Tipe kedua:
Mempercantik diri yang berlebihan dan ini  bukan dikarenakan untuk menghilangkan cacat, akan tetapi untuk menambah kecantikan , maka hal ini dilarang dan tidak dibolehkan ; karena Rasul Allah Shallallahu alaihi WA sallam bersabda : Allah  melaknat orang yang cukur alis dan orang yang meminta untuk dicukur alisnya dan orang yang menyambung rambut dan orang yang minta untuk dipasang rambutnya dan orang yang bertato dan yang minta ditato ”di karenakan dalam hal tersebut terdapat mengadakan kecantikan yang sempurna yang tujuannya  bukan untuk menghilangkan aib .

Adapun terkait dengan pelajar yang menetapkan untuk mempelajari ilmu bedah untuk kecantikan yang sudah dimuat dalam  kurikulum studinya, maka tidak mengapa dia untuk mempelajarinya namun dia  tidak melakukannya dalam hal-hal yang haram.

Bahkan orang yang mempelajari ilmu tersebut akan menasehatkan seseorang untuk menjauhi perbuatan tersebut sebab itu adalah Haram, dan barangkali jika nasehat itu keluar dari mulut seorang dokter, maka akan lebih berdampak dan mengena pada jiwa seseorang.

Teks Arab

سئل فضيلة الشيخ رحمه الله تعالى: ما حكم إجراء عمليات التجميل؟ وما حكم تعلُّم عِلم التجميل؟

فأجاب فضيلته بقوله: التجميل نوعان:

النوع الأول: تجميل لإزالة العيب الناتج عن حادث أو غيره، وهذا لا بأس به ولا حرج فيه؛ لأن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أذن لرجل قُطعت أنفه في الحرب أن يتخذ أنفاً من ذهب..

والنوع الثاني: التجميل الزائد وهو ليس من أجل إزالة العيب، بل لزيادة الحُسن، وهو محرَّم ولا يجوز؛ لأن الرسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لعن النامصة والمتنمصة والواصلة والمستوصلة والواشمة والمستوشمة..» لما في ذلك من إحداث التجميل الكمالي الذي ليس لإزالة العيب.

أما بالنسبة للطالب الذي يُقرر علم جراحة التجميل ضمن مناهج دراسته فلا حرج عليه أن يتعلمه ولكن لا ينفذه في الحالات المحرمة.. بل ينصح من يطلب ذلك بتجنبه لأنه حرام، وربما لو جاءت النصيحة على لسان طبيب كانت أوقع في أنفس الناس

Demikian penjelasan dari kami semoga bermanfaat

PEMATERI oleh :
Ust Abu khuzaimah Abdussalam  hafidhohullah
( Pengasuh Lembaga Tahfidzul Qur-an Al Istiqomah Batam )

📡📻Tafadhol kunjungi LINK kami bila ingin dapat postingan ilmiyah lainnya :

🇮🇩 Channel Telegram ||
http://telegram.me/istiqomahsalafi
https://t.me/Bantahhizbiyah
https://t.me/kajiansalafiya
https://t.me/nasehatsalafiyah

┈┉┅━━━❀━━━┅┉┈
​

SOAL TANYA JAWAB KE 6⃣3⃣

Soal dari Peserta Kajian Majlis Taklim Al Istiqomah :

Ustad Bagaimana hukum memakai Behel kawat gigi?

Al Jawab
Naam sebelum masuk kepada hukum Behel gigi dan Fatwa ulama tentang hal tersebut maka kita harus mengenal terlebih dahulu tentang makna Behel gigi itu apa ?

Behel gigi atau kawat gigi adalah alat yang digunakan untuk memperbaiki gigi dan rahang yang tidak rata atau bertumpuk. 
Behel bekerja dengan memberikan tekanan ringan secara terus-menerus untuk mengatur posisi gigi. 

Manfaat behel gigi: Memperbaiki penampilan gigi dan senyuman, Membantu mengunyah dan berbicara, Mengatasi kesulitan mengunyah dan pelafalan, Meningkatkan kepercayaan diri. 

https://www.google.com/search?q=behel+gigi&oq=behel+&gs_lcrp

Maka dengan pengertian diatas mak hukum Behel gigi itu ada beberapa Rincian seperti yang telah dijelaskan oleh Ibnu Utsaimin rahimahullah ketika Ditanya Syaikh yang mulia :
Apa hukum melakukan tindakan untuk perbaikan perapian gigi ?

Yang Mulia menjawab dengan mengatakan:
Perbaikan perapian gigi itu ada dua jenis:
Tipe pertama:
bahwa yang dimaksudkan dengan hal itu adalah untuk meningkatkan kecantikan , ini dilarang dan tidak dibolehkan.
Dan Nabi shallallahu alaihi WA sallam melaknat para wanita yang berbuat perenggangan gigi dengan mengikirnya untuk tujuan kecantikan dan para wanita yang berusaha untuk merubah ciptaan Allah.

Meskipun ini terkait dengan wanita yang dituntut untuk dia bisa mempercantik diri dan dia seorang wanita yang ditumbuhkan untuk berhias maka tentunya bagi seorang laki laki lebih utama untuk dilarang mempercantik dirinya dengan merubah ciptaan Allah pada dirinya.

