Telegram adalah sebuah ide tentang kebebasan dan privasi, memiliki banyak fitur yang mudah digunakan.
Last updated 4 months ago
COPAS/REPOST WITHOUT CR? DENDA 500k.
join : https://t.me/bulolwithyuchat
promosi berbayar chat : @ofcbulolwithyu
laporan/kritsar/izin : @binimarkrobot
Request di @hatersrbot
Last updated 1 month ago
Drama Korea Sub Indonesia.
Update 1 Season tiap hari.
Paid Promote @sultankhilaf
grup
@drakor_dramakorea_indo
Ikuti saluran Drakor Drama Korea Sub Indo di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VakqKxXCHDyeALNv2m2q
Last updated 23 hours ago
Adab yang ketujuh adalah jangan mengikuti kekeliruan dan kesalahan ulama. Walau bagaimanapun ulama itu manusia biasa. Kadang salah kadang benar dalam berijtihad. Namun andai salah mereka memperoleh 1 pahala. Yang penting kita harus tetap menghormati pendapat mereka.
Adab kedelapan adalah komitmen untuk terus mengikuti adab-adab yang diajarkan oleh Islam.
"Serulah ke jalan Rabbmu dengan penuh hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS an Nahl : 125)
Adab kesembilan adalah hati-hati dengan makar musuh-musuh Islam. Karena bisa jadi dengan tidak adanya sikap hikmah, lapang dada, terbuka menjadi bagian dari makar musuh-musuh Islam. Mereka memanfaatkan perbedaan yang ada sebagai sebagai bahan adu domba atau provokasi.
Selesai.*)
(*tulisan ini bukan transkrip dauroh "Saat Kita Berbeda" sesi 2 melainkan catatan faedah yang mampu saya tulis/Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 4 Jumadilawal 1446H/6 November 2024)
Saat Kita Berbeda (2)
"Agar kita tidak terjebak dan terjerumus dalam perkara-perkara yang tidak terpuji, maka kita harus ketahui bahwa di sana (saat kita berbeda --pen.) ada beberapa adab. Adab saat kita berbeda dan adab dalam menghadapi perbedaan, khususnya antarkaum muslimin," papar gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah mengawali sesi 2 di Dauroh Kota Bandung di Masjid As Salam PT Pos Indonesia pada Ahad (27/10) yang bertema "Saat Kita Berbeda".
Adab yang pertama, ikhlas lillahi ta'ala. Perkara yang sangat mendasar, mudah mengucapkan tapi sulit untuk mempraktikkan. Semisal dalam silang pendapat, seseorang pasti cenderung untuk membela pendapat pribadinya, kelompoknya, madzhabnya, syaikhnya dengan dalih itu dilakukan karena ikhlas karena Allah 'azza wa jalla.
"Nggak ada keikhlasan kalau seseorang cenderung membela dan memenangkan dirinya sendiri. Memaksakan pendapatnya. Mengajak orang lain untuk mengikuti syaikhnya, gurunya, mengikuti kelompoknya," papar gurunda.
Gurunda juga menyebutkan keikhlasan dalam silang pendapat itu ditampakkan dengan sikap lapang dada ketika menghadapi perbedaan. Yang diharapkan hanyalah pahala, ridho Allah 'azza wa jalla. Jangan malah menyerang yang membuat semula kawan menjadi lawan. Yang semula bersama sekarang berpisah.
Adab yang kedua adalah mengembalikan masalah-masalah yang di situ ada silang pendapat kepada al Qur'an dan as Sunnah. Jika dalil sudah tampak jelas maka ikuti dalil itu. Bersama siapa pun adanya.
Adab yang ketiga adalah masing-masing dari kita harus mewaspadai dari mengikuti hawa nafsu. Hawa nafsu membuat kita buta, tuli, dan tersesat. Tidak bisa melihat dan mendengar kebenaran yang membuat kita tersesat, berpaling dari kebenaran.
"Janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.” (QS Shad : 26)
Mengikuti hawa nafsu membuat orang cenderung jadi berambisi. Banyak orang memaksakan kehendaknya karena ambisi. Ambisi menjadi pimpinan, punya kedudukan, jadi rujukan utama, pengin diakui dan dihormati semua orang.
