ﻳﻘﻮﻝ ﺑﻌﺾ اﻟﺴﻠﻒ :
ﺇﻥ ﻫﺬﻩ اﻟﻘﻠﻮﺏ ﺟﻮاﻟﺔ، ﻓﻤﻨﻬﺎ ﻣﺎ ﻳﺠﻮﻝ ﺣﻮﻝ اﻟﻌﺮﺵ، ﻭﻣﻨﻬﺎ ﻣﺎ ﻳﺠﻮﻝ ﺣﻮﻝ الحش.

Berkata sebagian Salaf :

"Sungguh hati ini gemar berkelana, ada yang berkelana di sekitar Arsy, dan ada pula yang berkelana di sekitar tumpukan sampah."

[Al-Jawabul Kafii, hal. 82]

https://t.me/disudutlembar

Bunyi asal permisalan arab ini adalah :

يأكل مع الذئب ويبكي مع الراعي

Makan bersama serigala kemudian ikut menangis bersama pengembala

Permisalan untuk anjing yang menjaga segerombolan kambing, ia diberikan kepercayaan oleh sang pengembala, namun saat sekawanan serigala menyerang sekawanan kambing tersebut, ia pun ikut memanfaatkan momen tersebut lantas bersama-sama menyantapnya.

Ia pun kembali kepada sang pengembala dengan wajah yang penuh kesedihan, penuh duka dan penyesalan, ia membuat sang pengembala yakin bahwa ia telah menjaga kambing-kambing tersebut sebaik mungkin.

Sebagian juga mengatakan, bawa permisalan ini asal-usulnya adalah kisah saudara-saudara Nabi Yusuf dengan Ayah mereka, Nabi Ya'kub disaat mereka melemparkan nabi Yusuf ke dalam sumur.

Mudahnya, permisalan ini adalah untuk mereka yang berwajah dua, atau munafik. Sedikit meluas, permisalan ini untuk mereka yang berinteraksi sesuai dengan kebutuhan pribadi, tidak memandang kawan atau lawan.

Wallahu A'lam.

https://t.me/disudutlembar

Umur kan menua lantas sirna, namun tak begitu dengan cerita.
Semua bisa di kubur di dalam tanah, namun tak begitu dengan sejarah.

Pahatlah cerita dan sejarah hidupmu dèk, tuk menemanimu kekal abadi hingga alam baka nanti.

https://t.me/disudutlembar

Maka pelbagai cobaan ini akan menyingkap bahwa perselisihan bukanlah sekedar saling bantah-membantah, akan tetapi perselisihan merupakan perkara agung yang berkaitan dengan pelbagai ibadah dan ujian, perkaranya sangat agung dan besar, mengharuskan bagi orang-orang yang jujur dan ikhlas untuk bertakwa, merasa diawasi dan mengingat akan berdirinya dihadapan Allah untuk dimintai pertanggungjawaban kelak di hari kiamat.

https://t.me/disudutlembar

Pelbagai Ujian Di dalam Perselisihan.

Dialihbahasakan dan diringkas dari tulisan Syaikh Dr. Shultan Al-Umairy hafidzahullau -Dosen Akidah Di Universitas Ummul Quro, Makkah- :

Setiap perselisihan ilmu yang terjadi di antara para pelajar ilmu agama mengandung beberapa ujian dan cobaan, Allah menguji sebagian manusia dan memberikan cobaan kepada mereka di dalam beberapa perkara.

Ujian terjadi untuk dua orang yang sedang berselisih, dan terjadi pula untuk para pengikut dan orang yang membahas perselisihan tersebut.

Termasuk dari perkara penting manakala terjadi perselisihan di kalangan dua orang yang berilmu adalah mempelajari bentuk ujian dan cobaan dari perselisihan, di mana orang yang mengikuti perselisihan mengetahui bentuk ujian dan cobaan tersebut, sehingga ia bertakwa kepada Allah dan beribadah kepada-Nya sesuai dengan konsekuensi ujian tersebut.