Tipe kedua:
Jika Perbaikan perapian giginya karena cacat, maka tidak mengapa dengan hal tersebut karena sesungguhnya sebagaian orang terkadang nonjol sesuatu dari giginya, baik pada gigi serinya atau lainnya, nampak sangat jelek gigi tersebut dimana orang yang melihatknya akan berasumsi buruk padanya maka dalam kondisi seperti ini tidak mengapa bagi seorang untuk memperbaiki giginya agar seimbang dan rapi, karena ini adalah untuk menghilangkan cacat dan bukan peningkatan kecantikan , dan yang akan menunjukkan atas hal ini adalah sabda Nabi, shallallahu alaihi wa sallam bahwa seorang yang telah terputus hidungnya diperintah untuk memperbaiki hidungnya dari perak kemudian hidungnya membusuk lalu diperintahkan beliau untuk memperbaiki hidungnya dengan pakai emas
Sebab dalam perbuatan ini ada tujuan menghilangkan aib / catat dan bukan untuk maksud meningkatkan kecantikan

Teks arab

[سئل فضيلة الشيخ رحمه الله تعالى: ما حكم عمليات تقويم الأسنان؟]

فأجاب فضيلته بقوله: تقويم الأسنان على نوعين:
النوع الأول: أن يكون المقصود به زيادة التجمُّل فهذا حرام ولا يحل وقد لعن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم «المتفلجات للحسن المغيرات لخلق الله» هذا مع أن المرأة مطلوب منها أن تتجمل وهي من يُنشأ في الحلية، والرجلُ من باب أولى أن يُنهَى عن ذلك.

النوع الثاني: إذا كان تقويمها لعيب فلا بأس بذلك فيها فإن بعض الناس قد يبرز شيء من أسنانه إما الثنايا أو غيرها تبرز بروزاً مُشيناً بحيث يستقبحه من يراه ففي هذا الحال لا بأس من أن يُعدلها الإنسان؛ لأن هذا إزالة عيب وليس زيادة تجميل، ويدل لهذا أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم: «أمر الرجل الذي قُطع أنفه أن يتخذ أنفاً من وَرِق أي فضة ثم أنْتَنَ فأمره أن يتخذ أنفاً من ذهب» لأن في هذا إزالة عيب وليس المقصود زيادة تجمُل.

Dan berikut Tambahan Penjelasan Fatwa dari syaikh Utsaimin rahimahullah :

Ditanya Syaikh yang mulia : Apa Hukum operasi plastik untuk kecantikan ? Apa hukum mempelajari ilmu kecantikan ?

Syaikh menjawab dengan mengatakan:
Kecantikan adalah dua jenis:

Tipe pertama: Keindahan untuk menghilangkan cacat yang dihasilkan dari bencana atau sebab lain, dan ini tidak apa -apa dan tidak ada yang salah dengan itu; sebab Nabi shallallahu alaihi wassalam
Telah diizinkan bagi seorang yang telah terpotong hidungnya dalam pertempuran yang terjadi untuk membuat hidungnya dari emas..

🍁 INFO RECORD KAJIAN MAJLIS TAKLIM AL ISTIQOMAH 💦

Bismillah
Berikut kami sajikan Hasil Rekaman Kajian di Tiban - Batam

📚 Materi :
Muqoddimah Kitab Syarh Ushul sunnah dari Syaikh Roby Al madkholy hafidhohullah

Pertemuan 1⃣

Ringkasan :

✅ Perhatian para Ulama thd Aqidah dan dasar pokok keislaman terbukti dengan karya ilmiyah mereka.

✅ Seorang yang menyimpang dari Dasar pokok Agama itu berada dalam Bahaya kekafiran kebidahan dan kesesatan.

✅ Para Ulama Ahli hadits dalam kitab haditsnya telah mencantumkan  pembahasan tentang Dasar Dasar pokok Islam

✅ Wajib bagi para penuntut ilmu untuk mempelajari Aqidah dan dasar pokok Islam yang shoheh sebab ini adalah Jalan Islam yang telah ditempuh oleh Rasulullah dan Salafussholeh  baik dalam Pengambilan ilmu Beraqidah , beribadah ,berakhlak ,berdakwah bermuamalah dan bersikap thd seorang penyimpangan seorang .

​🇮🇩 Channel Telegram ||
1⃣ https://t.me/kajiansalafiya

📝  PEMATERI  oleh :
Ust Abdussalam 
( Mudir Ma'had Tahfidzul Qur-an Al Istiqomah Batam )

Rekaman Kajian bisa di dengar disini : 
https://t.me/kajiansalafiya/562

Adapun Teks Kajian Syarh ushul sunnah bisa dilihat di atas👆🏾

Ikuti juga saluran
AL - ISLAM ITU ADALAH AS- SUNNAH
di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vax8zvNFcow58Lo2Y92a

yang telah disebutkan di atas

Kesimpulan dari keterangan diatas bahwa tidak dikhususkan pada hari jumat itu dengan shodaqoh sebab tidak ada Dalil Hadits yang shoheh atas hal itu sebagaimana yang telah dikatakan oleh Syaikh Utsaimin bahwa belum didapati pembicaraan Ulama salaf terdahulu yang menunjukkan atas disunnahkan mengkhususkan dihari Jumat dengan shodaqoh dengan hadits yang shoheh  dan yang ada hadits yang dhoif
Namun jika dia ingin bershodaqoh pada Hari jumat karena mengikuti keutamaan waktu pada Hari jumat secara keumuman dan tanpa ada batasan tertentu dari amal shodaqoh pada hari itu
dan ditambah dengan maksud bershodaqoh pada hari jumat tersebut karena dia melihat bahwa banyak orang yang miskin yang membutuhkan bantuan yang berkumpul dan mendapat waktu luang pada hari itu untuk diberikan shodaqoh sebagaimana Riwayat hadits yang shoheh yang menunjukkan bahwa Nabi menganjurkan untuk bershodaqoh pada hari jumat ketika terlihat orang tersebut berpakaian lusuh karena dia faqir
maka hal ini tidak menentukan secara khusus dari amalan shodaqoh tersebut dan diharapkan pahala shodaqoh tersebut akan dilipatgandakan sebagaimana yang telah dikatakan oleh Syaikh Ubaid Al jabiri dan Syaikh Muhammad Ibnu Sholeh Al Utsaimin rahimahullah:

Pertama pernyataan Syaikh Ubaid hafidhohullah bahwa pada hari Jumat tersebut telah ditunjukkan Dalil akan keutamaan hari Jum'at itu dan termasuk kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan bahwa keutamaan suatu waktu atau tempat itu tidak mengharuskan adanya dikhususkannya dengan satu ibadah baik itu puasa atau sedekah atau shalat sebab asal dalam suatu ibadah itu adalah Terlarang kecuali dengan suatu keterangan Nash dalil .

