gemes betul taeby satu ini

Mau reaction setobeyi:(

Mau reaction setobeyi:(

HFW? Izin FW juga hehe

https://t.me/darrkkim/235
Baca ya, nanti Rex kasih ciuman mwah mwah

Telegram

Dark side

Lambat laun Volrex mulai bosan di rumah hanya bermain, menunggu guru datang, dan menonton tv. Dengan keluhan Volrex tersebut Saga mempekerjakan Volrex di toko kue nya. Saga hanya memberi Volrex tugas mencatat menu, meminta pada karyawan lain untuk membantu…

Lambat laun Volrex mulai bosan di rumah hanya bermain, menunggu guru datang, dan menonton tv. Dengan keluhan Volrex tersebut Saga mempekerjakan Volrex di toko kue nya. Saga hanya memberi Volrex tugas mencatat menu, meminta pada karyawan lain untuk membantu Volrex dan menjelaskan masalah mentalnya.

Awal mula Volrex berkerja cukup baik, banyak orang yang merasa gemas dengan aksen berbicara Volrex dan tingkahnya. Volrex juga belajar membawa pesanan ke pelanggan, walau tak sering tapi sudah cukup membuat Volrex sibuk dan tak bosan.

Volrex, pria manis yang memiliki gangguan mental Peterpan Syndrome.

Pria manis dengan pakaian pelayan berwarna biru muda itu berlari —meloncat kesana kemari mencatat menu menu yang di pesan oleh pelanggan yang hadir. Sesekali pria tersebut akan mendapatkan hadiah kecil, seperti permen, coklat, bahkan Gummy bear kesukaan si manis.

Si manis tersebut bernama Volrex. Dengan peniti berbentuk karakter anak-anak berpakaian hijau yang khas di panggil Peterpan menandakan ia adalah seorang dengan gangguan mental yang di sebut Peterpan Syndrome.

Peterpan Syndrome mirip seperti Little space. Bedanya jika little space hanya muncul ketika sang pengidap stress atau kelelahan, makan Peterpan Syndrome akan terus ada sampai pengidapnya sembuh (kemungkinan sembuh cukup besar tapi membutuhkan waktu yang lama sekali). Dan lagi Peterpan Syndrome biasanya hanya bertingkah seperti anak usia 7-10 tahun berbeda dengan little space yang bisa sampai bertingkah seperti bayi.

Cukup sulit bagi orang-orang menerima pengidap Peterpan Syndrome ini. Tubuh orang dewasa yang bertingkah dan berfikir seperti anak-anak tampa henti membuat semua orang berfikir mereka menyusahkan. Termasuk orang tua Volrex.

Kedua orang tua dari pria manis tersebut mengusirnya dari rumah. Saat itu sore hari dengan langit mendung. Kedua orang tuanya hanya memberikan sebuah tas berwarna biru muda yang berisi selimut, 3 pasang pakaian dan 6 pakaian dalam. Mereka bahkan tega mengambil tabungan sang anak karena merasa sang anak takkan mengerti soal uang.

Waktu itu Volrex berjalan kesana kemari dengan wajah sedih. Rintik hujan siap turun membasahi tubuhnya. Volrex terduduk di halte yang sepi, menunduk sambil menatap sepatu berwarna coklat dengan pola beruang. Volrex terkekeh pelan melihat hujan mulai turun. Tingkah kekanakan yang menyuruhnya bermain hujan. Meninggalkan tas nya di halte Tampa pengawasan. Volrex membiarkan seluruh tubuhnya basah oleh hujan.

Wajah si manis mulai basah. Rambut berwarna pirang juga ikut basah. Dengan baju berwarna hijau dan celana coklat Volrex terlihat seperti karakter gangguan mentalnya. Peterpan.

Saga, pria pemilik toko kue yang menjadi tempat Volrex berkerja sekarang menemukannya hari itu. Hampir mati di telan kedinginan di tengah halte bus dan hujan badai. Tubuhnya yang basah tak menghentikan Saga menggendong tubuh kurus milik Volrex, mengendong tas kecil milik Volrex di punggungnya dan Volrex di depannya dengan satu tangan memegang payu Saga berlari menembus hujan. Sesekali ia menutupi tubuh Volrex dengan tangannya. Ia berlari sampai ke depan klinik terdekat, memasuki klinik tersebut dan berteriak.

Hari itu Saga panik karna saat ia menggendong si manis ia hanya merasakan detak jantung lemah. Bibir Volrex begitu pucat juga tubuh yang tak bergerak sedikitpun. Tubuh Volrex begitu ringkih ketika Saga meletakkannya di kasur pasien. Tak sampai sedetik setelah ia meletakkan tubuh Volrex, tubuh si manis kejang-kejang membuat Saga hampir berteriak dan suster langsung berlari menuju ruang dokter yang berjaga.

Walau saat itu dokter yang berjaga adalah dokter kandungan tapi Saga bersyukur karna pria kecil yang ia temukan selamat. Saga tersenyum sambil memegang tangan Volrex yang masih pucat. Suhu penghangat ruangan di tingkatkan karna Volrex mengalami hipotermia.

Hari ini, tepatnya sudah 3 bulan semenjak kejadian tersebut. Saga mengangkat Volrex yang saat itu masih berusia 15 tahun menjadi anaknya secara legal. Volrex tak pernah bilang siapa keluarga aslinya, tiap di tanyakan tentang keluarga atau orangtuanya ia selalu panik dan menangis membuat polisi dan hakim menyerah lalu menyerahkan hak asuh Volrex kepada Saga.

Saga juga merasakan keanehan dengan aksen celad Volrex. Awalnya ia mengira karna trauma Volrex menjadi telat berbicara. Tapi setelah ia bawa ke psikiater remaja Saga terkejut mendengar masalah mental Volrex.

Sejak saat itu Saga dengan ikhlas menyewa seorang guru untuk mengajari Volrex, walau memiliki Peterpan syndrome tapi pria manis tersebut sangat cepat belajar. Tapi ga itu, ia harus di ajari sambil bermain bagai anak TK yang belajar.

Who is Peterpan?

gemes banget