=====================
Do'a itu memberikan efek pada beberapa hal

✅ Do'a yg lebih kuat dari bala atau musibah, dari seseorang hati nya kuat dan iman kuat terhadap Allah. Artinya Takdir (harian) yg berubah.

✅ Doa yang sama kuat dengan musibah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدُّعَاءُ سِلاَحُ المُؤْمِنِ وَعِمَادُ الدِّيْنِ وَنُوْرُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ

“Doa adalah senjata kaum mukminin dan merupakan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi.”

Allah subhanallahu wa ta'ala berfirman

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرُ ِۨاطْمَـَٔنَّ بِهٖۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ِۨانْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖۗ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ
_Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah (dengan kecondongan) hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan/musibah, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata._ (QS Al Hajj ayat 11)

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ فَاِذَآ اُوْذِيَ فِى اللّٰهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللّٰهِ ۗ...

_Dan di antara manusia ada sebagian yang berkata, “Kami beriman kepada Allah,” tetapi apabila dia disakiti (karena dia beriman) kepada Allah, dia menganggap cobaan manusia itu sebagai siksaan Allah. ... (QS Al Ankabut ayat 10)

Hati yg lemah, akan memberikan rasa menyakitkan ketika ditimpa musibah

Hati yg kuat, akan meningkatkan keimanan.

Jika diterima musibah, hati yg kuat, akan selalu bersyukur apa pun yg terjadi.

Allah Ta’ala berfirman dalam al Qur’an,

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi? “ (Qs. Al ‘Ankabuut : 2).

Dunia ini ibarat penjara bagi muslim, maka ketika kita menyatakan beriman, hijrah, maka akan di uji dengan batu sandungan yg ringan atau berat.
Dan butuh perjuangan, menyingkirkan rasa malas, seperti sholat malam, ibadah lainnya.

Allah berfirman

وَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ

Dan Allah pasti mengetahui orang-orang yang beriman dan Dia pasti mengetahui orang-orang yang munafik. (QS Al Ankabut ayat 11)

_mereka yg jika dapat kesenengan, mereka berkata taat dan ingin berjihad bersama muslimin, sebagaimana umat Nabi Musa_ yg kemudian setelah dapat nikmat mereka malas.

_mereka ketika dapat Musibah, berkata buruk dan murtad dari ajaran Allah_ dan terlihat walaupun muslim tapi membenci ajaran islam, dan ini sifat orang munafiq

Ujian dunia adalah ujian yg lebih ringan, dan setelah kematian akan ada ujian yg lebih berat di alam barzah dan ujian akherat kelak.

Semoga amalan kita dicatat sebagai timbangan amalan kebaikan kita.

Tawakalan kita, sandaean, keimanan kita semoga se.akin bertambah.

Mari Kita tutup majelis ini dengan doa Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Artinya : “Maha Suci Engkau yaa Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku. memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

_A.A_

💡 Ustadzah Maryam Ummu Saffanah
🌐 Majelis Ta'lim Ar Raudhoh
🕌 Masjid Surau Ageng Al Fata
🕰 _Ahad pagi_ 24 Rabiul Akhir 1446H_ |  27 Oktober 2024 M
🌸 Lemah Hati

Allah menyebutkan dalam kisah Ashabul Kahfi, tentang kekuatan hati.
_pada awalnya tidak saling mengenal, masih sembunyikan keimanan terhadap Nabi dan kitab saat itu, injil Barnabas, dan melarikan diri bersama dalam gua_
_dan pada akhirnya tertisur 300 an tahun dalam gua, dan bangun saat lingkungan sudah berubah beriman_

Diantara perkara yang patut dikhawatirkan adalah lemahnya hati yg mempengaruhi keimanan.
_Hati lemah, iman lemah_

Bagaimana cara ukur?
Kuat dan bersabar ketika di caci , dimaki, menerima konsekuensi dari keimanan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)

Ketika hati lemah, maka selalu berfikir negatif (suudzon) tidak hanya ke mahluk tapi juga ke Allah Subhanallahu wa taala.
Akibatnya Semakin banyak ujian yg diterima, merasa makin terpuruk.

