Pemburu yang diburu.
Last updated 3 months, 2 weeks ago
Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.
Last updated 1 month, 3 weeks ago
Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.
Last updated 2 months, 1 week ago
Hati adalah rumah yang harus kau rawat. Jika ia penuh dengan dunia, kau tidak akan menemukan ketenangan di dalamnya.
Hidup ini seperti hujan yang datang tanpa kita minta. Kadang deras hingga membuat kita berteduh dalam diam, kadang hanya gerimis yang melukiskan kenangan di setiap jejaknya. Tetapi, percayalah, tak ada tetes hujan yang jatuh sia-sia. Setiap kesulitan yang kau lalui adalah seperti hujan—datang untuk menyuburkan imanmu, menguatkan hatimu, dan mendekatkanmu kepada rahmat Allah.
Jangan pernah menyerah saat badai datang. Setiap badai memiliki akhirnya, dan di baliknya selalu ada langit biru yang menanti. Ingatlah, Allah tidak pernah membiarkan seorang hamba berjalan sendirian, bahkan di tengah gelapnya malam dan derasnya hujan sekalipun.
Teguhkan hatimu.
Sebelum bunga mekar, ia harus menghadapi angin dan hujan. Sebelum cahaya pagi muncul, malam harus dilalui. Begitulah hidupmu, ia sedang dipersiapkan untuk sesuatu yang lebih indah, lebih baik, dan lebih dekat dengan ridha Allah.
Bersabarlah, bertahanlah, dan jangan pernah lupa untuk bersyukur, meski dalam derai hujan sekalipun. Karena pada akhirnya, semua akan menjadi kisah indah yang kau syukuri.
Maafkan dan Ikhlaskan
Dalam perjalanan hidup ini, kita sering membawa beban yang tidak terlihat oleh mata. Beban yang kadang berupa rasa sakit, kecewa, atau amarah dari luka-luka masa lalu. Setiap luka itu meninggalkan jejak yang terkadang begitu sulit dihapus, seperti goresan yang perlahan mengikis ketenangan hati kita.
Namun, memaafkan bukanlah tanda kelemahan. Sebaliknya, ia adalah kemenangan yang berbisik lembut dalam keheningan hati, "Aku memilih untuk merdeka dari belenggu ini." Memaafkan berarti membiarkan diri kita terbebas, bukan demi orang lain, tetapi demi diri kita sendiri. Demi ketenangan yang begitu kita dambakan.
Ikhlas, di sisi lain, adalah seni melepas tanpa penyesalan. Ia adalah kemampuan untuk menerima apa yang tidak bisa diubah, untuk memahami bahwa dalam hidup ini, tidak semua hal akan berjalan sesuai harapan kita. Ikhlas adalah kepasrahan yang penuh ketenangan, dan ketika kita ikhlas, kita menciptakan ruang di hati kita untuk kedamaian.
Maafkan dan ikhlaskan. Dua kata yang sederhana, namun begitu berat untuk dilakukan. Tapi, ketika kita mampu melakukannya, kita akan menyadari betapa ringannya langkah kita dalam menapaki perjalanan ini. Kita akan menjadi pribadi yang lebih bijak, lebih tenang, dan lebih siap menerima apa pun yang datang di depan.
Jadilah pemenang dalam urusan memaafkan. Jadilah diri yang termasuk paling awal dalam menerima kelapangan. Karena hanya dengan melepaskan, kita bisa benar-benar merasakan kebebasan sejati.
✍️ Annathaan - Gowa, Senin, 28 Oktober 2024 22.00
"Perempuan yang bijak menjaga lisannya dan merendahkan hatinya memiliki nilai yang tak tertandingi. Bukan sekadar pengetahuan yang membuatnya berharga, melainkan kelembutan tutur kata yang mampu membawa kebenaran tanpa melukai.
Kenapa perempuan yang pandai menata lisan dan hatinya lebih disegani dan dihormati? Karena ia memahami bahwa menghargai sesama lebih dari sekadar berbicara benar. Sikapnya membuat orang menghormati tanpa diminta.