Pernyataan kedua Syaikh Utsaimin pernah menyatakan bahwa menentukan cara khusus pada hari Jumat dengan bershodaqoh tidak diperbolehkan  kecuali bila ada satu sebab yakni seperti contohnya kalau seandainya mereka itu adalah orang-orang yang fakir miskin yang mereka tidak hadir kecuali pada hari Jumat atau dia belum menyelesaikan pekerjaannya kecuali di hari Jumat maka yang dimaksud dengan hal ini tidaklah akan dikatakan bahwasannya dia menentukan secara khusus

Dan tentunya Pembahasan beberapa Pendapat dari salaf seperti Ka'ab Al Ahbar dan Utsman bin Affan radhiyallahu anhu dan Al Imam Syafi'i dan Ibnul Qoyyim dan Syaikh Islam Ibnu Taimiyah yang memberikan penjelasan akan keutamaan shodaqoh di hari jumat akan dilipatgandakan pahalanya adalah berdasar kepada Dalil secara keumuman mengikuti keutamaan waktu jumat tanpa ada pengkhususan dari mereka untuk beramal shodaqoh pada hari jumat

Demikian penjelasan dari kami semoga bermanfaat

PEMATERI oleh :
Ust Abu khuzaimah Abdussalam  hafidhohullah
( Pengasuh Lembaga Tahfidzul Qur-an Al Istiqomah Batam )

📡📻Tafadhol kunjungi LINK kami bila ingin dapat postingan ilmiyah lainnya :

🇮🇩 Channel Telegram ||
http://telegram.me/istiqomahsalafi
https://t.me/Bantahhizbiyah
https://t.me/kajiansalafiya
https://t.me/nasehatsalafiyah

┈┉┅━━━❀━━━┅┉┈
​

Berikut kami tambahkan Keterangan dari Syaikh bin Baz rahimahullah :

سؤال: هل تضاعف السيئة في مكة مثل ما تضاعف الحسنة؟ ولماذا تضاعف في مكة دون غيرها؟
الجواب: الأدلة الشرعية على أن الحسنات تضاعف في الزمان الفاضل والمكان الفاضل مثل: رمضان وعشر ذي الحجة، والمكان الفاضل: كالحرمين، فإن الحسنات تضاعف في مكة والمدينة مضاعفة كبيرة، وقد جاء في الحديث الصحيح عن النبي ﷺ أنه قال: صلاة في مسجدي هذا خير من ألف صلاة في ما سواه، إلا المسجد الحرام، وصلاة في المسجد الحرام أفضل من مائة صلاة في مسجدي هذا رواه أحمد وابن حبان بإسناد صحيح.
فدل ذلك على أن الصلاة بالمسجد الحرام تضاعف بمائة ألف صلاة في سوى المسجد النبوي، وتضاعف بمائة صلاة في مسجد النبي ﷺ، وبقية الأعمال الصالحة تضاعف، ولكن لم يرد فيها حد محدود إنما جاء الحد والبيان في الصلاة، أما بقية الأعمال كالصوم والأذكار وقراءة القرآن والصدقات، فلا أعلم فيها نصًا ثابتًا يدل على تضعيف محدد، وإنما فيها في الجملة ما يدل على مضاعفة الأجر وليس فيها حد محدود.
والحديث الذي فيه: من صام في مكة كتب الله له مائة ألف رمضان حديث ضعيف عند أهل العلم.
والحاصل أن المضاعفة في الحرم الشريف بمكة المكرمة لا شك فيها-أعني مضاعفة الحسنات-لكن ليس في النص فيما نعلم حد محدود ما عدا الصلاة، فإن فيها نصًا يدل على أنها مضاعفة بمائة ألف صلاة كما سبق.
أما السيئات فالذي عليه المحققون من أهل العلم أنها لا تضاعف من جهة العدد، ولكن تضاعف من جهة الكيفية، أما العدد فلا، لأن الله سبحانه وتعالى يقول: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلا يُجْزَى إِلا مِثْلَهَا [الأنعام:160].....

نشرت بالعدد التاسع من مجلة التوعية الإسلامية في الحج التي تصدر بمكة. (مجموع فتاوى ومقالات الشيخ ابن باز 3/

Beliau rohimahullah pernah ditanya Apakah akan dilipatkan dosanya bagi orang yang telah berbuat kesalahan di Mekah sebagaimana akan dilipat gandakan pahala bagi orang yang telah berbuat satu kebaikan dan kenapa dilipatgandakan di Kota Mekah bukan di tempat lain?