Jangan ada ambisi. Karena ambisi membuat kita memaksa orang lain untuk mengikuti kita. "Semua orang di berbagai tempat harus begini, harus sama. Pada akhirnya jadi apa? Sentralisasi. Tidak boleh. Nggak ada sentralisasi dalam Islam," tutur gurunda alumnus Yaman itu.
Adab yang keempat adalah melakukan dialog yang baik jika itu dibutuhkan. Apalagi jika yang diutarakan adalah pendapat para ulama sehingga bisa menambah wawasan. Ini juga menunjukkan keluasan ilmu agama.
Adab yang kelima adalah menjauhi perkara-perkara yang bisa membuat fitnah. Tidak jarang perbedaan itu memicu fitnah karena tidak bijak dalam menyikapinya.
Para ulama pun jika mereka dihadapkan pada perbedaan, pada praktiknya kadang-kadang mereka melakukan apa yang sebenarnya bukan menjadi pendapatnya. Terkadang mereka melakukan yang utama bukan yang lebih utama dalam rangka menutup pintu fitnah. Memilih melakukan perkara yang jaiz (boleh) ketimbang yang mustahab (sunnah).
Banyak contoh tentang hal tersebut antara lain qunut Shubuh. Imam Ahmad rahimahullah berpendapat tidak ada qunut Shubuh yang dilakukan secara terus menerus. Sedangkan Imam Syafi'i rahimahullah berpendapat ada qunut Shubuh. Ketika Imam Ahmad sholat di belakang imam yang melakukan qunut Shubuh, beliau juga melakukan qunut Shubuh.
Jika kita bisa menerima perbedaan di kalangan ulama, kenapa kita tidak bisa menerima perbedaan dengan teman sendiri?
Adab yang keenam adalah selalu mengedepankan sikap adil dan inshaf. Baik kepada yang sependapat dan tidak sependapat dengan kita. Mereka semua teman kita.
Meski demikian, jangan terjatuh pada perkara bermudah-mudahan dan mencari-cari keringanan. Kata para ulama, barang siapa yang mencari-cari keringanan maka dia akan menjadi orang yang fasik. Dalam riwayat lain menjadi orang zindiq.
Bagaimanapun perbedaan itu tetap akan ada. Allah 'azza wa jalla berfirman di surat Hud ayat 118 - 119. Yang artinya, "Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia akan menjadikan manusia umat yang satu. Namun, mereka senantiasa berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Tuhanmu."
Orang-orang yang dirahmati Allah 'azza wa jalla adalah mereka yang selalu bersepakat dan tidak berselisih. Jika mereka berselisih, mereka tidak saling membenci dan saling membelakangi.
Mereka bukan orang-orang yang jika berselisih berubah menjadi saling menyikapi satu sama lain. Apalagi sampai pada tingkatan saling mentahdzir. "Itu keliru. Saling menyalahkan, saling memvonis. Itu bukan orang-orang yang dirahmati Allah," papar gurunda.
Gurunda melanjutkan --menjelang akhir sesi 1, "Jadikan hati tetap satu meski kita berbeda dalam beberapa hal. Ini kan perlu kedewasaan. Apalagi, misalnya, kebanyakan dari kita dari awal sudah salah didikan. Repot. Menyikapi sebuah perbedaan, cara pandang, itu sudah keliru. Ya, memang butuh waktu kemudian memperbaikinya."
Di sesi 2 kajian yang juga berdurasi 45 menit yang dilangsungkan seusai sholat Dhuhur, gurunda menyebutkan tentang adab-adab ketika berbeda dan menghadapi perbedaan. Semoga Allah 'azza wa jalla berikan pertolongan dan kemudahan bagi penulis untuk membuat tulisan sebagai lanjutan tulisan ini. Amin.
(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 1 Jumadilawal 1446H/3 November 2024)
Ratusan Kilometer Jarak Ditempuh 'tuk Majelis Ilmu
Para salaf dulu melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan ilmu. Seperti yang dilakukan sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu untuk mendapatkan sebuah hadits. Beliau membeli seekor unta dan menyiapkan perbekalan menuju Syam. Perjalanan berkendara unta dari Madinah ke Syam butuh waktu sebulan.