Semakin perempuan memperdalam ilmunya, semakin halus budi pekertinya, dan semakin indah lisannya."
Belajar Agama Sesuai Pemahaman Salaf: Kunci Hidup Tenang di Zaman Serba Cepat!
Di era digital yang serba instan ini, kita para milenial sering kali sibuk ngejar karier, gaya hidup, atau sekadar "kejar tren" tanpa sadar kalau ada satu hal yang nggak kalah penting: belajar agama. Mungkin kedengerannya serius dan berat, tapi percaya deh, kalau kita belajar agama dengan benar, hidup kita bakal jauh lebih tenang dan bermakna.
Yang perlu dipahami adalah kita nggak asal belajar agama dari sembarang sumber. Ada cara yang terbukti paling tepat, yaitu belajar agama sesuai pemahaman salaf. Siapa itu salaf? Mereka adalah generasi terbaik umat Islam, yaitu para sahabat, tabi’in (murid sahabat), dan tabi'ut tabi’in (murid tabi’in) yang hidup di zaman Rasulullah ﷺ atau tak lama setelahnya. Mereka yang paling dekat dengan sumber asli ajaran Islam, dan pemahaman mereka terjamin kebenarannya.
Kenapa Harus Sesuai Pemahaman Salaf?
Coba bayangin, zaman Rasulullah ﷺ itu adalah masa di mana agama Islam diajarkan langsung oleh Beliau. Sahabat-sahabat Beliau belajar langsung dari sumber aslinya, tanpa ada distorsi atau pengaruh budaya yang menyimpang. Jadi, mereka paham agama ini dengan sebenar-benarnya, baik dari sisi ilmu maupun pengamalannya.
Nah, kita bisa belajar dari cara mereka memahami dan mengamalkan Islam supaya nggak kebawa arus pemahaman yang menyimpang atau nggak sesuai syariat. Para salaf mengajarkan kita untuk kembali ke dasar-dasar agama yang murni, sederhana, tapi sangat kuat fondasinya.
Lebih Relevan dari yang Kamu Pikirkan
Kadang, ada yang ngerasa, “Gimana sih, ajaran zaman dulu bisa relevan sama hidup modern kita sekarang?” Tapi justru di situ letak indahnya! Pemahaman salaf bukan cuma cocok buat zaman dulu, tapi juga sangat relevan di zaman sekarang. Misalnya, adab dan akhlak. Mau di zaman mana pun, kita tetap butuh jadi orang yang beradab, tahu sopan santun, tahu bagaimana menghargai waktu, dan bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik.
Contohnya, di era serba digital ini, kita sering terjebak sama FOMO (Fear of Missing Out), selalu ingin ikutin tren terbaru. Dengan pemahaman agama yang benar, kita diajarin buat nggak mudah terpengaruh. Kita jadi tahu mana yang penting untuk hidup kita dan mana yang cuma kesenangan sementara.
Belajar Agama itu Keren, Serius!
Ini bukan tentang jadi kaku atau terlalu serius, tapi belajar agama sesuai pemahaman salaf itu kayak belajar “roadmap” buat hidup yang tenang dan berkah. Kamu bakal ngerti gimana menghadapi masalah dengan cara yang bijak, gimana tetap fokus pada tujuan akhir, yaitu ridha Allah, sambil tetap bisa ngejalanin hidup yang produktif di dunia.
Misalnya, banyak dari kita yang sibuk ngejar kesuksesan materi, tapi sering lupa bahwa kebahagiaan yang hakiki nggak cuma datang dari materi. Islam ngajarin kita untuk balance: dunia harus dijalani, tapi akhirat jangan dilupakan. Ini bukan berarti kita harus ninggalin semua ambisi duniawi, tapi justru kita diajarin gimana caranya sukses di dunia dan akhirat.