Maka jawabannya :
Beberapa ketetapan dalil syariat yang menunjukkan atas bahwasanya kebaikan-kebaikan itu akan dilipatkan pahalanya dalam suatu ketentuan waktu yang utama dan tempat yang utama seperti bulan Ramadan pertama bulan Dzulhijjah dan tempat yang utama seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Maka sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan dilipat gandakan pahalanya bila berada di Kota Mekah dan Madina dengan beberapa kali lipat pahala yang besar dan sungguh telah terdapat dalam hadis yang shahih dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwasanya beliau telah berkata shalat di masjidku ini lebih baik dari seribu sholat di masjid yang lain kecuali Masjidil Haram dan sholat di Masjidil Haram itu lebih utama dari 100 shalat di masjid ku ( Masjid Nabawi ) ini hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih

Maka hal itu telah menunjukkan bahwa shalat di Masjidil Haram itu akan dilipat gandakan pahalanya dengan 100.000 shalat di selain Masjid Nabawi dan akan dilipatgandakan dengan 100 sholat di masjid nabi dan sisa amalan-amalan yang lain yang sholeh juga akan dilipatgandakan namun tidak terdapat pada amalan tersebut batasan yang ditentukan hanya saja telah datang Batasan tertentu dan keterangannya pada ibadah shalat saja
Adapun sisa amalan yang lain seperti puasa berdzikir baca Alquran dan bershodaqoh maka saya tidak mengetahui pada amalan-amalan tersebut ada ada dalil yang sahih yang menunjukkan akan dilipatgandakan amalan yang ditentukan tersebut

Dan hanyalah pada amalan itu disebutkan secara global  yang ditunjukkan akan dilipatgandakan pahalanya namun tidak ada pada amalan itu batasan tertentu

Dan hadis yang terdapat dalam hal ini seperti yang berbunyi : barangsiapa yang berpuasa di Mekah niscaya Allah akan tetapkan baginya 100.000 puasa di bulan Ramadan. Maka ini adalah Hadits yang  Dhoif (lemah) menurut para ulama

Walhasil bahwa dilipatgandakan pahala di tanah suci Mekkah Al Mukaromah tanpa diragukan di dalamnya yaitu akan dilipatgandakan kebaikannya akan tetapi tidak ada dalam Nas Dalil menurut yang kami ketahui batasan tertentu dari satu amal tersebut selain shalat maka sesungguhnya di dalam shalat itu ada nas dalil yang menunjukkan atas bahwasanya akan dilibatkan pahalanya 100.000 shalat sebagaimana

Dan termasuk dari Bid'ah  Idhofiyah yang mendekati seperti hakikiyah itu adalah menjadikan asal dari suatu ibadah tersebut adalah disyariatkan namun Ibadah itu keluar dari Asal yang disyariatkannya tanpa ada keterangan Dalil dan hanya ada kesan bahwa hal itu tetap masih pada asal  syariat dibawa tuntutan Dalil Hal demikian itu dengan cara mengkaitkan ibadah tertentu yang disebutkan secara mutlak dengan pikiran dia atau memutlakkan suatu ketentuan ibadah yang sudah ditentukan secara khusus

Wal hasil bahwa ibadah tersebut keluar dari batasannya yang telah ditetapkan itu oleh syariat
Contoh yang demikian itu dikatakan bahwa puasa secara umum itu dianjurkan padanya dan tidak ada suatu penentuan secara khusus oleh yang menentukan syariat baik dengan waktu tertentu dan tidak diwaktu lain dan tidak ada batasan padanya dalam satu waktu dan bukan di waktu yang lain selain terdapat larangan oleh syariat tentang puasa secara khusus seperti puasa di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha dan dianjurkan secara khusus seperti puasa Arafah Asyura dengan suatu perkataan

Maka apabila ditentukan secara khusus dari ibadah itu pada suatu hari dalam sepekan atau beberapa hari dalam satu bulan dari jenis ibadah itu yang tidak ada dari sisi penetapan secara tertentu oleh yang memberikan syariat maka hal itu nampak bahwasanya hal tersebut datang dari sisi pilihan seorang yang telah diberikan beban hukum seperti penentuan hari Rabu dalam sepekan dan hari yang ke-7 dan ke-8 dalam sebulan dan yang sejenis itu di mana tidaklah dia memiliki maksud hal tersebut dengan satu sisi dari ibadah tertentu dan tidak yang lainnya maka apabila dikatakan padanya Kenapa ditentukan beberapa hari tersebut yang bukan dihari yang lain maka dia tidaklah memiliki hujjah / Dalil akan hal itu selain ketetapan hati atau dia mengatakan sesungguhnya Syekh Fulan yang telah mati telah menentukan hal itu atau yang sejenis itu

Maka tanpa diragukan  bahwa ini adalah pendapat semata tanpa ada  keterangan Dalil dan  telah menyamai dengan  ketetapan secara khusus dari yang menentukan syariat dalam penetapan hari hari tertentu dan bukan yang lainnya maka menjadilah penentuan secara khusus tersebut dari seorang yang telah diberikan beban ibadah itu adalah Bid'ah sebab itu adalah penetapan syariat yang tidak memiliki sandaran Dalil

Dan termasuk dari hal tersebut adalah penentuan beberapa hari yang memiliki keutamaan dengan beberapa jenis ibadah yang tidak di syariatkan ibadah tersebut secara khusus seperti penentuan pada hari tertentu dengan ibadah ini dan itu dari beberapa rakaat sholat atau dari sedekah ini dan itu atau ditentukan malam ini dan itu dengan melaksanakan shalat ini dan itu satu rakaat sholat atau dengan mengkhatamkan Alquran pada hari tertentu atau yang sejenis itu
maka sesungguhnya  penentuan amal secara khusus dan diamalkannya maka apabila tidak terdapat ketentuan hukum yang sesuai dengan syariat atau hal itu ditentukan dengan maksud yang dikehendaki semisal itu oleh orang yang memiliki akal dan waktu luang
dan juga kesemangatan dalam Amal maka ini adalah merupakan suatu ketentuan tambahan syariat dan tidak ada satu hujjah  bagi dia dalam perkataan nya : bahwa waktu ini kan telah sah keutamaan lebih dari waktu yang lain maka bagus juga untuk diletakkan padanya beberapa  ibadah , karena itu kami mengatakan Kebaikan ini apakah memiliki ketetapan yang sah ataukah tidak?