● Ujian yang berkaitan dengan dua belah pihak yang sedang berselisih.

Mereka akan diuji dengan pelbagai ujian, diantaranya :

1. Diuji di dalam niat.
   Setiap dari keduanya diuji di dalam niatnya, apakah pembelaanya karena Allah dan kebenaran atau karena jiwa dan kepentingan pribadinya ? Karena ingin dipuji dan disanjung manusia ?

2. Diuji di dalam memeriksa kembali pendapatnya.
   Keduanya diuji dengan kesungguhan di dalam meneliti dan memeriksa kevalidan apa yang dinisbatkan kepada syariat, apakah dia bersungguh-sungguh di dalam memeriksa keselarasan pendapatnya (dengan syariat) atau tidak sama sekali ?

3. Diuji di dalam menyandarkan perkataan kepada saudaranya semuslim.
   Apakah dia berhati-hati atau bermudah-mudahan di dalam hal tersebut ?
   Apakah dia bersungguh-sungguh di dalam menukilkan perkataan aslinya atau hanya menukilkan potongan-potongan perkataannya ?

4. Diuji di dalam sikapnya terhadap hak-hak saudaranya semuslim.
   Apakah dia berusaha untuk menjaga hak-hak dan kehormatannya ? Atau dia menzalimi, merendahkan dan menjelek-jelekan namanya ?

5. Diuji di dalam ketundukan kepada kebenaran.
   Apakah dia mengikuti kebenaran dan mengambilnya manakala telah jelas perkaranya ? Ataukah dia sombong, angkuh, congkak dan pongah di dalam menerima kebenaran ?

● Ujian yang berkaitan dengan orang yang mengikuti dan yang membahas perselisihan tersebut.

Mereka akan diuji dengan pelbagai ujian, diantaranya :

1. Diuji di dalam bersikap netral terhadap kebenaran.
   Apakah mereka mengikuti dalil dan hujjah yang kuat, atau mengikuti orang yang ia cintai dan agungkan ?
   Apakah mengikuti dalil dimanapun dalil itu berada, atau mengikuti keinginan dan kebenciannya ?

2. Diuji di dalam menjaga lisan.
   Apakah menjaga lisannya dari ghibah, mengadu domba dan merendahkan saudara yang menyelisihinya ? Atau tidak menjaga lisannya ?

3. Diuji di dalam memeriksa dan meneliti.
   Sepatutnya baginya untuk memeriksa sendiri apakah benar apa yang disandarkan salah satu dari kedua belah pihak kepada pihak lainnya ? Atau tidak benar ?
   Apabila ada banyak tanda yang menunjukkan ketidakvalidan ucapan yang disandarkan tersebut, maka lebih ditekankan lagi di dalam memeriksa dan meneliti.

4. Diuji di dalam menerangkan kebenaran.
   Apakah dia termasuk orang yang mengikuti dan mendeklarasikan kebenaran, walaupun itu menyelisihi orang yang dicintai lagi dihormatinya ? Ataukah tidak ?

5. Diuji di dalam menolong orang yang dizalimi.
   Apakah dia menolong orang yang dizalami di antara dua belah pihak atau tidak menolongnya ?

6. Diuji di dalam bersungguh-sungguh di dalam kerukunan dan persatuan kedua belah pihak.
   Apakah dia bersemangat di dalam hal tersebut atau hal itu tidak penting baginya ?

7. Diuji dengan bersabar di dalam belajar ilmu agama.
   Apakah dia bersabar di dalam belajar ilmu agama ? Ataukah hanya sibuk di dalam mengikuti perselisihan dan perdebatan tanpa landasan ilmu dan perbekalan ?

