💎 #Permata_Salaf

**TANDA KEJUJURAN TAUBAT

📝 Syaqiq Al-Balkhiy rahimahullah berkata,**

علامة التوبة البكاء على ما سلف، والخوف من الوقوع في الذنب، وهجران إخوان السوء، وملازمة الأخيار .

Tanda (seorang telah) bertaubat adalah : menangisi dosa yang telah lalu, khawatir terjatuh lagi dalam dosa, meninggalkan teman-teman yang jelek, dan berteman dengan orang-orang baik.

📚Siyar A'lamin Nubala, (9/315)

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti ✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah BERLINDUNG DARI HATI YANG TIDAK KHUSYUK DAN PENJELASAN SIFAT HAMBA AR RAHMAN …

📆 KALENDER & FAIDAH
Selasa, 11 Rabi'ul Tsani 1446 H / 15 Oktober 2024 M

📲 Ikuti dan bagikan :
http://t.me/KajianIslamKebumen

📜 #Hadits_Pilihan #Kalimut_Thayyib

**PERBENDAHARAAN SURGA

Rasulullah ﷺ bersabda,**

أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ أَوْ قَالَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ فَقُلْتُ بَلَى فَقَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

"Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu perbendaharaan surga?"

Aku (Abu Musa) menjawab, "Tentu wahai Rasulullah?"

Rasulullah bersabda, "(Yaitu) Lā Hawula walā Quwwata illā billāhi (artinya: Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan AIIah).

📚 HR. Bukhari 7384 dan Muslim 2704; dari Sahabat Abu Musa Abdullah bin Qais Al-Asy'ary radhiyallahu'anhu

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

#Hadits_Pilihan

**PAHALA NAHI MUNGKAR

Rasulullah ﷺ bersabda,**
إِنَّ مِنْ أُمَّتِي قَوْمًا يُعْطَوْنَ مِثْلَ أُجُورِ أَوَّلِهِمْ، يُنْكِرُونَ الْمُنْكَرَ

Sesungguhnya ada dari ummatku suatu kaum yang diberi pahala semisal pahala orang-orang yang pertama, mereka itu mengingkari kemungkaran.

📚 HR. Ahmad 15997; dari Abdurrahman bin Al Hadhrami dari salah seorang sahabat Nabi. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' no. 2224

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

JANGAN JADI PENDENDAMBagian Pertama *📝 Al-Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman, Lc hafizhahullah*

Sangat sulit bagi seorang untuk hidup tanpa membutuhkan orang lain. Oleh karena itu manusia adalah makhluk sosial. Hal ini diantaranya yang menunjukkan betapa pentingnya hidup bermasyarakat dimana masing-masing ikut merasakan suka dukanya kehidupan.

Meski demikian adalah kenyataan bahwa problematika hidup bermasyarakat sangatlah kompleks. Yang demikian itu karena masyarakat dengan seluruh lapisannya memiliki karakter dan kepribadian yang tidak sama. Demikian pula tingkat pemahaman tentang agama dan kesiapan untuk menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari pun sangat beragam.

Oleh sebab itu, masing-masing individu hendaknya memiliki kesiapan jiwa yang dengannya bisa menghadapi keadaan apapun dengan tepat. Di antaranya adalah sikap tabah dan lapang dada yang didukung oleh ilmu syariat.

Bisa dikatakan, bahwa secara umum orang itu siap untuk di puji dan diberi namun sangat berat jika dicela dan dinodai. Disinilah ujian, apakah seorang mampu menguasai dirinya saat pribadinya disinggung dan haknya ditelikung.

Dalam Al-Qur'an Allah memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya seperti firmanNya,

وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya".(QS. Ali Imran :134)

Demikian pula Rasulullah ﷺ telah menegaskan bahwa orang yang mampu menahan dirinya dibsaat marah dia sejatinya orang yang kuat. Rasulullah ﷺ bersabda,

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

"Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya disaat marah" (HR. Al Bukhari, no. 6114).

Memaafkan Orang

Termasuk amalan yang sangat mulia disaat seorang bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya dan memaafkan kesalahan orang padahal ia mampau untuk membalasnya.

Gangguan itu bermacam-macam bentuknya. Adakala berupa cercaan, pukulan, perampasan hak dan semisalnya. Memang sebuah kewajaran bila seorang menuntut haknya dan membalas orang yang menyakitinya. Dan dibolehkan seorang membalas kejelekan orang lain dengan yang semisalnya.

Namun alangkah mulia dan baik akibatnya bila dia mema’afkannya, Allah berfirman,

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (QS. Asy Syura :40)

Ayat ini menyebutkan bahwa tingkat pembalasan ada tiga:

Pertama: Adil, yaitu membalas kejelekan dengan kejelekan serupa, tanpa menambahi atau mengurangi.

Misalnya : jiwa dibalas dengan jiwa, anggota tubuh dengan anggota tubuh yang sepadan dan harta diganti dengan yang sebanding.

Kedua: Kemuliaan, yaitu memaafkan orang yang berbuat jelek kepadanya bila dirasa ada perbaikan bagi orang yang berbuat jelek.

Ditekankan dalam pemaafan adanya perbaikan dan muncul maslahat yang besar. Bila seorang tidak pantas untuk dimaafkan dan maslahat yang sesuai syariat menuntut untuk dihukum, maka dalam kondisi seperti ini tidak dianjurkan untuk dimaafkan.

Ketiga: Zhalim yaitu berbuat jahat kepada orang dan membalalas orang yang berbuat jahat dengan pembalasan yang lebih dari kejahatannya. [lihat taisir Al Karim Ar Rahman hal. 760, Ar Risalah].