_Hidup itu ujian, dan kita memilih ke tempat mana yg terbaik._

Kita harus yakin dengan Do'a kita, jangan meragukan bertanya tanya terkabul apa tidaknya.
Huznudzon/ Prasangka baik, dan sabar menunggu, karena Allah pasti mengabulkan.

Rasulullah bersabda
"Tidak seorang pun dari kamu sekalian melainkan mempunyai dua tempat tinggal: satu di surga dan satu lagi di neraka. Apabila dia mati lalu masuk neraka, maka tempatnya (dalam surga) diwarisi oleh ahli surga lainnya." (HR Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Dan terkadang kita banyak terpengaruh, membuat hati lilemah akibat circle, pertemanan kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

لَا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلَا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ

_Jangan berteman (bergaul) dengan orang yang tingkah lakunya tidak membangkitkanmu (untuk meraih ridha Allah) dan ucapannya tidak menunjukkanmu kepada Allah._

W

Bagaimana Allah memberikan perbaikan?

Banyaknya orang yg mendapatkan hidayah, dan orang pelan pelan memperbaiki diri sendiri.
Pekerjaan dunia, adalah untuk menunjang nikmat akherat.

Manusia dibedakan dengan taqwanya, bukan lainnya.

Sehingga kesuksesan, kekayaan, dan lain lain dunia kita barus tawadhu rendah hati dan tidak menonjolkan simbol simbol kekayaan atau jabatan.

Semua manusia penuh dengan ujian, dan Allah menginginkan hambanya dengan ending yg baik, sehingga syariat diberikan.

Rasulullah bersabda

«لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ»

Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.

Orang islam dibolehkan mengejar angan angan dunia tapi dengan ikuti tuntunan syariat, tidak melakukan dengan hawa nafsunya.

Kita baiknya menjadi orang orang yg menjadi memperbaiki, menhilangkan kerusakan.

Tapi ketika memperbaiki, bisa juga kita mendapatkan sifat ingin dipuji, dan niat berubah terkotori.

Senang mager, malas malasan, bisa juga sifat ini menimbulkan kemaksiatan jembatan hawa nafsu. Nanti bisa malas akut, tidak ingin bekerja, sehingga ingin kerja dengan nipu nipu.

Sehingga perlu hindari perihal makruh, dan hal hal yg bisa menjadikan kita ada keinginan dipuji.

Semoga ada kebaikan dari yg disampaikan, bisa kita nundukkan nafsu kita.

والله تعالی اعلم

بارك الله فيكم

Mari Kita tutup majelis ini dengan doa Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Artinya : “Maha Suci Engkau yaa Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku. memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

_A.A_

Ustadzah Maryam Ummu Saffanah
? Majelis Ta'lim Ar Raudhoh
? Masjid Surau Ageng Al Fata
? _Ahad pagi_ 21 Muharram 1446H_ | 28 Juli 2024 M
? ingin di Sanjung*

Ingin di agungkan merupakan sumber kerusakan di muka bumi.

Kesombongan terhadap harta dan kekayaannya, sebagaimana kisa qarun pada masa nabi Musa.

Qarun, keluar dengan selalu bawa harta kekayaan dan lunci kuncinya, karena sombong dan ingin dipuji

Kisah "qarun" masa kini sangat banyak, dimana bertindak semaunya dengan harta kekuasaannya.
Ini adalah dosa besar.

Sifat ingj dipuja puji, akan memunculkan kemaksiatan dengan menghalalkan segala cara untuk ambisinya, karena merasa hidup lama dan memiliki kekuasaan.

Allah berfirman

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

_Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik._ (Al Araf 56)

Kehadiran islam adalah memperbaiki kondisi umat dan manusia, dan bisa diperbaiki dengan kembali ke ajaran syariat Allah dan Rasullullah.