maka jika telah ada ketetapan nya maka masalah kita sebagaimana yang telah tetap adanya suatu keutamaan dalam melaksanakan ibadah di malam hari bulan Ramadan dan berpuasa tiga hari pada setiap bulan dan berpuasa pada hari Senin dan Kamis

Maka jika tidak ada satu ketetapan yang sah maka apa sandaran kamu dalam hal ini ? dan akal itu tidak bisa menentukan kebaikan dan juga keburukan dan tidak  bisa menetapkan syariat yang akan disandarkan kepadanya
Maka tidak ada lagi yang tersisa kecuali bahwa hal itu adalah ketentuan Bid'ah dalam menentukan ibadah secara khusus seperti hal diada adakan dalam khotbah dan mencari waktu utk penetapan khataman Alquran pada sebagian malam Ramadhan

Beliau berkata :
Bahwa Ka'ab tidak menyambungkan sanad Riwayat diatas dan tidak menyambungkan sanad ini dan Ka'ab itu seorang tabiin dan beliau tidak menyambungkan sanad hadits tersebut dan kemungkinan bisa jadi bahwa dia telah menyadarkannya pada sebagian kitab-kitab yang lama  dan ada kemungkinan juga bahwa dia telah mengambilnya itu dari sebagian para sahabat wallahualam
Tentunya dalam suatu qoidah disebutkan

Jadi Riwayat diatas yang shoheh adalah pendapat Ka'ab Al Ahbar rahimahullah sebagaimana juga yang telah disebutkan dalam Riwayat yang dikeluarkan oleh Abdurrazaq  no 5558

Dan sebagian Ulama telah menyebutkan bahwa jika ada pertanyaan : sungguh telah diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam kisah Ka'ab dengan Abi Hurairah bahwa Ka'ab telah menyebutkan pada Abu Hurairah bahwa shodaqoh pada hari jumat memiliki keutamaan?
Maka akan dijawab bahwa Kisah yang telah diriwayatkan oleh Abdurrazaq itu adalah Syadz (ganjil)
Jika tidak maka Asal Riwayat itu adalah shoheh dari Riwayat mujahid dari Ibnu Abbas dari Abi Hurairah dalam kisah yang terjadi antara Abi Hurairah dan Ka'ab, dalam Riwayat tersebut ada kisah bahwa Abu Hurairah telah menceritakan kepada Ka'ab Al Ahbar  bahwa pada Hati jumat itu ada waktu yang tidaklah seorang hamba mukmin yang menepati pada waktu tersebut niscaya akan  dikabulkan permohonannya ini saja Riwayat nya tanpa ada tambahan dari Ka'ab Al Ahbar , maka Riwayat yang selain diatas tentunya akan dihukumi Syadz  sebagaimana yang diambil faedahnya dari apa yang dilakukan oleh Imam Daruqutny dalam kitab Al Ilal

فإن قيل: قد روى عبد الرزاق في قصة كعب مع أبي هريرة وأن كعبًا ذكر لأبي هريرة أن للصدقة في يوم الجمعة فضلًا؟
فيقال: هذه القصة التي رواها عبد الرزاق شاذة، وإلا أصلها ثبت من رواية مجاهد عن ابن عباس عن أبي هريرة في قصةٍ حصلت بين أبي هريرة وكعب، وفيها أن أبا هريرة ذكر لكعب الأحبار أن في الجمعة ساعة لا يُوافقها عبد مؤمن إلا استُجيب له فيها. فقط بدون الزيادة التي من كعب الأحبار، وما عدا ذلك فهو شاذ، كما يُستفاد من صنيع الدارقطني -رحمه الله تعالى- في كتابه (العلل).

Berikut Tambahan penjelasan para Ulama terkait dengan suatu amal yang dikhususkan tanpa ada keterangan Dalil

Menurut sebagian Ulama diantaranya Imam syatibi rahimahullah  menyatakan bahwa menentukan secara khusus pada hari Jumat itu dengan shodaqoh adalah sebagai suatu kebidahan sebagaimana yang telah dikatakan oleh beliau dalam kitab Al i'tishom :

ومن البدع الإضافية التي تقرب من الحقيقية أن يكون أصل العبادة مشروعًا إلا أنها تخرج عن أصل شرعيتها بغير دليل توهماً أنها باقية على أصلها تحت مقتضى الدليل، وذلك بأن يقيد إطلاقها بالرأي، أو يطلق تقييدها، وبالجملة فتخرج عن حدها الذي حد لها، ومثال ذلك أن يقال: إن الصوم في الجملة مندوب إليه لم يخصه الشارع بوقت دون وقت، ولا حد فيه زماناً دون زمان، ما عدا ما نهي عن صيامه على الخصوص كالعيدين، وندب إليه على الخصوص كعرفة وعاشوراء بقول، فإذا خص منه يومًا من الجمعة بعينه، أو أيامًا من الشهر بأعيانها – لا من جهة ما عينه الشارع – فإن ذلك ظاهر بأنه من جهة اختيار المكلف، كيوم الأربعاء مثلًا في الجمعة، والسابع والثامن في الشهر، وما أشبه ذلك، بحيث لا يقصد بذلك وجهًا بعينه مما لا ينثني عنه. فإذا قيل له: لم خصصت تلك الأيام دون غيرها؟ لم يكن له بذلك حجة غير التصميم، أو يقول: إن الشيخ الفلاني مات فيه أو ما أشبه ذلك، فلا شك أنه رأي محض بغير دليل، ضاهى به تخصيص الشارع أيَّاماً بأعيانها دون غيرها، فصار التخصيص من المكلف بدعة، إذ هي تشريع بغير مستند.

