Farhan Fadilat Syah

Description
Channel @fadilatsyah ini dibuat bertujuan untuk belajar, membagikan ilmu, sharing faidah dalam bentuk tulisan, audio-visual atau pun media lainnya yang bermanfaat.

Dikelola langsung oleh Farhan Fadilat Syah. Selamat belajar! Baarakallahu Fiikum.
Advertising
We recommend to visit

Pemburu yang diburu.

Last updated 1 week ago

Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.

Last updated 2 weeks, 1 day ago

Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.

Last updated 1 month, 2 weeks ago

3 weeks, 1 day ago

Kisah Awal Mula Syirik di Zaman Nabi Nuh 1. Masa Tauhid Sebelum Penyimpangan Sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Nuh -alaihimussalam- , manusia hidup berada di atas tauhid selama sepuluh abad, manusia mengesakan Allah. Namun, setelah itu mereka mulai berselisih…

3 weeks, 1 day ago

Kisah Awal Mula Syirik di Zaman Nabi Nuh

1. Masa Tauhid Sebelum Penyimpangan

Sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Nuh -alaihimussalam- , manusia hidup berada di atas tauhid selama sepuluh abad, manusia mengesakan Allah. Namun, setelah itu mereka mulai berselisih dan menyimpang dari ajaran tauhid.

Allah berfirman dalam Surat Yunus ayat 19:

‎ وَمَا كَانَ ٱلنَّاسُ إِلَّآ أُمَّةً وَٰحِدَةً فَٱخْتَلَفُوا۟ ۚ
“Dan manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.”

Imam Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya:

أَنَّ هَذَا الشِّرْكَ حَادِثٌ فِي النَّاسِ، كَائِنٌ بَعْدَ أَنْ لَمْ يَكُنْ، وَأَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ كَانُوا عَلَى دِينٍ وَاحِدٍ، وَهُوَ الْإِسْلَامُ

”Syirik ini adalah perkara baru yang terjadi di tengah-tengah manusia. Syirik muncul setelah sebelumnya tidak ada. Seluruh manusia dahulu berada dalam satu agama yang sama, yaitu Islam.”

2. Awal Kemunculan Syirik
Syirik pertama kali muncul di zaman Nabi Nuh.

Patung-patung seperti:
Wadd
Suwa'
Yaghuts
Ya'uq
Nasr

Mereka adalah nama orang-orang saleh, tetapi kemudian disembah oleh kaumnya.

Allah mengabadikan kisah ini dalam Surah Nuh ayat 23:

‎وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوث وَيَعُوقَ وَنَسْرًا

Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa‘, Yagus, Ya‘uq dan Nasr.

Ibnu Abbas berkata: "Itu adalah nama-nama orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh.

Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan patung-patung di tempat yang biasa mereka duduki, dan menamai patung-patung itu dengan nama mereka.

Maka mereka melakukannya, tetapi patung-patung itu belum disembah. Hingga ketika generasi itu pun wafat dan ilmu mulai dilupakan, patung-patung itu akhirnya disembah." (Shahih Bukhari, Jilid 4 hal. 1873)

Inilah sejarah bagaimana syirik pertama kali muncul. Awalnya manusia berada di atas tauhid, namun penyimpangan terjadi ketika seiring waktu lenyapnya ilmu agama.

Semoga bermanfaat, Baarakallahu fiikum!

Farhan Fadilat Syah
Madinah, 29 November 2024/27 Jumadilawal 1446 H

___
t.me/fadilatsyah
#tauhid #akidah

4 weeks, 1 day ago

Berbakti kepada Orang Tua Meski Mereka Berbuat Zalim

Pada mata kuliah Hadis Tahlili 2, kami membahas tema berbakti kepada orang tua bersama dosen senior, Syekh Abdul Qoyyum As-Suhaibani.

Pembahasannya didasarkan pada sabda Rasulullah ﷺ berikut ini:

رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، قِيلَ: مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

*“Sungguh tercela dan merugi seseorang, tercela dan merugi seseorang, tercela dan merugi seseorang!” Ditanyakan, “Siapa itu, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Orang yang mendapati salah satu atau kedua orang tuanya di masa tua, namun tidak masuk surga (karena tidak berbakti kepada mereka).”*
(HR. Muslim, no. 2551)

Ketika diskusi berlangsung, seorang teman kami dari Afrika bertanya:

“Wahai Syekh, bagaimana jika ada seorang ayah yang durhaka kepada anaknya? Terkadang sebagian orang tua tidak menunaikan kewajibannya dengan baik. Apakah kita tetap harus berbakti kepada mereka? Tentu ini sangat berat, karena dia sudah berbuat zalim kepada keluarganya.”

Syekh menjawab pertanyaan itu dengan penuh hikmah:
*“Seburuk-buruknya perlakuan ayahmu kepadamu, dia tetaplah ayahmu. Dia memiliki hak untuk dihormati dan mendapatkan baktimu.