Investasi Jangka Panjang Buat Hidup yang Lebih Tenang
Bayangin belajar agama itu kayak investasi jangka panjang yang nggak cuma buat hidup kamu sekarang, tapi juga buat kehidupan di akhirat nanti. Sama kayak investasi saham atau properti yang butuh proses, belajar agama juga butuh waktu, tapi hasilnya jauh lebih besar dari apapun. Kamu nggak cuma dapet ilmu, tapi juga dapet ketenangan batin, pedoman hidup, dan yang paling penting, ridha dari Allah.
Sekarang, udah banyak cara buat belajar agama sesuai pemahaman salaf. Kamu bisa ikut kajian online, baca buku, atau dengerin podcast dari ustadz-ustadz terpercaya. Buatlah belajar agama jadi bagian dari gaya hidup kamu, bukan sekadar rutinitas yang formal.
---
Jadi, yuk mulai sekarang, sisihkan waktu buat belajar agama dari sumber yang tepat. Bukan cuma buat jadi orang yang lebih baik, tapi juga buat hidup yang lebih tenang, terarah, dan tentunya lebih dekat dengan Allaah.
Ketika banyak harta manusia merasa dirinya spesial dan jika dalam keadaan sebaliknya maka ia merasa minder.
Yg lebih parah, ada yang merasa dirinya dan hidupnya tdk berguna sama sekali, karena hartanya sedikit.
Semua cerita mereka dan keluh kesahnya berputar hanya tentang itu saja. Seolah terlahirnya mereka memang demi untuk meraih kekayaan.
Bahkan akhlak yang baik, kehormatan, puja puji, semuanya mereka lekatkan hanya atas mereka yang punya harta banyak. Anda kaya maka Anda terhormat meskipun harta Anda hasil maling dan korup.
Pantas saja harta disebut sebagai fitnah atas Ummat ini. Semoga Allah jauhkan kita dari fitnah harta.
-Ustaz Musamulyadi Luqman Hafizhahullah
Ada yang hal yang memang seharusnya dibiarkan berlalu, cukup doakan yang terbaik.
Rasanya tak mesti diumbar, biarkan saja, sebab sudah bukan lagi masanya.
Dewasa memang butuh banyak kelapangan hati dalam menerima apapun.
Apakah engkau pernah berduka karena kematian orang tuamu? Sesungguhnya Rasulullah semenjak kecil ditinggal wafat kedua ibu bapaknya.
Apakah engkau pernah bersedih karena kematian orang yg kamu cintai? Sesungguhnya Rasulullah ditinggal wafat ke-enam putra-putrinya dan ditinggal wafat pula oleh istri tercintanya.
Apakah engkau pernah bersedih karena kekurangan harta? Sesungguhnya dahulu sebulan lamanya, tidak dinyalakan api di rumah Rasulullah
Apakah engkau pernah bersedih karena dikucilkan oleh komunitasmu? Sesungguhnya Rasulullah pernah dilempari batu dan diusir dari kampung halamannya.
Apakah engkau pernah bersedih karena ocehan, dan cemoohan orang kepadamu? Sesungguhnya Rasulullah pernah dituduh: Pendusta, dukun, penyihir dan penyair.
Apakah engkau pernah mengalami ketakutan? Sesungguhnya dahulu Rasulullah dikhianati, diancam pembunuhan, diracun dan disihir.
Nabi kita:
Yatim piatu, ditinggal wafat oleh istri dan putra-putrinya, kekurangan harta Dan makanan, dilempari batu, diusir, dikhianati, diancam untuk dibunuh, diracun, disihir, didustakan, dituduh penyihir dan penyair.... Alangkah sabarnya dirimu ya rasulullah...
Pantaskah kita mengeluh? duka kita tak sebanding dg lara yang dirasa olehnya.
Ya Allah kumpulkan kami dengan nabimu yang Mulia dan para sahabatnya yang setia.
اللهم صل وسلم عليه وعلى ٱله وصحبه أجمعين.
Source : Fb Ustaz Fadlan Fahamsyah Hafizhahullah
Pemburu yang diburu.
Last updated 3 months, 2 weeks ago
Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.
Last updated 1 month, 3 weeks ago
Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.
Last updated 2 months, 1 week ago