ومن ذلك تخصيص الأيام الفاضلة بأنواع من العبادات التي لم تشرع لها تخصيصًا، كتخصيص اليوم بكذا وكذا من الركعات، أو بصدقة كذا وكذا، أو الليلة الفلانية بقيام كذا وكذا ركعة، أو بختم القرآن فيها أو ما أشبه ذلك فإن ذلك التخصيص والعمل به إذا لم يكن بحكم الوفاق أو بقصد يقصد مثله أهل العقل والفراغ والنشاط، كان تشريعًا زائدا.

ولا حجة له في أن يقول: إن هذا الزمان ثبت فضله على غيره فيحسن فيه إيقاع العبادات؛ لأنا نقول: هذا الحسن هل ثبت له أصل أم لا؟ فإن ثبت فهو مسألتنا كما ثبت الفضل في قيام ليالي رمضان، وصيام ثلاثة أيام من كل شهر، وصيام الاثنين والخميس، فإن لم يثبت فما مستندك فيه العقل لا يحسن ولا يقبح ولا شرع يستند إليه؟ فلم يبق إلا أنه ابتداع في التخصيص، كإحداث الخطب وتحري ختم القرآن في بعض ليالي رمضان. ” الاعتصام ” ( 1 / 485 ، 486 ).

kepada Allah akan sesuatu kecuali Allah akan datangkan padanya

Telah berkata Ka'ab :
saya akan menceritakan hadis kepada kalian tentang hari Jumat bahwasannya Apabila ada hari Jumat maka Disaat seluruh langit dan bumi dan juga yang di daratan dan juga dilautan dan gunung-gunung dan pepohonan dan seluruh  makhluk-makhluknya mereka semua takut di hari Jumat itu kecuali anak Adam dan setan dan para malaikatnya akan menaungi di pintu-pintu masjid lalu mereka akan mencatat Siapa yang datang orang yang pertama lalu yang berikutnya sampai Imam keluar maka apabila Imam itu keluar maka di saat itu dilipatlah lembaran catatan amalannya maka barangsiapa yang datang setelah nya dia datang untuk haknya Allah dan apa yang akan dicatat atasnya dan Hak yang wajib atas setiap orang yang baligh  adalah mandi di hari itu seperti mandinya dari mandi janabah dan bersedekah di hari Jumat tersebut lebih besar daripada di hari-hari yang lainnya dan tidaknya terbitnya matahari dan juga tenggelamnya matahari seperti keadaan di hari Jumat

Maka Ibnu Abbas berkata ini adalah Hadits Ka'ab dan Abu Hurairah dan saya memandang jika ada pada keluarga nya yang memiliki minyak wangi maka bisa dipakainya dihari jum'at

Syekh Bin Baz  telah berkata dalam mengomentari riwayat diatas :

الشيخ: .....كعب لم يُسنده، لم يُسند هذا، وكعب تابعي، ولم يُسنده، ويحتمل أنه أسنده لبعض الكتب القديمة، ويحتمل أنه أخذه عن بعض الصَّحابة والله أعلم.

فالحاصل أنَّ يوم الجمعة يوم عظيم، تكفي الأحاديث الصحيحة الدالة على أنه خير يومٍ طلعت عليه الشمس، وأنَّ فيه خلق اللهُ آدمَ، وفيه أدخله الجنة، وفيه أُخرج منها، وفيه تِيب عليه، وفيه تقوم الساعة، وفيه ساعة لا يُوافقها عبدٌ مسلمٌ يسأل الله  شيئًا إلا أعطاه إياه، هو يوم عظيم.

Bahwa Ka'ab tidak menyambungkan sanad Riwayat diatas dan tidak menyambungkan sanad ini dan Ka'ab itu seorang tabiin dan beliau tidak menyambungkan sanad hadits tersebut dan kemungkinan bisa jadi bahwa dia telah menyadarkannya pada sebagian kitab-kitab yang lama  dan ada kemungkinan juga bahwa dia telah mengambilnya itu dari sebagian para sahabat wallahualam walhasil bahwa hari Jumat itu

Kesimpulannya bahwa hari yang Agung ini cukup beberapa hadis-hadis yang shahih yang telah menunjukkan bahwa hari Jumat tersebut adalah hari yang terbaik di saat terbitnya matahari dan bahwasanya di hari itu telah diciptakan Adam dan pada hari itu telah dimasukkan Adam ke dalam Jannah dan pada hari itu juga telah dikeluarkan dari Jannah dan pada hari itu telah diterima taubatnya akan dan pada hari itu terjadinya hari kiamat dan pada hari itu ada satu waktu yang tidaklah menepati di waktu tersebut Seorang Hamba muslim yang dia mohon kepada Allah tentang sesuatu kecuali Allah akan memberikan padanya sesuatu tersebut dan itu adalah hari yang agung

Syekh Bin Baz rahimahullah telah berkata : .

الشيخ: وأيضًا حديث التَّبكير يدل على هذا؛ على فضل الصَّدقة وتعظيمها في هذا اليوم، قوله: "المهجر في الساعة الأولى كالمهدي بدنة، والمهجر في الساعة الثانية كالمهدي بقرة .." إلى آخره، هذا يدل على فضل الصَّدقة في هذا اليوم، وأنها عظيمة ......

