Menebar Dakwah Sunnah Dari Bumi Serambi Makkah
Last updated 22 hours ago
Belajar akidah itu harus terstruktur dan terperinci. Agar tidak salah paham dalam belajar sehingga malah terjerumus ke dalam pemahaman yang menyimpang. Na'udzu billahi min dzalik.
Hati-hati dengan pergaulan kita dan juga anak-anak kita. Memang sebesar itu pengaruhnya kepada agama seseorang. Nas'alullah as-salamah wal-'afiyah.
Bagaimana Cara Menghindari Waswas ketika Melakukan Wudhu’, Shalat, dan Amalan Ibadah Lainnya?
Di antara hal yang wajib untuk kita hindari ketika melakukan amalan ibadah adalah waswas.
Penyakit ini dapat muncul, misalnya, ketika seseorang melakukan wudhu’. Dia merasa ada bagian dari anggota wudhu’-nya (seperti wajah, atau tangan, atau kakinya) yang belum terkena air, sehingga dia terus-menerus dan berulang kali membasuh anggota wudhu’ tersebut.
Penyakit ini juga dapat muncul ketika seseorang melaksanakan shalat, seperti ketika dia melakukan takbiratul-ihram. Dia akan melaksanakan takbiratul-ihram sekali, kemudian dia batalkan shalatnya tersebut dan kembali melakukan takbiratul-ihram. Sebagian orang ada yang melakukan takbiratul-ihram karena waswas ini sebanyak dua kali, tetapi sebagian lainnya bahkan bisa tiga kali atau lebih.
Memang ada kewajiban dalam syari’at untuk melaksanakan amalan ibadah dengan tata cara yang sempurna, sesuai dengan tuntunan dan ajaran dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Misalnya, ketika wudhu’, maka wajib bagi kita untuk membasuh anggota wudhu’ dengan sempurna. Tidak boleh ada bagian dari anggota wudhu’ yang belum tersentuh air, padahal anggota wudhu’ tersebut harus dibasuh dengan air.
Misalnya juga, ketika shalat, maka wajib bagi kita untuk memiliki niat dalam hati sebelum shalat, dan wajib bagi kita untuk mengucapkan takbiratul-ihram “Allahu akbar” dengan baik, agar shalat kita sah.
Akan tetapi, jika semangat seseorang untuk melaksanakan amalan ibadah tersebut sampai pada tingkatan takalluf atau taraf yang berlebihan, sehingga dia sampai menghabiskan waktu yang lama untuk berwudhu’, atau melakukan takbiratul-ihram sampai berulang kali seperti yang telah kita sebutkan di atas, maka ketahuilah bahwa orang tersebut telah terjangkit penyakit waswas yang itu dilarang oleh syari’at dan juga dapat merugikan dirinya sendiri.
Ada beberapa obat agar kita terhindar dan juga sembuh dari penyakit waswas ini bi-idznillah. Di antaranya adalah:
Pertama: Berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari penyakit waswas. Itu karena waswas adalah godaan dari syaithan, dan Allah telah memerintahkan kita untuk berlindung kepada-Nya dari godaan syaithan yang terkutuk.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَٰهِ النَّاسِ * مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ * الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ * مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Katakanlah (wahai Rasul), ‘Aku berlindung kepada Rabb-nya manusia, Raja manusia, Sesembahan manusia, dari keburukan waswas dari syaithan yang bersembunyi, yang membisikkan sesuatu ke dalam dada manusia, dari kalangan jin dan manusia.’” [1]
Kedua: Ketika muncul waswas di dalam dirinya, maka wajib baginya untuk melawan waswas tersebut dengan cara meyakinkan dirinya bahwa waswas yang muncul tersebut tidak benar.
Misalnya, jika muncul waswas bahwa ada bagian dari wajah, tangan, atau kakinya yang belum terkena air ketika wudhu’, maka selama dia sudah membasuh wajah, tangan, dan kakinya tersebut dengan baik sebanyak satu kali, dua kali, atau bahkan yang paling sempurna adalah tiga kali, maka segera yakinkan dirinya dengan cara menegaskan di dalam hatinya bahwa wajah, tangan, dan kakinya tersebut sudah semuanya terkena air.
Jika muncul waswas bahwa niat shalatnya tadi belum benar atau bacaan takbiratul-ihram-nya belum benar, padahal dia sudah melakukan takbiratul-ihram, maka segera yakinkan dirinya dengan cara menegaskan di dalam hatinya bahwa niatnya tadi sudah benar dan bacaan takbiratul-ihram-nya juga sudah benar. Dia harus berusaha keras melawan waswas tersebut dengan cara melanjutkan shalatnya, jangan mengulangi takbiratul-ihram-nya, dan fokus pada bacaan shalatnya atau bacaan shalat imam.
Ketiga: Pahamilah bahwa kita harus berada di pertengahan, yaitu wara’. Tidak boleh bagi kita untuk meremehkan, tetapi tidak boleh juga bagi kita untuk berlebihan, di mana ini penyebabnya adalah penyakit waswas.
Ilmu Diambil dari Para Ulama’, bukan Diambil dari Kitab
Baca artikel lengkapnya di: https://andylatief.com/2023/07/08/ilmu-diambil-dari-para-ulama-bukan-diambil-dari-kitab/
Menebar Dakwah Sunnah Dari Bumi Serambi Makkah
Last updated 22 hours ago