Memang berat untuk berbakti kepada orang tua yang zalim, tetapi engkau perlu melihat janji surga yang Allah tawarkan kepada anak yang berbakti. Engkau cukup melihat rida Allah saja sebagai pendorong baktimu.

Surga adalah tujuan yang layak diperjuangkan. Engkau berbakti bukan karena dunia, tetapi karena akhirat yang lebih kekal.”*

Syekh melanjutkan:

*“Tidak boleh kita menjadi anak yang durhaka dengan alasan orang tua lebih dahulu durhaka kepada kita. Tidak boleh kita mengabaikan hak mereka dengan argumen bahwa mereka tidak menunaikan kewajiban dengan baik.

Mereka kelak akan berdiri di hadapan Allah dan mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya. Allah Maha Adil. Keburukan yang mereka lakukan akan ada balasannya di akhirat. Dia akan Allah hisab atas perbuatannya, dan kita akan Allah hisab atas perbuatan kita.”*

Jawaban Syekh memberikan faedah yang mendalam. Dalam Islam, bakti kepada orang tua bukanlah transaksi atas kebaikan mereka, tetapi bentuk ketundukan kita kepada Allah.

Bahkan jika orang tua bersikap zalim, Allah tetap memerintahkan kita untuk menghormati mereka selama tidak dalam maksiat.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk anak-anak yang senantiasa berbakti kepada kedua orang tua kita hingga akhir hayat, dan semoga bakti ini menjadi jalan kita menuju surga-Nya.NB: Jawaban Syekh ini terdapat penyesuaian bahasa dan terjemahan dari penulis tanpa menghilangkan substansi pesan.
Farhan Fadilat Syah
Madinah, 23 November 2024/21 Jumadilawal 1446 H

___
t.me/fadilatsyah
#nasihat

4 weeks, 1 day ago

Tauhid: Inti Dakwah Para Nabi dan Rasul!

1. Tauhid adalah Inti Dakwah Para Nabi

Seluruh nabi dan rasul inti dakwah mereka adalah sama, yaitu dakwah tauhid. Mereka menyeru umatnya untuk meninggalkan syirik dan menyembah Allah semata.

Allah berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 36:

‎وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.”

2. Tauhid adalah Fondasi Utama dalam Dakwah dan Perbaikan Umat

Seorang dai harus memprioritaskan dakwah tauhid sebagai fondasi utama, inilah yang dilakukan para Nabi dan Rasul.

Rasulullah ﷺ dan para nabi memulai dakwah mereka dengan mengajak kepada ‘La ilaha illallah’, menunjukkan bahwa tauhid adalah langkah awal dalam memperbaiki umat.

Allah berfirman dalam Surah Al-Anbiya ayat 25:

‎وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.”

3. Tauhid adalah Inti dari Agama Islam

Tauhid atau pengesaan Allah, adalah inti agama Islam dan tujuan penciptaan manusia, penurunan kitab, serta pengutusan para rasul.

Tauhid membedakan antara yang beriman dan bahagia serta yang ingkar dan sengsara. Tauhid merupakan kewajiban utama dalam Islam; hanya dengan mengesakan Allah, seseorang bisa masuk surga dan terhindar dari neraka.

Tauhid adalah inti serta tujuan dakwah para nabi dan Rasul. Mereka menyeru kepada tauhid dan menjauhkan dari syirik.

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yang bertauhid dengan benar, mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan hingga akhir hayat kita.

Semoga bermanfaat, Baarakallahu fikum!

Farhan Fadilat Syah
Madinah, 22 November 2024/20 Jumadilawal 1446 H

___
t.me/fadilatsyah
#tauhid

1 month ago

[Tanya-Jawab] Bagaimana jika seseorang yang telah hijrah, kemudian dia jatuh lagi ke dalam kemaksiatan. Tapi dia ingin bangkit kembali. Bagaimana solusinya?

Sumber: Webinar Akidah Online: “Meningkatkan Iman di Tengah Arus Modernitas”.
___
t.me/fadilatsyah
#nasihat #faidah

1 month ago

[Serial Tauhid] Perbedaan Syirik Besar dan Syirik Kecil! A. Pengertian Syirik Menyamakan makhluk dengan Allah dalam perkara-perkara yang merupakan kekhususan-Nya, baik dalam Rububiyah (ketuhanan), Uluhiyah (ibadah), atau Asma’ wa Sifat (nama-nama dan sifat…

1 month ago

[Serial Tauhid] Perbedaan Syirik Besar dan Syirik Kecil!

A. Pengertian Syirik
Menyamakan makhluk dengan Allah dalam perkara-perkara yang merupakan kekhususan-Nya, baik dalam Rububiyah (ketuhanan), Uluhiyah (ibadah), atau Asma’ wa Sifat (nama-nama dan sifat-Nya).