Bukanlah hal yang mengherankan, seorang hamba membalas limpahan Rabb-Nya dengan rasa syukur 
Akan tetapi yang mengherankan adalah Sang Rabb lah Yang membalas hamba-Nya dengan pelbagai pahala dan kenikmatan 

Sebab keheranan tersebut adalah : Allah adalah Dzat Yang menganugerahkan pelbagai kenikmatan kepada hamba-Nya, memberikan taufiq-Nya untuk bersyukur dan menyanjung kenikmatan tersebut, lantas Allah pula Yang membalas hamba tersebut atas limpahan nikmat-Nya itu sendiri dengan pahala dan kenikmatan yang lainnya. 

Keheranan tersebut bertambah manakala Allah menyatakan tentang balasan kepada hamba-Nya dengan bentuk mubalaghoh dan banyak kemudian membarenginya dengan kelembutan, Allah berfirman :
 وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ

Dan Allah Maha Pembalas pahala lagi Maha Lembut.

Segala pujian untuk-Mu duhai Rabb atas segala kebaikan, rahmat dan perlindungan-Mu terhadap hamba-Mu .

https://t.me/disudutlembar

قالت العرب قديماً: “ضاع العلم بين أفخاذ النساء” وقالت كذلك ” ذُبح العلم على أفخاذ النساء”

Dahulu para sesepuh Arab berkata :
"Ilmu akan hilang di antara paha para wanita."

Mereka juga pernah mengatakan : "Ilmu akan dikorbankan demi paha para wanita."

----

Maka, Pilihlah wanita yang salehah, yang terus mendukungmu di jalan thalabul ilmi, apapun rintangan yang akan di hadapi, bagaimanapun keadaan hidup yang akan di lalui.

Karena terlalu kerdil hidupmu jika tidak engkau dedikasikan untuk ilmu dan agamamu ini.
Juga untuk islam dan kaum muslimin.

https://t.me/disudutlembar

ذُكر عن الشنقيطي أنه قال :

عرق الجبين في ذهابك لصلاة الظهر أعظم من دمع العين في صلاة التراويح
فالأولى فريضة
والثانية نافلة
ومن الغبن أن تنام عن الظهر والعصر في رمضان ثم تتعنى لصلاة التراويح والتهجد، وهذا من طغيان المظاهر علينا.

Disebutkan dari Asy-syinqithiy bahwa beliau pernah berkata :

Keringat yang keluar di keningmu manakala engkau keluar untuk shalat dzuhur itu lebih besar pahalanya daripada linangan air mata ketika shalat tarawih; karena yang pertama adalah ibadah wajib sedangkan yang kedua ibadah sunnah.
Dan termasuk kekeliruan, engkau tidur di waktu shalat dzuhur dan Ashar di bulan ramadhan, kemudian engkau bersusah payah untuk bisa shalat tarawih dan tahajjud. Ini merupakan fenomena kekeliruan yang terjadi di kalangan kita.

https://t.me/disudutlembar

أعز شيء نزل من السماء التوفيق
وأعز شيء صعد إلى السماء الإخلاص

Perkara termulia yang turun dari langit adalah taufik-Nya
Dan perkara termulia yang naik ke langit adalah keikhlasan untuk-Nya.

https://t.me/disudutlembar

Jangan takjub ketika melihat orang tua yang sudah bungkuk dan beruban rajin melakukan ketaatan dan beribadah. Karena itu yang seharusnya dilakukan. Itu perkara yang biasa.

Takjublah kepada pemuda yang sudah rajin melakukan ketaatan dan beribadah sedari masa mudanya.
Dia mampu mengekang hawa nafsunya yang masih sempurna
Anggota tubuhnya masih kuat perkasa
Waktunya begitu luang
Ia mampu menggunakan semua itu di dalam ketaatan kepada-Nya.
Tidak ada yang menghalanginya dari berbuat maksiat kecuali rasa takut kepada-Nya.

Pemuda yang seperti ini lah yang pernah Nabi wartakan :

عَجِب اللهُ مِنْ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ

"Allah kagum terhadap pemuda yang semejak masa mudanya sudah mampu mengontrol hawa nafsunya."

https://t.me/disudutlembar