🚨𝗦𝗘𝗧𝗨 𝗠𝗣𝗦𝗖🚨 🌉🧗
By @Dysp77
Mk Sir.
@Ms3390
Shyam Sir.
Last updated 2 weeks, 1 day ago
كتاب ضبط المصحف كاملا.pdf
https://www.facebook.com/reel/1947220848982166?sfnsn=wiwspmo&mibextid=6AJuK9
Log in to Facebook
Log in to Facebook to start sharing and connecting with your friends, family and people you know.
Log in or sign up to view
See posts, photos and more on Facebook.
Log in or sign up to view
See posts, photos and more on Facebook.
? TAKBIR FIIL QIROAH
Sebagaimana yang telah saya isyaratkan sebelumnya, bahwa qiro`ah Imam ‘Aashim dari jalan riwayat Imam Hafsh ada beberapa point yang dianggap sebagai bentuk ‘Tafarud’ (riwayat tunggal) dari Imam Hafsh dalam madzhab qiroahnya. Diantara point tersebut adalah takbir dalam qiroah. Sebagian ulama qiroah menganggap Imam Hafsh dalam hal ini menyelisihi qiroah lainnya yang mana mereka menganjurkan adanya takbir dalam qiroah.
Bagaimana bentuk takbir dalam qiroah? Asy-Syaikh DR. Aiman Suwaid dalam salah satu video kajiannya menyebutkan bahwa sebagian qiroah mereka menganjurkan membaca takbir setelah membaca surat adh-Dhuhaa dan seterusnya sampai selesai surat an-Naas. Jadi ketika selesai membaca ayat terakhir dari surat adh-Dhuhaa : {وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ} lalu bertakbir : “Allahu Akbar”, disambung Basmalah, lalu membaca awal surat asy-Syarh : {أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ } sampai akhir : {وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ }, lalu bertakbir : “Allahu Akbar”, disambung Basmalah, lalu membaca awal surat at-Tiin, dan nanti selesai membaca surat at-Tiin, disambung takbir dan membaca Basmalah begitu seterusnya sampai surat an-Naas. Jadi takbir dibaca tiap akhir surat dimulai dari akhir surat adh-Dhuhaa, sampai akhir surat an-Naas.
Dalil ulama qiroah adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dalam kitab “al-Mustadrook” (no. 5325) :
حَدَّثَنَا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ، الْمُقْرِئُ الْإِمَامُ بِمَكَّةَ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، ثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ الصَّائِغُ، ثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْقَاسِمِ بْنِ أَبِي بَزَّةَ، قَالَ: سَمِعْتُ عِكْرِمَةَ بْنَ سُلَيْمَانَ، يَقُولُ: قَرَأْتُ عَلَى إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسْطَنْطِينَ، فَلَمَّا بَلَغْتُ وَالضُّحَى، قَالَ لِي: «كَبِّرْ كَبِّرْ عِنْدَ خَاتِمَةِ كُلِّ سُورَةٍ، حَتَّى تَخَتِمَ» وَأَخْبَرَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ كَثِيرٍ أَنَّهُ قَرَأَ عَلَى مُجَاهِدٍ فَأَمَرَهُ بِذَلِكَ، وَأَخْبَرَهُ مُجَاهِدُ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَمَرَهُ بِذَلِكَ، وَأَخْبَرَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ، أَنَّ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ أَمَرَهُ بِذَلِكَ وَأَخْبَرَهُ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ بِذَلِكَ
“…telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin al-Qoosim bin Abi Bazzah ia berkata, aku mendengar ‘Ikrimah bin Sulaiman berkata, aku membaca dihadapan Ismail bin Abdillah bin Qusthonthiin, tatkala aku sampai wadh-Dhuhaa, ia (Ismail) berkata : “bertakbirlah, bertakbirlah di akhir tiap surat (mulai dari adh-Dhuhaa) sampai akhir Al Qur’an (surat an-Naas).
Telah mengabarinya Abdullah bin Katsiir bahwa dia membaca dihadapan Mujaahid dan memerintahkan (takbir) tersebut, lalu Mujaahid mengabarinya bahwa Ibnu Abbas Rodhiyallahu ‘anhu memerintahkan (takbir) tersebut, lalu Ibnu Abbas Rodhiyallahu ‘anhu mengabarinya bahwa Ubay bin Ka’ab Rodhiyallahu ‘anhu memerintahkan hal tersebut, kemudian Ubay bin Ka’ab Rodhiyallahu ‘anhu mengabarinya bahwa Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam memerintahkan (takbir) tersebut”.
Imam al-Hakim setelah meriwayatkan hadits ini menilainya : “هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ” (hadits ini shahih sanadnya, namun (Bukhori-Muslim) tidak meriwayatkannya). Namun tashih dari Imam al-Hakim ini, dikritik oleh Imam adz-Dzahabi dengan perkataannya : “al-Bazziy, diperbincangkan status haditsnya”.
Imam Abu Hatim juga menilai hadits ini mungkar, dan kemudian Imam adz-Dzahabi dalam kitabnya “as-Siyaar” dengan jelas mengatakan bahwa al-Bazziy adalah mungkar. Al-Bazziy ini adalah Ahmad bin Muhammad bin al-Qoosim bin Abi Bazzah, sebagaimana perowi dalam sanad yang dibawakan oleh Imam al-Hakim diatas. Imam al-Albani telah melakukan takhrij yang luas terhadap hadits ini dalam kitabnya “Silsilah al-Ahaadits adh-Dhoo’ifah (no. 6133)” dan menilainya sebagai hadits mungkar.
Log in or sign up to view
See posts, photos and more on Facebook.
https://www.facebook.com/groups/1487335544737949/permalink/2596162153855277/?mibextid=Nif5oz
تحفيظ القرآن الكريم أونلاين للأطفال والكبار | Facebook
هذه المجموعة تساعدك على حفظ كتاب الله وتعلم أحكام التجويد.
🚨𝗦𝗘𝗧𝗨 𝗠𝗣𝗦𝗖🚨 🌉🧗
By @Dysp77
Mk Sir.
@Ms3390
Shyam Sir.
Last updated 2 weeks, 1 day ago