Menempuh perjalanan jauh --butuh pengorbanan waktu, tenaga, harta-- untuk memperoleh ilmu menjadi hal yang lumrah bagi seorang ahlussunnah. Peserta Dauroh Wajo Sulawesi Selatan (11-13/10) yang berasal dari Palu, rela berkendara motor selama kurleb 24 jam. Jarak dari rumah ke tempat dauroh sejauh 728 km.
Pun begitu yang terjadi di Dauroh Siak Riau (27-29/9). Peserta dari daerah Dolok Masihul datang menggunakan sepeda motor berboncengan dengan seorang anak dan isterinya. Butuh waktu perjalanan kurleb 14 jam.
Peserta Dauroh Siak lain dari Aceh dan Medan menggunakan 3 bus. Perjalanan yang semestinya hanya 16 jam, molor jadi 26 jam. Dalam perjalanan di daerah Simpang Bukit Timah ada perbaikan jalan berupa pengecoran. Selama pengerjaan --jam 02.00 hingga 07.00 pagi-- jalanan hanya bisa dilalui dengan cara buka-tutup.
Perjalanan yang melelahkan itu sempat diwarnai insiden. Ketika kemacetan berlangsung, 2 orang dari salah satu bus rombongan turun karena ada keperluan. Beberapa saat setelah mereka turun dari bus, bus berjalan karena kemacetan mulai terurai. Tidak mungkin berhenti menunggu penumpang naik karena antrean mengular teramat panjang.
Salah satu dari panitia turun untuk mencari kedua penumpang tersebut. Qodarullah, ketiganya jadi ketinggalan bus. Alhamdulillah mereka bisa menumpang truk dan berhasil menyusul rombongan 3 bus tersebut.
Perjalanan panjang dan melelahkan juga dilakukan peserta dari Kolaka untuk bisa hadir di Dauroh Makassar. Dauroh Makassar berlangsung pada Jumat - Ahad, 25 - 27 Oktober 2024. Dauroh Islam Ilmiah Kota Makassar itu menghadirkan al Ustadz Usamah Mahri, Lc, al Ustadz Muhammad Sarbini, dan al Ustadz Ammar Bajubair hafidzahumullah sebagai pemateri.
Abu Abdillah Jamal adalah salah satu ikhwan dari Kolaka yang hadir di Dauroh Makassar. Bersama 5 temannya, mereka butuh waktu perjalanan kurleb 13 jam. Dari Kolaka naik ferry ke Bajoe Bone selama 8 jam. Setelah itu berlanjut perjalanan darat --rental mobil-- menuju Makassar selama 5 jam. Pastinya butuh ongkos yang tidak sedikit.
Ada 2 hal yang membuat rombongan ikhwah Kolaka itu hadir di Dauroh Makassar. "Yang pertama, rihlah menuntut ilmu untuk memetik faedah ilmiah dari 3 asatidzah kibar. Yang kedua, bersilaturahmi dan bertemu dengan ikhwan berbagai daerah dan berbagai suku dalam satu manhaj," ujar Abu Abdillah Jamal.
Alhamdulillah, selain bisa bermajelis ilmu dengan gurunda-gurunda, mereka akhirnya juga bertemu dengan ikhwah dari berbagai daerah. Ada yang dari Bulukumba, Sinjai, Bone, Jeneponto, Parepare, Poso, Enrekang, Sebaik, Sengkang, dan Pangkep.
Alhamdulillah.
(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 28 Rabiul Akhir 1446H/31 Oktober 2024)
DAUROH ISLAM ILMIAH BATU BARA
Semangat Ukhuwah dan Ta'awun*
Selalu ada yang pertama. Alhamdulillah, untuk pertama kalinya Ma'had Ibnu Umar menggelar dauroh pada Jumat - Ahad, 25 - 27 Oktober 2024. Bertajuk "Dauroh Islam Ilmiah Batubara" dengan menghadirkan al Ustadz Qomar Su'aidi, Lc sebagai pemateri.
Ma'had Ibnu Umar terletak di desa Simpang Gambus. Desa tersebut berada di kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, provinsi Sumatera Utara.
Yang menarik dari Dauroh Batu Bara adalah panitia penyelenggara merupakan gabungan dari ma'had-ma'had dan ikhwah yang berada di beberapa kabupaten di Sumatera Utara. Di antaranya kabupaten Serdang Bedagai/kota Tebingtinggi, Batu Bara, Simalungun, Asahan/Kisaran, kota Tanjungbalai, Labuhanbatu Utara, dan kota Rantau Prapat.
