Derma Cerita

Description
Nikmati masa tua atau mudamu, bukan sia-siakan sisamu.
We recommend to visit

Pemburu yang diburu.

Last updated 2 months, 3 weeks ago

Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.

Last updated 3 weeks, 6 days ago

Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.

Last updated 1 month, 2 weeks ago

2 weeks, 4 days ago
Derma Cerita
2 weeks, 5 days ago
Derma Cerita
3 weeks, 2 days ago

"Di mana aku saat anda tengah memikirkan akhirat, sedang aku terbakar oleh cemburu."

Ucap Aisyah kepada Nabi ﷺ di tengah malam dengan temaram lintang di langit Madinah.

Hari-hari akhir sebelum Nabi ﷺ meninggal adalah hari yang haru.

Hari itu merupakan giliran Nabi berada di kamar Aisyah, di kegelapan malam nan dingin, Aisyah terbangun dengan bara cemburu dalam dada.

Bagaimana tidak?!

Aisyah tak mendapati sang suami berada di sampingnya, segera Aisyah kenakan pakaiannya untuk menutupi tubuh, ia bergegas mencari dimana Nabi ﷺ.

Ternyata beliau sedang berada di pekuburan Baqi, Nabi ﷺ tengah memohonkan ampunan untuk sahabat-sahabatnya, dan ingin mengucapkan selamat tinggal kepada mereka.

Disebutkan pula bahwa tak hanya pekuburan Baqi yang beliau kunjungi sebelum kepergiannya, namun para syuhada Uhud juga demikian.

Aisyah menemukan sang suami tegak berdiri menghadap pekuburan, dirinya dibuat kesal dan benar-benar cemburu bagai bara dalam sekam.

Ketika Nabi ﷺ menyadari adanya Aisyah, Beliau segera berbalik dan melihat betapa Aisyah terburu-buru untuk kembali ke kamarnya, Nabi ﷺ ingin mengejar namun Aisyah semakin mempercepat langkahnya.

Begitu tiba di kamar, nafas Aisyah tak bisa berdusta, ia terengah-engah saat ditanya Nabi ﷺ :
Dari mana kamu?

Enggak! Jawabnya.

"Kamu bisa berbohong kepadaku, tapi tidak dengan Dzat yang ada di atas."

Aisyah pun meluapkan kecemburuannya, kata dia :
"Di mana aku saat engkau memikirkan akhirat, sedang aku terbakar cemburu."

Ustadz Mukhtar mengomentari ucapan ini, kata beliau :
"Memang wanita demikian, kita sebagai laki-laki hanya boleh diam saat istri itu cemburu dan melampiaskan kecemburuaannya. Karena itulah yang dilakukan oleh Nabi ﷺ kepada istrinya, Aisyah."

Madinah, 19 Sya'ban 1446 / 18 Februari 2025.

Join us : https://t.me/DermaCerita

3 months ago

Jangan Jadi Guru!

Sebuah motivasi singkat sekaligus pengingat bagi teman-teman yang berada di fase; meluangkan waktu untuk kebaikan orang lain, padahal hakikatnya ia sedang berinvestasi untuk masa depan dirinya.

Dalam sebuah hadits yang mulia, Nabi ﷺ bersabda :

‎خيرُ الناسِ أنفعُهم للناسِ .

"Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi sesama."

Nabi ﷺ sabdakan dengan konteks umum, mulai dari cara kemanfaatan itu didapat, secara umum juga laki ataupun perempuan, dan lebih jelasnya adalah beliau tidak membatasi kemanfaatan tersebut pada hal duniawi maupun akhirat saja.

Sehingga kesimpulannya adalah kita dituntut untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama dan berharap agar semua upaya tadi diterima di sisi Allah.

Lebih spesifik lagi bahwa kemanfaatan yang sering sekali diulang dan didengar oleh kawan-kawan seperjuangan adalah : menjadi guru bagi orang lain atau keluarga sendiri.

Manfaatnya besar, pengaruh baiknya luar biasa, namun dituntut untuk lebih ikhlas dibanding sebelum-sebelumnya saat masih menjadi rookie (pemula yang belum banyak pengalamannya).