Kerusakan dimuka bumi akibat adanya maksiat, seperti khamr, judi, perhutangan transaksi riba.

Rasulullah sholallahu alaihi wassalam mengatakan "tidak sempurna" menandakan iman tidak sempurna.

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ”

, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tipe sifat manusia :
1⃣ Ingin di puji, di elukan, di ataskan,orang yg ingin membuat kerusakan dimuka bumi, berkuasa dan penindasan seperti Firaun, Qarun.

Mereka ada lah seburuk mahluk, dan calon penghuni neraka, karena memiliki kesombongan

2⃣ Orang yg ingin berbuat kerusakan, tapi ngk ingin dipuji atau dimuliakan. Seperti para perampok

Perbuatan menyimpang, dihalalkan, orang yg bangga dengan jati dirinya, terbiasa kesombongan.

3⃣ Orang yg hanya ingin disanjung, ditinggikan, dielu-elukan, muliakan, tapi tidak berbuat kerusakan, seperti orang yg merasa ahlul agama, yang ketika ingin jabat tangan diberi dengan amplop. Ayar mahal, memberikan air minum berkah mahal, dengan embel tokoh agama.

4⃣ Orang yg tidak ingin dipuji, dan tidak ingin merusak.

Dari pembahasan ini dapat kita simpulkan bahwa
Orang yang berhutang memiliki dua keadaan
1. Hutang Yang belum jatuh tempo
2. Hutang yang telah jatuh tempo

1. Hutang yang belum jatuh tempo
Dia tidak wajib membayarnya hingga tiba waktu pembayarannya.
Jika harta yang dimilikinya lebih sedikit dari hutang yang ditanggungnya, maka dia tidak di Hajr

2. Hutang yang telah jatuh tempo
Dalam kondisi ini orang yang berhutang memiliki dua keadaan
1. Hartanya lebih banyak daripada hutangnya
Orang yang seperti ini tidak boleh di Hajr atas hartanya, namun dia hanya diperintahkan untuk melunasi hutangnya jika sudah ditagih oleh orang yang memberi hutang.

Jika dia tidak mau, maka dia dipenjara hingga dia melunasi hutangnya.

Namun jika sudah dipenjara tetap tidak mau membayar hutang, maka pemerintah yang turun tangan untuk melunasi hutangnya dari hartanya dengan menjual aset miliknya untuk melunasi hutangnya

1. Hartanya lebih sedikit daripada hutangnya yang telah jatuh tempo.
   Inilah keadaan orang yang bangkrut, maka orang ini di Hajr (dilarang melakukan transaksi dengan hartanya) apabila orang yang memberikan hutang menagihnya, maka dia tidak boleh melakukan transaksi dengan hartanya, tujuannya dia tidak merugikan orang yang memberi hutang pada nya.

Hal ini berdasarkan Ka'ab bin Malik
Bahwasanya Rasulullah perna menghajr muadz dan beliau menjual hartanya (HR Daruqudni dan Al Hakim)

والله تعالی اعلم

بارك الله فيكم

Mari Kita tutup majelis ini dengan doa Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Artinya : “Maha Suci Engkau yaa Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku. memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

Dicatat dengan penuh keterbatasan
*_Resume kajian By A.N_

Resume Kajian Mulakhkhas Fiqhi _Hukum Hajr (Larangan Bertransaksi Bag 2) Ustadz Amir As Soronjiy Lc MPdi Kamis, 25 Juli 2024

بسم الله
الحمدلله والصلاةوالسلام على رسو لله وعلى آله وصحبه اجمعين امابعد

Telah kita bahas pada pembahasan sebelumnya siapa saja yang dilarang bertransaksi

Orang yang bangkrut adalah
Orang yang punya hutang yang sudah jatuh tempo, dimana hartanya tidak cukup untuk melunasi hutangnya.