Di beberapa tempat tersebut berdiri ma'had ahlussunnah. Semisal Ma'had Ibnu Umar, yang berada di desa Simpang Gambus. Ma'had Al Ghuroba', di Aek Songsongan. Ma'had Daar as Sunnah di desa Rawa Sari.
MasyaAllah. Ini membuktikan bahwa ukhuwah di Sumatera Utara masih kokoh terjalin. Mereka bersemangat berta'awun dalam menyelenggarakan Dauroh Batu Bara. Ini ketiga kalinya mereka bekerja sama dalam menyelenggarakan majelis ilmu berskala dauroh.
"Agenda (dauroh) ini InsyaAllah tahunan. Dan ini adalah yang ke-3 kalinya. Yang pertama di Ma'had Daar as Sunnah bersama al Ustadz Abdul Hakam at Tamimi hafidzahullah. Yang ke-2 di Ma'had Al Ghuroba' bersama al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafidzahullah," ujar Ahmad, salah seorang panitia Dauroh Batu Bara.
Berdasarkan kabar dari Ahmad, Dauroh Batu Bara berlangsung lancar. "Walhamdulillah, dauroh ahlussunnah di Batu Bara berlangsung dengan baik dan lancar. Peserta yang datang dari berbagai daerah meliputi 3 provinsi di pulau Sumatera. Aceh, Sumatera Utara dan Riau," ujar Ahmad yang memperkirakan jumlah peserta mendekati angka 800.
(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 26 Rabiul Akhir 1446H/28 Oktober 2024)
DAUROH KOTA BANDUNG
Dahulu Setiap Pekan Serasa Dauroh
Kota Bandung di tahun 2000-an, setiap pekannya berasa seperti ada dauroh. MasyaAllah.
"Itu mah kajian rutin tiap pekan tapi kayak dauroh," kenang salah seorang Ikhwan Bandung menggambarkan keramaian taklim rutin di kala itu.
Begitulah gambaran kajian rutin pekanan setiap Ahad di Masjid LIPI, Bandung di kisaran tahun 2005 hingga 2009. Diperkirakan di setiap kajian yang dimulai pukul 14.00 hingga 17.00 itu dihadiri sekitar 150 peserta.
Kala itu ikhwah Bandung, Cimahi, dan kalangan mahasiswa yang rajin hadir di Masjid LIPI. Mereka adalah mahasiswa ITB, UNPAD, UPI, UNPAS dan STT Telkom.
Qodarullah wa maa sya'a fa'ala. Karena satu dan lain hal, kajian rutin pekanan di Masjid LIPI tak lagi berlanjut. Hanya sesekali, bukan lagi kajian rutin. Terakhir dilakukan kajian di Masjid LIPI --sekarang berubah menjadi BRIN-- pada 8 Maret 2020.
Bisa dikatakan kajian rutin kota Bandung berhenti. Tapi bukan berarti tidak ada upaya untuk kembali menghidupkan kajian rutin kota Bandung. Dauroh Kota Bandung di Masjid As Salam PT Pos Indonesia pada Ahad, 27 Oktober 2024 adalah buktinya. Dauroh siang itu berjudul "Saat Kita Berbeda" yang menghadirkan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah sebagai pemateri.
Alhamdulillah, Dauroh Kota Bandung perdana tersebut didatangi sekitar 60 ikhwan dan 40 akhwat. Yang menggembirakan, tidak sedikit peserta yang hadir adalah 'muka-muka' baru.
Dauroh dimulai pada pukul 14.10 WIB hingga menjelang adzan Asar. Seusai sholat Asar berjamaah, dauroh dilanjut hingga selesai pada pukul 15.54 WIB. Selama itu peserta masih bertahan untuk terus menyimak materi yang disampaikan oleh al Ustadz Abu Hamzah Yusuf.
Masjid As Salam berada di Basement-1 Gedung Graha Pos, Jl. Banda 30 Bandung. Masjid tersebut juga menggelar kajian Islam ilmiah ahlussunnah setiap bulan sekali di hari Senin pekan pertama seusai sholat Dhuhur. Namun kajian tersebut merupakan gawean dari DKM Masjid As Salam.
