAlwaraqatSyaikhMunir
? Qawaidul Arba'
https://t.me/qowaidulArbaSyaikhMunir
? Nawaqidhul Islam
https://t.me/NawaqidhulIslamSyaikhMunir
? Qawa'idul Mutsla
https://t.me/QowaidulMutslaSyaikhMunir
? Sittatu Mawadhi' Minas Sirah
https://t.me/SittatuMawadhiSyaikhMunir
? Al-Ushul as-Sittah
https://t.me/UshulSittahSyaikhMunir
? Makna Thaghut
https://t.me/maknaThaghutSyaikhMunir
? Matan Abi Syuja'
https://t.me/abiSyujaSyaikhMunir
? Kitabut Tauhid
https://t.me/KitabuttauhidSyaikhMunir
Telegram
Durus al-Ajurumiyyah asy-Syaikh Munir as-Sa'di hafizhahullah
***📚*** Dikumpulkan oleh Syabab Indonesia di Masjid Ibnu Abbas, Kabuta, al-Manshurah, Aden. ***🔗*** Sumber rekaman durus ***⤵️******⤵️*** https://t.me/khtub\_monir\_alsaadi
Setelah imam salam, ia langsung bertakbir dengan tetap menghadap ke kiblat. Setelah itu baru ia membaca zikir shalat tersebut.
Jika imam telah salam, ia langsung bergeser dari arah kiblat kemudian bertakbir. Setelah itu, ia baru membaca zikir shalat tersebut.
Inilah yang dapat kami terangkan dalam masalah ini. Wallahu a’lam.
Semoga Allah ‘azza wa jalla memberi taufik untuk dapat mengamalkannya.
?Dikutip dari, https://asysyariah.com/banyak-bertakbir-dari-awal-dzulhijjah.
(Dengan beberapa penyesuaian)
Atsar Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu serupa dengan atsar Ali, dikeluarkan oleh al-Hakim. Atsar yang serupa dari Ibnu Abbas juga dikeluarkan oleh al-Baihaqi. Ketiga atsar ini dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam al-Irwa’ (3/125).
Ibnu Umar radhiallahu anhuma juga melakukan takbir muqayyad di hari-hari tasyriq, sebagaimana pada atsar Ibnu Umar yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari (“Kitab al-‘Idain”, pada “Bab at-Takbir Ayyama Mina”) mengatakan,
“Atsar-atsar yang disebutkan oleh al-Bukhari rahimahullah tersebut menunjukkan adanya takbir pada hari-hari tersebut (Idul Adha dan hari-hari tasyriq) seusai shalat dan selainnya.
Dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat di antara ulama pada beberapa hal. Di antara mereka ada yang mengkhususkan takbir hanya di belakang shalat saja (tidak ada takbir mutlak). Ada juga yang mengkhususkan takbir muqayyad hanya di belakang shalat lima waktu, tidak di belakang shalat sunnah.
Ada yang mengkhususkannya untuk kaum lelaki saja dan tidak bagi kaum wanita, di belakang shalat lima waktu secara berjamaah dan tidak bagi yang shalat sendiri, yang dilaksanakan pada waktunya dan tidak untuk yang diqadha (di luar waktu), yang bermukim dan tidak bagi musafir, penduduk perkotaan dan tidak bagi penduduk perdesaan.
Tampaknya, yang dipilih oleh Imam al-Bukhari rahimahullah adalah bahwa syariat bertakbir mencakup semuanya, dan atsar-atsar yang disebutkannya mendukungnya.”
Atsar-atsar tersebut adalah:
Atsar Umar radhiallahu anhu yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Atsar Ibnu Umar radhiallahu anhuma yang juga telah kami sebutkan sebelumnya.
كَانَتْ مَيْمُونَةُ تُكَبِّرُ يَوْمَ النَّحْرِ
“Adalah Maimunah bertakbir pada Hari Raya Idul Kurban.” (Ibnu Hajar rahimahullah tidak menemukan siapa yang mengeluarkannya dengan sanad yang bersambung)
كُنَّ النِّسَاءُ يُكَبِّرْنَ خَلْفَ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ وَعُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزَ لَيَالِيَ التَّشْرِيقِ مَعَ الرِّجَالِ فِيْ الْمَسْجِدِ
“Adalah kaum muslimat bertakbir di belakang Aban bin Utsman dan di belakang Umar bin Abdil Aziz pada malam-malam tasyriq bersama kaum muslimin di masjid.”
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Dikeluarkan dengan sanad yang bersambung oleh Ibnu Abi ad-Dunya dalam Kitab al-‘Idain.”
Masalah ini seperti kata Imam Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam Majmu’ ar-Rasail (16/263),
“Semestinya diketahui bahwa tidak ada nas yang sahih dan gamblang dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang menetapkan adanya takbir muqayyad. Yang ada adalah beberapa atsar dari sahabat dan ijtihad sebagian ulama.
Maka dari itu, terdapat kelonggaran dalam masalah ini. Meskipun seseorang meninggalkannya sama sekali dan mencukupkan diri dengan zikir setelah shalat, hal itu tidak mengapa. Semuanya merupakan zikir kepada Allah ‘azza wa jalla.”
Kesimpulan,
Tersimpulkan dari pembahasan di atas hal-hal berikut ini.
Takbir mutlak berlangsung sejak malam hari tanggal 1 Dzulhijjah dan berakhir dengan terbenamnya matahari 13 Dzulhijjah yang mengakhiri hari-hari tasyriq.
Takbir muqayyad berlangsung sejak usai shalat Subuh hari Arafah 9 Dzulhijjah dan berakhir dengan takbir muqayyad seusai shalat Asar pada 13 Dzulhijjah.
Alhasil, sejak 1 Dzulhijjah hingga subuh 9 Dzulhijjah hanya terdapat takbir mutlak tanpa takbir muqayyad.
Sejak usai shalat Subuh 9 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah terdapat takbir mutlak dan takbir muqayyad.
♨️Tata Cara Takbir Muqayyad
Adapun tata cara pelaksanaan takbir muqayyad di belakang shalat lima waktu (termasuk shalat Jumat), terdapat beberapa pendapat. Di antaranya:
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ …. الخِ
Allahumma antas salam …. dst.
Setelah itu, ia bergeser dari arah kiblat kemudian bertakbir. Hal ini karena kedua zikir tersebut lebih melekat dengan shalat daripada takbir.
Pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Utsaimin. Inilah pendapat terkuat, insya Allah.
Sebuah paragraf dari artikel seorang abah, yang beliau muat di akun Facebook miliknya.
Klik link untuk artikel lengkapnya, https://www.facebook.com/share/p/E6Ddbh1wvLj2DJb3/?mibextid=oFDknk
➖➖➖➖➖➖
? https://t.me/syaabmutadayyin
Pemburu yang diburu.
Last updated 3 days, 9 hours ago
Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.
Last updated 6 days, 2 hours ago
Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.
Last updated 2 weeks ago