(Bersambung)

Sumber: Arsip Buletin As-Salafiyyah Edisi 213 Th VI/Jumadits Tsani 1430 H

#buletin_salafiyyah

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

**BALASAN BAGI SIAPA YANG MENYELISIHI PERINTAH ALLAH

📝 Al-Imam Abul Faraj Ibnul Jauzi rahimahullah berkata,**

Menyelisihi perintah membuat murka Dzat Yang memberi perintah; yaitu Allah. Dan terus menerus menyelisihi perintah itu lebih besar lagi urusannya.

Betapa cepat hukuman itu menimpa kepada siapa yang bersegera dalam bermaksiat. Dan betapa jauhnya keburuntungan didapat oleh siapa yang tidak memperbaiki diri kala diberi hukuman.

Bagaimana bisa mengharap tambahan nikmat orang yang lalai dari bersyukur ? Bagaimana mungkin kelapangan akan menetap bilamana semakin lapang rezkinya malahan semakin sempit hati terhadap fakir miskin ?

Siapa menggunakan nikmat untuk mendukung dosanya, sejatinya ia sedang meminta nikmat itu dicabut darinya. Siapa yang tidak membuatnya menjadi baik kala diberi teguran dengan ditimpa musibah pada hartanya, maka ia akan diberi teguran dengan ditimpa musibah pada jiwanya.

Tidakkah kita perhatikan bagaimana Rabb kita memberi teguran kepada kita dengan menyempitkan jalan-jalan rezki dan dijadikan yang kuat menindas yang lemah? Mengapakah kita tidak menerima teguran Rabb kita ketika Dia memberi teguran kepada kita?

Mengapakah kita tidak menyambut penyerunya yang telah membimbing kita untuk menaati-Nya? Sepertinya, tiada yang kita nantikan dari teguran-Nya yang lembut melainkan hukuman-Nya yang keras !!

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosa yang kalian berada di atasnya, supaya kamu dapat melihat petunjuk. Sungguh, sebentar lagi kalian akan kembali kepada-Nya, mampukah kamu bersabar merasakan siksa-Nya, ataukah kamu mampu mengangkat siksa itu darimu?

Maka bertaqwalah kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya, meninggalkan larangan-Nya, selalu berdzikir mengingat-Nya, dan merasa takut kepada-Nya. Dan janganlah kamu termasuk dari orang-orang yang berbaring dibawah pukulan cambukan. Karena sesungguhnya Dia adalah Allah; yang apabila menghukum, maka tiada yang mampu menanggungnya seorang pun.

Hamba itu apabila ia bermaksiat kepada Rabbnya, maka Dia akan memberinya hukuman yang ringan. Bila ia meminta dicukupkan dan meminta tolong kepada Rabbnya, maka Dia akan mencukupkannya dan menolongnya.

Namun bila ia terus berbuat dosa, dan meremehkan hukuman, maka Allah akan memberinya hukuman yang lebih keras, dan terus akan menambahkan hukuman, sehingga menjadi antara dua keadaan;

(1) Adakalanya si hamba bertaubat kepada Allah dari memaksiati-Nya, (2) atau malahan terus menerus dalam sikap melampui batasnya, dan bersikukuh di atas dosa dan kekufurannya.

Adapun yang pertama, maka Allah akan mengampuninya dan memilihnya, sedang yang kedua Allah akan mengekalkannya di dalam neraka dan tidak mendapat curahan rahmat-Nya.

Adzab itu disiapakan untuk golongan yang dimurkai oleh Allah, sedang murka Allah itu bagi orang-orang yang bermaksiat kepada Allah. Dan maksiat itu menempel pada siapa yang syaithan menempel padanya, dan tidaklah syaithan menempel kecuali kepada siapa yang lalai dari dzikir kepada Allah.

Sebab itu, waspadalah dari lalai berdzikir kepada Allah karena sesungguhnya itu merupakan pangkal semua petaka, dan menyebabkan datangnya kebinasaa.

📚 At-Tadzkirah Fil Wa'zh, hal. 65-66

#Nashaih_Ibnul_Jauzi

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

📜 #Hadits_Pilihan

MUNCULNYA KELOMPOK QADARIYYAH TANDA DEKATNYA KIAMAT

Qadariyyah adalah kelompok yang mengingkari adanya taqdir. Ketika kelompok ini muncul, maka itu salah satu tanda dekatnya kiamat.

Hal itu sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah ﷺ, beliau bersabda

سيكونُ في أُمُّتي أقوامٌ يُكَذِّبونَ بالقدَرِ

"Akan muncul di tengah-tengah ummatku suatu kaum yang mendustakan taqdir".

📚 HR. Ahmad 5639 dan Abu Dawud 4613; dari Sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' no. 3669

Rasulullah ﷺ juga bersabda,

نَزَلَت في أُنَاسٍ مِن أُمَّتِي يَكُونُونَ في آخِرِ الزَّمَانِ يُكَذِّبُونَ بِقَدَرِ اللهِِ يعني قوله عز و جل ذُوْقُوْا مَسَّ سَقَرَ ۝ اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ

Ayat ini turun tentang segolongan manusia dari ummatku yang muncul di akhir zaman yang mereka mendustakan taqdir Allah Azza Wa Jalla. Yaitu ayat;

ذُوْقُوْا مَسَّ سَقَرَ ۝ اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ

"Rasakanlah sentuhan api neraka. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan taqdir". Qs. Al-Qamar: 48-49

📚 HR. Thabrani dalam Al-Kabir no. 5316; dari Zurarah. Dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah no. 1539

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

🖋 #Kata_Mutiara_Santri

Bersabarlah ketika ujian melanda.
Itu hanyalah sementara.
Dan percayalah bahwa Allah yang mengatur segalanya.

📝 Ziyad bin Farhan | Pemalang
Kelas 3 MTs; Ma'had Anwarussunnah