Dauroh Bandung di Ahad lalu diselenggarakan oleh Panitia Kajian Ahad Kota Bandung. Dauroh tersebut merupakan gawean perdana mereka. Panitia Kajian Ahad Kota Bandung berharap bisa digelar rutin setiap bulannya. InsyaAllah.
Ada beberapa hal yang membuat Panitia Kajian Ahad Kota Bandung kembali mengadakan kajian rutin kota Bandung. Di antaranya ingin menyediakan tempat kajian ahlussunnah secara rutin di setiap hari Ahad di kota Bandung. Sasarannya adalah kaum muslimin dari kalangan umum, seperti karyawan, keluarga karyawan, mahasiswa, dan lain-lain.
Semoga Allah 'azza wa jalla berikan pertolongan dan kemudahan kepada Panitia Kajian Ahad Kota Bandung. Amin.
(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 24 Rabiul Akhir 1446H/27 Oktober 2024)
Lagian kajian-kajian tersebut sudah berlangsung tahunan bahkan ada yang puluhan tahun. Dauroh pun sudah diagendakan beberapa bulan sebelumnya. Pun jika waktu penyelenggaraan bersamaan adalah hal yang lumrah. Teramat sangat lumrah.
Jahat sekali jika kemudian kajian-kajian tersebut diframing seakan dibuat dadakan untuk menandingi kajian internal yang diselenggarakan ma'had lain. Apalagi kemudian muncul perkara baru dengan mempertanyakan, "Kenapa engkau tidak hadir di kajian kami?"
Syaikh Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhary hafidzahullah pernah diajukan pertanyaan semakna itu. Apa jawaban beliau? Berikut cuplikan jawaban syaikh seperti yang dikutip dari https://t.me/salafysolo/1102 :
Maka perhatikanlah --barakallahu fikum-- bahwa semacam ini bukan jalan yang ditempuh oleh para imam, yaitu dengan menanyai manusia, "Mengapa engkau tidak hadir?"
"Hadirlah kemari!"
Meneleponlah atau kirimlah pesan (jika engkau tidak bisa hadir --pent)!"
Atau yang semisalnya!
Ini bukan jalan yang ditempuh para ulama.
Kalau misalnya seseorang datang ke pelajaranku, maka marhaban.
Jika dia tidak datang, maka semoga Allah mengampuni kami dan dia, Allah yang paling mengetahui keadaan kami dan dia.
(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 23 Muharam 1446H/29 Juli 2024)
Telegram
SALAFY SOLO
Arsip https://t.me/salafysolo
Mengapa Engkau Tidak Hadir?
Alhamdulillah, akhir pekan di pekan terakhir bulan Juli 2024 sesak dengan kajian. Sabtu (27/7) lalu di Masjid Al I'tishom Jakarta digelar kajian Islam ilmiah dengan pemateri al Ustadz Abdul Malik dan al Ustadz Muhammad As Sewed. Hafidzahumallah.
Di Ahad (28/7) ada ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah di Ma'had Tamaamul Minnah Bengle, Karawang. Selepas dari Karawang, gurunda merapat ke Cianjur untuk mengisi taklim di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq.
Di Ahad yang sama ada dauroh di Ma'had Dzunnuroin Surabaya. Dauroh berjudul "Keluarga Idaman" itu menghadirkan al Ustadz Muhammad Rijal, Lc dan al Ustadz Usamah Faishol Mahri, Lc. Hafidzahumallah.
Bahkan di Pantura (Kudus, Demak, Kendal, Semarang) tercatat asatidzah mengisi kajian di berbagai tempat di sana di akhir pekan (27-28/7) tersebut. Ada al Ustadz Kholid, al Ustadz Abu Umair Sahl, al Ustadz Abu Ibrohim Abdurrahman Poso, dan al Ustadz Abu 'Ubaidah Syafruddin. Hafidzahumulllah.
Pun begitu di kawasan Solo Raya. Di akhir pekan (27-28/8) lalu juga semarak dengan kajian. Di Sabtu (27/7) al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah di Pondok Pesantren Al Ausath Karanganyar dengan kajian berjudul "Mewaspadai Bahaya Hizbiyah dengan Bimbingan Ulama Salaf". Ahad (28/7) gurunda mengisi muhadhoroh di Ma'had Ittiba'us Sunnah Sukoharjo dengan judul "Berbenah dengan Bimbingan Sunnah".