Penulis juga membahas
Macam-macam orang yang berhutang
1. Orang yang kesulitan melunasi hutangnya maka dia diberi tenggang waktu

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ نْ كَا نَ ذُوْ عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ اِلٰى مَيْسَرَةٍ ۗ وَاَ نْ تَصَدَّقُوْا خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 280)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ

“Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk melunasi hutang atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah.” (HR. Muslim no. 3006)

Yang lebih utama dari memberi tenggang waktu adalah mengikhlaskan hutangnya.

Keutamaan memberikan tenggang waktu kepada seseorang yang kesulitan membayar hutang seperti dalam hadits dibawah ini.

Rasulullah bersabda
"Barangsiapa yang ingin dinaungi oleh Allah dalam naungannya, maka hendaklah dia memberikan kemudahan bagi orang yang kesulitan"

Dan ada yang lebih utama dari keutamaan diatas yaitu menganggap lunas hutang tersebut.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ نْ كَا نَ ذُوْ عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ اِلٰى مَيْسَرَةٍ ۗ وَاَ نْ تَصَدَّقُوْا خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 280)

Bagaimana jika orang yang mampu membayar hutangnya.
Maka dia tidak boleh di Hajr

Akan tetapi dia diperintahkan untuk melunasi hutangnya jika sudah jatuh tempo.

Nabi bersabda
Penundaan orang yang mampu melunasi hutangnya, itu adalah kedzaliman.

Nabi bersabda
Barangsiapa berniat melunasi hutangnya, maka Allah akan mampukan dia untuk melunasi hutangnya. Dan barangsiapa mempersulit melunasi hutangnya, maka Allah akan mempersulitnya.

Karena Allah sesuai dengan persangkaan hambanya.

Jika dia tidak menunaikan haknya itu adalah kedzaliman, dan jika dia tidak mau menunaikan haknya maka dia wajib di penjara

Syaikhul Islam mengatakan
Barangsiapa dia mampu melunasi hutangnya dan dia tidak mau melunasi, maka dia dipaksa melunasinya dengan cara dipukul atau dipenjara

Sebagaimana hal ini dinyatakan oleh para ulama Maliki, Syafi'i Ahmad dan lainnya

Tetapi dalil ulama diatas tidak membenarkan para Dept Collector karena yang berhak menagih adalah pemerintah.

Nabi bersabda
Penundaan orang kaya yang menunda melunasi hartanya maka itu menghalalkan kehormatannya.

والله تعالی اعلم

بارك الله فيكم

Mari Kita tutup majelis ini dengan doa Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Artinya : “Maha Suci Engkau yaa Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku. memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

Dicatat dengan penuh keterbatasan
_Resume kajian By A.N_

Hal ini berdasarkan dalil dari Al-Qur'an
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَآءَ اَمْوَا لَـكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَـكُمْ قِيٰمًا وَّا رْزُقُوْهُمْ فِيْهَا وَا كْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا

"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 5)

Dalam ayat diatas harta disandarkan pada pihak yang diajak bicara yaitu wali mereka, karena merekalah yang mengawasi dan menjaga harta tersebut.

Meng Hajr seseorang demi kemaslahatan orang lain
Yang dimaksud disini adalah meng Hajr orang yang bangkrut.
Orang yang bangkrut adalah orang yang punya hutang yang sudah jatuh tempo, dimana hartanya tidak cukup untuk melunasi hutangnya.

Orang seperti diatas terlarang melakukan transaksi dengan hartanya, supaya tidak merugikan orang yang memberikan hutang kepadanya.

Orang yang bangkrut dan dia ingin berangkat umroh, maka syariat melarang dia untuk berangkat umroh.

Orang yang berhutang bermacam-macam
Adapun orang yang berhutang karena kesulitan melunasi, maka hutangnya tidak ditagih dan wajib diberi waktu bagi pemberi hutang.

Dalilnya adalah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ نْ كَا نَ ذُوْ عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ اِلٰى مَيْسَرَةٍ ۗ وَاَ نْ تَصَدَّقُوْا خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 280)