Dan juga hadis tabkir yaitu menerangkan tentang bergegas menuju masjid ini menunjukkan atas hal keutamaan dalam bersedekah dan dibesarkan pahala shodaqoh tersebut di hari ini
Orang yang bergegas datang diwaktu pertama dihari Jumat seperti seorang yang mengorbankan unta diwaktu haji dan orang yang bergegas datang diwaktu kedua seperti orang yang berqurban sapi ..
Ini menunjuk atas keutamaan bershodaqoh dihari Jumat ini dan hari tersebut adalah agung

Terkait Riwayat dari Tabiiy Ka'ab Al ahbar dengan sanad yang Shoheh yang menyebutkan Shodaqoh dihari Jumat lebih besar pahalanya jika dibandingkan dengan hari hari lain
Apakah keterangan Ka'ab bisa dihukumi Marfu' bersambung sanadnya kepada Nabi maka sebagaimana yang telah dikatakan oleh Syaikh bin Baz dengan beberapa ihtimal ( kemungkinan)

Dan Berikut juga kami bawakan Pendapat Ulama salaf lainnya yang menjelaskan bahwa Shodaqoh pada hari jumat ada keutamaan seperti yang telah dikatakan oleh Ka'ab Al Ahbar kepada Abu Hurairah :
Dan tidaklah ada dari satu hari sejak terbit matahari dan tidaklah tenggelam dari hari lebih besar pahala nya daripada Hari jumat dan bershodaqoh pada hari tersebut adalah lebih besar pahalanya dari pada hari hari yang lainnya.
Dan Ibnu Abbas berkata ini Hadits abu huroiroh dan Ka'ab
( Shoheh dikeluarkan oleh Abdurrazaq no 5558 )

‏[الصدقة يوم الجمعة أعظم من سائر الأيام]
قال كعب الأحبار لأبي هريرة:
وَلَمْ تَطْلَعِ الشَّمْسُ وَلَمْ تَغْرُبْ مِنْ يَوْمٍ أَعْظَمَ مِنَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ، وَالصَّدَقَةُ فِيهِ أَعْظَمُ مِنْ سَائِرِ الْأَيَّامِ.
قال ابن عباس: هذا حديث أبي هريرة وكعب.
صحيح/عبدالرزاق ٥٥٥٨

Dan kedua keterangan nukilan dari Imam Syafii dalam kitab Al Um

مَا يُؤْمَرُ بِهِ فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَيَوْمِهَا

(قَالَ:  - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى - بَلَغَنَا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ «أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنِّي أُبَلَّغُ وَأَسْمَعُ» قَالَ، وَيُضَعَّفُ فِيهِ الصَّدَقَةُ،

Di dalam bab “Hal-hal yang Diperintahkan di Hari dan Malam Jumat” di kitab al-Umm, Imam al-Syafi’i meriwayatkan hadis:
“Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, ‘Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar’. Nabi bersabda, ‘Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan’.” (Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1, hal. 239)

Dan berikut Penjelasan Ibnul Qoyyim dalam kitab Zaad Al-Maad 1/395 :

الخامسة والعشرون: أنَّ للصدقة فيه مزية عليها في سائر الأيام. والصدقةُ فيه بالنسبة إلى سائر أيام الأسبوع كالصدقة في شهر رمضان بالنسبة إلى سائر الشهور.
وشاهدت شيخ الإسلام ابن تيمية قدَّس الله روحه إذا خرج إلى الجمعة يأخذ من البيت ما وجد من خبز أو غيره، فيتصدَّق به في طريقه سِرًّا. وسمعته يقول: إذا كان الله قد أمرَنا بالصدقة بين يدي مناجاة رسوله فالصدقةُ بين يدي مناجاته عزَّ وجلَّ أولى بالفضيلة.

وقال أحمد بن زهير بن حرب: ثنا أبي، ثنا جرير، عن منصور، عن مجاهد، عن ابن عباس قال: اجتمع أبو هريرة وكعب، فقال أبو هريرة: «إنَّ في الجمعة لساعةً لا يوافقها رجل مسلم في صلاة يسأل الله عزَّ وجلَّ شيئًا إلا آتاه إياه». فقال كعب: أنا أحدِّثكم عن يوم الجمعة: إنه إذا كان يومُ الجمعة فزعت له السَّماوات والأرض والبَرّ والبحر والجبال والشجر والخلائق كلُّها إلا ابن آدم والشياطين، وحَفَّت الملائكة بأبواب المسجد فيكتبون مَن جاء: الأولَ فالأولَ حتى يخرج الإمام. فإذا خرج الإمام طوَوا صحفهم، فمَن جاء بعدُ جاء لحقِّ الله وما كتب عليه. وحقٌّ على كلِّ حالم أن يغتسل يومئذ كاغتساله من الجنابة. والصدقةُ فيه أعظم من الصدقة في سائر الأيام. ولم تطلع الشمس ولم تغرب على مثل يوم الجمعة. فقال ابن عباس: «هذا حديث كعب وأبي هريرة. وأنا أرى إن كان لأهله طيبٌ يمَسُّ منه».

Bagian ke 25 :
Sesungguhnya shodaqoh pada hari Jumat itu memiliki keistimewaan di semua hari-hari lain dan bersedekah pada hari itu bila dikaitkan dengan semua hari-hari dalam sepekan maka seperti bersedekah pada bulan suci Ramadan disemua  bulan bulan selain Ramadhon

Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah :

"Aku melihat Syaikhul Islam Ibnu Taymiah -semoga allah mensucikan ruhnya- ketika beliau keluar pada hari jum'at beliau mengambil apa yang beliau dapati di dalam rumahnya (berupa makanan) roti atau yang selainnya. Lalu dia mensedekahkannya di jalanan secara sembunyi sembunyi, dan aku mendengar beliau berkata:

"Jika Allah memerintahkan kita bersedekah sebelum berbisik dengan Rasulullah ﷺ, maka bersedekah sebelum berbisik dengan Allah (bermunajat) itu lebih afdhal dan lebih pantas untuk diutamakan."