Sabtu (27/7) pagi, al Ustadz Ahmad Khodim hafidzahullah mengisi kajian di RBTQ Ar Ridho Al Islami Wonosari. Bakda Maghrib gurunda merapat ke kajian di Delanggu, Klaten. Keesokan hari, Ahad (28/7) mengisi kajian di Masjid Al Karim Pabelan, Kartasura.
Dari hanya 4 tempat yang disebut di atas (Jakarta sekitarnya, Pantura, Solo Raya, Surabaya) paling tidak ada 15 poster kajian Islam ilmiah ahlussunnah bersama asatidzah. Ini menandakan kehadiran asatidzah untuk memberikan ilmu masih dinantikan banyak ikhwah ahlussunnah di berbagai daerah.
Menjadi indikasi pula, bahwa asatidzah masih dicintai dan dirindukan ikhwah ahlussunnah. Dilambari cinta karena Allah 'azza wa jalla, para ikhwah setiap pekan selalu pengin bermajelis ilmu dengan gurunda. Tholabul ilmi, pun rindu terobati.
Poster kajian sejumlah itu belum menghitung kajian rutin yang digelar setiap pekan di ma'had-ma'had ahlussunnah. Semisal di Ma'had Nurus Sunnah Tegal ada kajian rutin al Ustadz Saiful Bahri hafidzahullah di Masjid Ali bin Abi Thalib. Kajian rutin setiap pekan keempat itu membahas kitab Lum'atul I'tiqod dan kitab Al Kabair. Kajian rutin pekanan yang sudah dimulai sejak tahun 2000.
Belum juga menghitung kajian-kajian Islam ilmiah yang diselenggarakan di luar Pulau Jawa di akhir pekan terakhir Juli lalu. Semisal di Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung ada dauroh al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy. Ahad di Parepare Sulawesi Selatan ada kajian di Masjid Al Faruq dengan pemateri al Ustadz Abu Ya'la Wahyu. Di Pasaman Barat (Sumatera Barat) ada kajian dengan pemateri al Ustadz Abu Bilal Abdul Karim. Hafidzahumullah.
Kajian hari Sabtu di Masjid Al I'tishom Jakarta sejatinya juga merupakan taklim rutin setiap akhir pekan. Asatidzah dari berbagai daerah bergantian mendatangi masjid tersebut. Berdasarkan catatan, kajian di Masjid Al I'tishom Jakarta sudah berlangsung sejak Agustus 2022.
Demikian pula kajian di kawasan Pantura itu, sebagian besar kajian di akhir pekan lalu merupakan taklim rutin setiap pekannya. "Kalau yang di Tambakboyo sudah puluhan tahun (berlangsung)," ujar Pak Helmi Effendi, ikhwan Semarang. "Kalau di Boja sudah 5 tahunan."
Begitulah, semarak kajian Islam ilmiah di ma'had-ma'had ahlussunnah di setiap pekannya. Kegiatan internal masing-masing ma'had sebagai upaya tarbiyah dan dakwah. Tidak masalah jika jadwal kajian bentrok atau berbarengan di akhir pekan yang sama.
Santai saja. Nggak ada yang sewot terus menuduh kajian yang waktunya bersamaan hendak menandingi kajian lainnya. Tak ada. Lha wong itu kegiatan internal ma'had kok bukan mewakili kegiatan ahlussunnah secara keseluruhan yang ada di negeri ini. Bukan darnas (dauroh nasional).
Telegram
SALAFY SOLO
Arsip https://t.me/salafysolo
Telegram adalah sebuah ide tentang kebebasan dan privasi, memiliki banyak fitur yang mudah digunakan.
Last updated 4 months ago
COPAS/REPOST WITHOUT CR? DENDA 500k.
join : https://t.me/bulolwithyuchat
promosi berbayar chat : @ofcbulolwithyu
laporan/kritsar/izin : @binimarkrobot
Request di @hatersrbot
Last updated 1 month ago
Drama Korea Sub Indonesia.
Update 1 Season tiap hari.
Paid Promote @sultankhilaf
grup
@drakor_dramakorea_indo
Ikuti saluran Drakor Drama Korea Sub Indo di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VakqKxXCHDyeALNv2m2q
Last updated 23 hours ago