B. Perbedaan Syirik Besar dan Syirik Kecil

  1. Keluar dari Islam atau Tidak:
    Syirik Besar: Mengeluarkan seseorang dari agama Islam.
    Syirik Kecil: Tidak mengeluarkan seseorang dari agama, namun tetap menjadi dosa besar dan menjadi wasilah kepada syirik besar.

  2. Kekekalan di Neraka:
    Syirik Besar: Pelakunya kekal di neraka jika meninggal tanpa bertobat.
    Syirik Kecil: Pelakunya tidak kekal di neraka jika ia memasukinya.

  3. Pengaruh pada Amal:
    Syirik Besar: Membatalkan seluruh amal.
    Syirik Kecil: Hanya membatalkan amal yang tercampur dengan syirik kecil tersebut seperti riya’ atau ibadah yang dilakukan semata-mata demi dunia.

  4. Hukum Memerangi Pelaku:
    Syirik Besar: Menjadi sebab diperbolehkannya memerangi pelakunya.
    Syirik Kecil: Tidak membolehkan memerangi pelakunya.

  5. Cinta dan Loyalitas:
    Syirik Besar: Menghalangi cinta dan loyalitas syar’i kepada pelakunya.
    Syirik Kecil: Tidak sepenuhnya menghalangi cinta dan loyalitas.
    Penjelasan: Pelakunya tetap dicintai sesuai kadar keimanannya, dan dimusuhi sesuai kadar maksiatnya.

Tambahan: Al-Muwaalaah
Jika seseorang mencintai pelaku syirik hanya karena urusan duniawi, tanpa mendukung keyakinan syirik mereka, maka ini termasuk dosa besar. Namun, dosa ini tidak sampai membawa kepada kekafiran.

C. Ancaman Bagi Pelaku Kesyirikan

  1. Dosanya Tidak Akan Diampuni oleh Allah
    Dalil: QS. An-Nisa (4): 48

“إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا”
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”

  1. Allah Mengharamkan Surga bagi Pelakunya
    Dalil: QS. Al-Maidah (5): 72

“إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ”
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya adalah neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu penolong.”

  1. Terhapusnya Seluruh Amal
    Dalil: QS. Al-An’am (6): 88

“وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ”
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiikum!
Farhan Fadilat Syah
Madinah, 17 November 2024 / 15 Jumadilawal 1446 H

___
t.me/fadilatsyah
#faedah #tauhid #ibadah

1 month, 1 week ago

Kesabaran Menuntut Ilmu: Pelajaran dari Seorang Bapak di Dauroh Makkah

Saat mengikuti dauroh mutun mukhtasharah di Makkah ini, ana berkenalan dengan banyak orang. Salah satunya adalah seorang bapak paruh baya dari Jakarta yang mengikuti program umroh sekaligus dauroh. Beliau tinggal di hotel yang sama dengan ana dan datang bersama teman-temannya. Beberapa kali saat coffee break, ana berkesempatan berbincang dengan beliau.

Ana bertanya, “Masya Allah, Bapak sudah bisa bahasa Arab, ya?

Karena dauroh ini disampaikan oleh para masyaikh dengan kitab yang sepenuhnya dalam bahasa Arab.

Namun, jawaban beliau membuat ana tertegun. Ternyata, beliau sama sekali tidak bisa berbahasa Arab.

Ana pun bertanya lagi, “Berarti Bapak tidak mengerti sama sekali?” Beliau menjawab, “Iya.”

Beliau menjelaskan bahwa beliau hanya berharap mendapatkan keberkahan dari majelis ilmu yang beliau datangi.

Jawaban beliau itu membuat ana kagum. Kesabaran beliau sungguh luar biasa.

Selama beberapa hari, beliau mengikuti dauroh yang berlangsung berjam-jam, dalam bahasa yang tidak ia pahami, namun tetap duduk mendengarkan dengan sabar.

Beliau juga bercerita bahwa ia berusaha menerjemahkan teks menggunakan Google Translate, tetapi ternyata tetap sulit dimengerti.

Akhirnya, beliau hanya datang, duduk, dan bersabar mendengarkan, berharap meraih keberkahan dari majelis ilmu.

Dari sosok beliau, ana belajar banyak tentang semangat menuntut ilmu dan kesabaran yang luar biasa meski tidak memahami apa yang disampaikan.

Semoga Allah menjaga beliau dan keluarganya.

___
t.me/fadilatsyah
#faidah #makkah

1 month, 1 week ago

Siapa itu Ahlussunnah wal Jamaah? Ini dia Jawabannya! 1. Arti Ahlussunnah wal Jamaah Ahlussunnah wal Jamaah adalah mereka yang berpegang teguh pada ajaran Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, menjaga kemurnian Islam sebagaimana yang diajarkan tanpa penambahan…

We recommend to visit

Pemburu yang diburu.

Last updated 1 week ago

Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.

Last updated 2 weeks, 1 day ago

Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.

Last updated 1 month, 2 weeks ago