Lalu beliau membawakan keterangan Dalil atsar salaf seperti diatas yang artinya

Telah berkata Ahmad bin Zuhair bin Harb dan menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami jarir dari Manshur dari Mujahid dari Ibnu Abbas dia telah berkata Telah bertemu Abu Hurairah dan Abu Hurairah telah berkata sesungguhnya pada hari Jumat itu ada waktu yang tidaklah bertepatan di waktu itu seorang muslim di dalam shalatnya yang dia memohon

فَطَرَحَ أَحَدَ ثَوْبَيْهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَلَمْ تَرَوْا إِلَى هَذَا ؟ أَنَّهُ دَخَلَ الْمَسْجِدَ بِهَيْئَةٍ بَذَّةٍ، فَرَجَوْتُ أَنْ تَفْطِنُوا لَهُ فَتَتَصَدَّقُوا عَلَيْهِ فَلَمْ تَفْعَلُوا، فَقُلْتُ : تَصَدَّقُوا. فَتَصَدَّقْتُمْ فَأَعْطَيْتُهُ ثَوْبَيْنِ، ثُمَّ قُلْتُ : تَصَدَّقُوا. فَطَرَحَ أَحَدَ ثَوْبَيْهِ، خُذْ ثَوْبَكَ ". وَانْتَهَرَهُ.
حكم الحديث: حسن الإسناد

Telah mengabarkan kepada kami 'Amru bin 'Ali dia berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dia berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ajlan dari 'Iyadl dari Abu Sa'id bahwa seseorang masuk ke masjid pada hari Jumat dan Rasulullah ﷺ sedang berkhotbah, lalu beliau bersabda, "Shalatlah dua rakaat!" Kemudian orang itu datang pada Jumat kedua dan Nabi ﷺ sedang berkhotbah, lalu beliau bersabda, 'Shalatlah dua rakaat!' Kemudian orang itu datang pada Jumat ketiga dan Nabi ﷺ sedang berkhotbah, lalu beliau bersabda, 'Shalatlah dua rakaat!'

Kemudian bersabda, 'Bersedekahlah kalian!' Lalu mereka bersedekah lalu beliau memberikannya dua pakaian, kemudian bersabda, 'Bersedekahlah kalian!' Lalu ia melemparkan salah satu pakaiannya, maka Rasulullah ﷺ bersabda, 'Tidakkah kalian melihat orang ini bahwa ia masuk ke masjid dengan kondisi yang kusut, aku berharap kalian memahaminya lalu kalian akan bersedekah kepadanya, tetapi kalian tidak melakukannya.'
Lalu kukatakan, 'Bersedekahlah kalian!' Lalu kalian bersedekah dan kuberikan dia dua pakaian.
Kemudian kukatakan, 'Bersedekahlah kalian!' Lalu ia melemparkan salah satu pakaiannya. 'Ambillah pakaianmu.' Dan beliau mencegahnya (sebab dia  lebih butuh terhadap  baju tsb)
Hukum hadits sanadnya hasan.
( Hr Nasai dan dihasankan oleh Al Bany)

Dalam hadits dibawakan oleh Imam Nasai dalam bab Anjuran Pemimpin sholat untuk bershodaqoh dan tidak ada penjelasan dari Ulama yang mengkhususkan shodaqoh dihari Jumat

Dan demikian juga yang telah datang Riwayat dari perbuatan Utsman bin affan radhiyallahu anhu dibawah ini

قال عثمان بن عفان - رضي الله عنه -:
"إني لرابع أربعة في الإسلام، وجهزت جيش العسرة، ولقد ائتمني رسول الله - صلى الله عليه وسلم - على ابنته، ثم توفيت فأنكحني الأخرى،
والله ما زنيت، ولا سرقت في جاهلية ولا إسلام، ولا تغنيت، ولا تمنيت،
ولا مسست بيميني فرجي مذ بايعت رسول الله - صلى الله عليه وسلم -،
ولقد جمعت القرآن على عهد رسول الله - صلى الله عليه وسلم -،
ولا مرت بي جمعة إلا وأنا أعتق رقبة مذ أسلمت، إلا أن لا أجد في تلك الجمعة، ثم أعتق لتلك الجمعة بعد".

أخرجه ابن شبة في "تاريخ المدينة" (4/1156) والفسوي في "المعرفة والتاريخ" (2/488).
وإسناده جيد كما في "مجموعة الرسائل الحديثية" لعلي رضا (ص 659).
وصححه أيضا الحافظ ابن رجب في "نزهة الأسماع" (ص 8) فقال: "وصح عن عثمان - رضي الله عنه - أنه قال: "ما تغنيت، ولا تمنيت".

Sesungguhnya Aku adalah orang yang keempat dari empat orang yang masuk Islam pertama di dalam Islam
Dan aku pernah menyiapkan pasukan yang dalam keadaan kesulitan
Dan sungguh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalla pernah mempercayaiku untuk menikahi putrinya kemudian putri beliau wafat maka beliau menikahkan aku dengan Putri yang lainnya

Demi Allah aku tidak pernah berzina dan tidak pernah aku mencuri di zaman Jahiliyah dan juga di waktu keislamanku

Dan aku tidak pernah menyanyi dan aku tidak pernah berangan-angan dan aku tidak menyentuh kemaluanku dengan tangan kananku semenjak aku berbaiat dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Dan sungguh aku pernah mengumpulkan Alquran pada masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Dan tidaklah pernah terlewati suatu Jumat kecuali saya pernah memerdekakan suatu budak semenjak  berislam kecuali aku tidak mendapati pada Jumat tersebut Lalu aku memerdekakan pada Jumat itu pula sesudahnya

Telah dikeluarkan oleh Ibnu syabbah dalam tarikh Madinah 4/1156 dan Fasway dalam almarifah dan tarikh 2/488 dan sanadnya baik sebagaimana dalam Majmuah rasain haditsiyah karya ali Ridho hal 659 dan dishohehkan juga oleh al hafidz Ibnu Rajab dalam nuzhatul asma hal 8 maka beliau berkata : dan telah shoheh dari Ustman radhiyallahu bahwa beliau berkata aku tidak menyanyi dan aku tidak berangan angan