BESARNYA FITNAH WANITA

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ما رَأيتُ مِن ناقصاتِ عَقلٍ ودِينٍ أذهَبَ لِلُبِّ الرَّجلِ الحازمِ مِن إحْداكُنَّ.

أخرجه: البخاري (٣٠٤)
ومسلم ( ٧٩)

Rasulullah ﷺ bersabda,

❝Tidak pernah aku melihat orang yang kurang akal dan  agamanya namun  mampu menghilangkan akal laki-laki yang tegas dari salah seorang kalian kaum wanita.❞

HR. Al-Bukhari (304)
dan Muslim (79).

http://t.me/nasihat_diri

JIKA......
cobaan sepanjang sungai, seharusnya kesabaran seluas samudra.

Jika harapan seluas hamparan, seharusnya ikhtiar seluas langit yang membentang.

Jika pengorbanan seluas bumi, seharusnya keikhlasan itu seluas jagad raya.

Agar tak sedih ketika harapan tak tercapai...

Agar tidak terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya...

#nasihat
fawaid_hazimiyah

https://t.me/nasihat_diri

JANGAN KATAKAN “KENAPA” DAN “BAGAIMANA”, BILA….
Jangan katakan “KENAPA” dan “BAGAIMANA“, bila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkannya atau melarangnya…
.
Imam Syafi’i -rahimahullah- mengatakan:
.
“… akan tetapi Allah telah menyuruh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- dan semua makhluk-Nya dengan perintah apapun yang Dia kehendaki melalui lisan Nabi-Nya.
.
Maka, tidak boleh baginya -siapapun orangnya-, untuk memasukkan kata “kenapa” dan “bagaimana” serta pendapat apapun ke dalam hadits yang datang dari Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-.
.
Begitu pula tidak boleh baginya untuk menolak hadits tersebut, bila datang dari orang yang terpercaya menurutnya, walaupun dia hanya satu orang.”
.
[Kitab: Ikhtilaful Hadits, karya: Imam Syafi’i, hal: 16].

Sayangnya seringkali sebahagian orang di zaman ini, ketika datang kepadanya Sunnah Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, baik itu perintah atau larangan, dengan mudahnya dia mengatakan: “kenapa perintahnya seperti itu“, “kenapa dilarang ?!”
.
Semoga perkataan Imam Syafi’i di atas, dapat menjadi masukan bagi mereka… dan itulah yang seharusnya bagi kita sebagai umatnya yang mengaku mencintai beliau shallallahu alaihi wasallam.
.
Cubalah bayangkan bila beliau shallallahu alaihi wasallam masih hidup di depan kita, dan menyuruh atau melarang sesuatu kepada kita, pantaskah kita mengatakan “kenapa” atau “bagaimana“, atau bahkan menolaknya mentah-mentah…?
.
Semoga bermanfaat….
.
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
http://t.me/nasihat_diri