Gema riuh bersorak dalam atma
Seolah menyampaikan intuisi hati
Bukan..
Bukan aku tak peduli
Hanya saja aku tak mau…
Aku tak mau kembali menjelaskan tentang riuhnya diri ini

Aku tak perlu…
Aku tak perlu menceritakan anomali diri ini
Karena pintunya sudah ku tutup rapat
Kuncinya ku buang jauh
Jauh pada penghujung cakrawala

Pecahan ombak berhasil memecahkan lamunanku
Tetapi aku tak kunjung pergi
Aku masih berada pada ruang itu
Ruang yang hanya aku dan Tuhan yang tahu

Mw jg sp yng mw? Sy sy sy

LUCU BNGET GAKSI ASJAUSUHHWS

Orang yang mencintai kamu sepenuh hati akan memandangmu sempurna.

Pada penghujung lembayung senja penulis menyisipkan sepatah kalimat manis untuknya;

Semoga kamu selalu bahagia walau mungkin bukan aku yang bersamamu. Sehat selalu orang baik. Terima kasih pernah menjadi bagian dari buku yang tak pernah di mulai dan di akhiri. Aku mencintaimu, doaku selalu menyertaimu.

—Ser.

Hai selamat malam tuan…
Bagaimana hari harimu setelah hari itu?
Apakah kau masih ingat dengan nona manis yang sering mengganggumu?
Apakah masih ada perasaan sayang untuknya?

Apa…
Apakah kamu rindu?
Nona manis mengulum senyum palsu,
Ia berbohong tuan.
Ia menginginkanmu kembali

Kupu-kupu selalu mengingatkanku padamu
Tidak kah kau berniat untuk kembali?
Nona manis selalu mengirimkan doa terbaik untukmu tuan

Sampaikan pada Tuhanmu
Nona manis selalu mencintaimu
—from ur sereal