Saya hanya ingin menyampiakan beberapa hal terkait judul di atas :
1. Jangan jadi guru! Kalau masih memiliki sifat pendendam.
2. Jangan jadi guru! Kalau masih tidak sepenuh hati melaksanakan tugas tersebut.
3. Jangan jadi guru! Kalau masih menganggap dirinya lebih berperan ketimbang pelaksana pendidikan lainnya.
4. Jangan jadi guru! Kalau sering mengungkit gaji!
5. Jangan jadi guru! Kalau masih susah memberi contoh yang baik kepada siswa didiknya.
6. Jangan jadi guru! Kalau masih sering berbuat makar.
7. Jangan jadi guru! Kalau masih sering sombong.
8. Jangan jadi guru! Kalau masih egois.
9. Jangan jadi guru! kalau masih serakah.
10. Dan jangan pernah jadi guru apalagi guru agama padahal kita jauh dari Allah.

Menjadi guru susah dan berat, itu resiko. Tanpa pamrih, harus! Tanpa tanda jasa, memang! Guru itu pencetak manusia masa depan! Ga gampang dan ga mudah!

Kalau kita sesama guru satu dengan yang lainnya masih berkelit antara hak siapa yang paling besar, berlomba-lomba mengatakan siapa yang paling berpengaruh dalam suatu lembaga pendidikan, sampai pada tingkat saling menjatuhkan harga diri sesama guru, mending turu! Jangan jadi guru! Bikin malu dunia pendidikan! Bikin kita semakin jauh dari sabda Nabi ﷺ yang di atas tadi.

Oleh sebab itu, mari kita satukan kembali semangat dan lakukan yanh mudah dari sebab-sebab keselamatan kita dalam menanggung amanah tadi.
Utamakan husnudzan, dahulukan rasa percaya kepada sesama, dan jangan lupa untuk saling memberi semangat kepada pelaksana pendidikan lainnya.

Semoga Allah memberi kita semua hidayah dan taufik-Nya. Aamiin.

Abu Hatim.

Rest area Pemalang at 02.50 dini hari.
10 Jumadil Akhir 1446 H.

https://t.me/DermaCerita

3 months, 3 weeks ago

Selamat membaca, semoga bermanfaat.

https://t.me/DermaCerita

3 months, 3 weeks ago

Selamat membaca, semoga bermanfaat.

https://t.me/DermaCerita

5 months, 1 week ago
Remah-remah sajak thalabul ilmi.

Remah-remah sajak thalabul ilmi.

https://t.me/DermaCerita

5 months, 1 week ago
InsyaAllah segera kalian miliki

InsyaAllah segera kalian miliki
Semoga Allah mudahkan.

Support by : https://t.me/DermaCerita

5 months, 2 weeks ago

Sebuah kaidah dalam pinjam meminjam atau hutang piutang yang telah ditetapkan oleh para Ulama, diambil dari sebuah hadits lemah namun para Ulama menyatakan keabsahan makna hadits tersebut, kaidah itu berbunyi :

كل قرض جرى فيه نفعاً فهو ربا

"Setiap transaksi pinjaman yang memberi suatu keuntungan pada salah satu pihak maka hal itu termasuk riba."

Ada suatu faidah yang mesti kita ketahui dari permasalahan di atas, yaitu :
Para 'Ulama sangat berhati-hati dalam bertransaksi semacam ini, mereka sangat wara'.

Hingga dicontohkan oleh Imam Abu Hanifah sebagaimana yang disebutkan dalam kitab :
Al Khairaatul Hisaan Fii Manaqibil Imamil A'dzam Abi Hanifah an Nu'man milik Ibnu Hajar al Haitsami.

Pada suatu siang yang sangat terik beliau melewati rumah yang memiliki tempat teduh dari panasnya matahari, namun beliau enggan untuk sekedar berteduh di bawahnya.
Hingga ada seseorang yang melihat beliau berdiri di bawah terik matahari langsung, lantas mengatakan :

"Mengapa engkau tidak berteduh sebentar saja di halaman rumah orang itu?"

Beliau menjawab : "Sesungguhnya aku sedang memberi pinjaman kepadanya, dan aku tidak suka mendapatkan manfaat darinya meski sekedar berteduh di rumah orang itu."

Subhanallah betapa wara' dan hati-hatinya beliau.

Mudah-mudahan Allah karuniakan kita akhlak dan ilmu seperti yang mereka ajarkan kepada penerusnya.

Join us : https://t.me/DermaCerita

8 months, 1 week ago
We recommend to visit

Pemburu yang diburu.

Last updated 2 months, 3 weeks ago

Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.

Last updated 3 weeks, 6 days ago

Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.

Last updated 1 month, 2 weeks ago