❗️Komentar Kedutaan Besar Rusia terkait dengan tuduhan atas serangan terhadap rumah sakit anak-anak di Kiev

Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta memperhatikan komentar-komentar bermunculan di media massa Indonesia yang menuduh negara kami melakukan serangan terhadap rumah sakit anak-anak di Kiev.

Karena komentar-komentar tersebut berdasarkan pada informasi palsu yang disebarluaskan secara aktif oleh Barat, kami ingin menyampaikan sebagai berikut.

☝️Selama operasi militer khusus, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia menargetkan hanya fasilitas-fasilitas militer saja dengan senjata ampuh jarak jauh. Berbeda dengan Ukraina, Rusia tidak pernah memerangi para warga sipil.

? Menurut data yang diperoleh oleh Kementerian Pertahanan Federasi Rusia, rumah sakit di kota Kiev hancur karena sebuah rudal pertahanan udara Ukraina yang diluncurkan dari sistem antirudal NASAMS jatuh dan kena gedungnya. Ada banyak bahan foto dan video yang membuktikan fakta tersebut, sedangkan negara-negara NATO yang mendukung Ukraina menyembunyikan fakta-fakta ini secara cermat.

? Yang terjadi sepenuhnya tanggung jawab para militer Ukraina, kesalahan dan kelalaian mereka menjadi penyebab tragedi ini.

<...> Pada tanggal 9 Juli, 2024 informasi tersebut telah diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan Kementerian Pertahanan Federasi Rusia. Sayangnya, pihak Indonesia tidak mempertimbangkannya. Sama juga Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tidak memberi komentar apapun terkait serangan rudal dan artileri terhadap wilayah Rusia, antara lain, kota Belgorod dan kota Sevastopol, sedangkan akibat penembakan ada banyak warga sipil, termasuk anak-anak, yang tewas.

Baca selengkapnya

⚡️Pernyataan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova tentang upaya rezim Kiev menuduh Rusia melakukan serangan sengaja terhadap objek-objek sipil di Ukraina

? Pada 8 Juli, sebagai respons atas upaya angkatan bersenjata Ukraina yang berulang kali coba merusak industri ekonomi negara kami, Angkatan Bersenjata Rusia melakukan serangan gabungan dengan senjata presisi jarak jauh terhadap fasilitas-fasilitas militer di Ukraina. Target-target antara lain adalah pabrik «Artyom» dan pabrik «Antonov», serta pabrik konstruksi «Luch» di Kota Kiev; pabrik «Dnepr» dan pabrik «Yuzhmash» di Kota Dnepropetrovsk; pabrik alat berat di Kota Kramatorsk; gudang-gudang dengan persenjataan dan peralatan militer asal negara-negara Barat di pabrik ArcelorMittal di Kota Krivoy Rog.

Sekali lagi, seperti yang sudah sering terjadi pada sistem pertahanan udara Ukraina, rudal-rudal mereka keluar jalur dan menghantam bangunan-bangunan permukiman dan sejumlah fasilitas publik. Demikian pula terjadi kali ini.Sudah ada konfirmasi, termasuk dari sejumlah saksi mata, bahwa salah satu rudal NASAMS Barat menyerang sebuah bangunan di wilayah rumah sakit anak-anak Okhmatdet di Kiev.

☝️ Kiev segera mulai menuduh Rusia atas tewasnya anak-anak. Padahal, baik pabrik «Artyom» maupun kompleks Kementerian Pertahanan Ukraina dan gudang-gudang angkatan bersenjata Ukraina terletak di dekat RS Okhmatdet. Di sisi lain, Kiev pun enggan mengakui bahwa para pendukung kaum Banderovites sengaja menempatkan sistem pertahanan udara di sekitar permukiman sipil dan menjadikan warga sipil sebagai "perisai manusia".

Junta Kiev sudah lama menggunakan perusahaan-perusahaan sipil demi kepentingan militer, mengubahnya menjadi bengkel-bengkel untuk perakitan dan perbaikan peralatan militer atau menjadi gudang penyimpanan peralatan militer Barat. Selain itu, angkatan bersenjata Ukraina memanfaatkan warga sipil dan fasilitas publik untuk melindungi diri mereka. Tak jarang, kereta api penumpang mengangkut peralatan militer dan pasukan, sementara layanan pos pun digunakan untuk mengangkut senjata.

❗️Hal-hal tersebut merupakan pelanggaran keras terhadap hukum humaniter internasional, yang melarang digunakannya objek-objek sipil untuk tujuan militer.

Upaya rezim Zelensky untuk menggunakan tragedi rumah sakit anak-anak di Kiev demi tujuan propaganda sekali lagi menegaskan sikap Nazi yang tidak berperikemanusiaan. Rezim Kiev siap melakukan kejahatan apa pun untuk mempertahankan kekuasaannya. Rezim ini tidak peduli dengan nasib dan nyawa warga negaranya, termasuk anak-anak.

⚡️ The Joint Report of the Ministry of Foreign Affairs of the Russian Federation and the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Belarus "Human Rights Situation in Certain Countries".

The document aims to draw attention to the challenges and threats faced by the contemporary international community in the field of human rights.

⛔️ Using this intrusive approach, Western international community actors completely negate their own arguments about the universality of human rights. It is now quite obvious that they are using human rights for their own ends as a tool to interfere in the internal affairs of undesirable States.

In the emerging new world, which should be based on a fairer system of international relations, the full realization of the principle of the sovereign equality of States and the historical, cultural, religious and national particularities of each country is essential.

? Only on that basis would the negative effects of colonialism, neo-colonial thinking, racism, racial discrimination and related intolerance be fully eradicated.Read in full

*✍️ Artikel ahli di Pusat Studi ASEAN MGIMO Nikita Kuklin berjudul "Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin" terbit di koran Media Indonesia (02.07.2024).*

Poin-poin utama:

▫️Citra Rusia sebagai "kekuatan agresif dan keras" hasil penggambaran "media-media Hollywood" perlu diakhiri.

▫️Baik Rusia maupun Indonesia sedang berjuang menghadirkan tatanan dunia multipolar: sebuah tatanan dunia yang adil, setara, dan bersahabat.

▫️Keduanya sama-sama berupaya mengakhiri unipolarisme yang berkembang setelah 1990-an: sebuah tatanan dunia represif yang mana kelompok negara ekonomi kuat mengeksploitasi kelompok negara ekonomi lemah.

▫️Periode Vladimir Putin bagi Rusia ialah periode kebangkitan Rusia pada kompetisi dan kooperasi global dan regional. Itu merupakan periode kembalinya citra tradisional Rusia sebagai negara great power pascaturbulensi pada 1990-an.

▫️Dengan menemukan titik temu dan bekerja sama, Indonesia dan Rusia dapat bersatu dalam isu-isu penting global, seperti pembangunan ekonomi, teknologi tinggi, perubahan iklim, serta upaya pembangunan sistem keamanan dan kerja sama yang andal.

Selengkapnya