Telegram adalah sebuah ide tentang kebebasan dan privasi, memiliki banyak fitur yang mudah digunakan.
Last updated 1 month ago
Drama Korea Sub Indonesia.
Update 1 Season tiap hari.
Paid Promote @sultankhilaf
grup
@drakor_dramakorea_indo
Ikuti saluran Drakor Drama Korea Sub Indo di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VakqKxXCHDyeALNv2m2q
Last updated 2 months ago
COPAS/REPOST WITHOUT CR? DENDA 500k.
join : https://t.me/bulolwithyuchat
promosi berbayar chat : @ofcbulolwithyu
laporan/kritsar/izin : @binimarkrobot
Request di @hatersrbot
Last updated 1 month, 1 week ago
KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH BANDUNG RAYA
Wajah Baru dan Orang Lama
"Tadi bapak berbaju putih di sebelah kanan itu orang baru."
"Ada 5 orang baru, kayaknya warga sekitar masjid."
Demikian obrolan panitia Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bandung Raya di Masjid Agung Al Ukhuwwah, Bandung. Kajian berlangsung pada hari Ahad, 26 Januari 2025. Kajian dimulai bakda Asar hingga menjelang Maghrib.
Sebagai pemateri adalah al Ustadz Abu Hamzah Yusuf S.Pd hafidzahullah. Ustadz Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya itu membahas kitab Tafsiru Ayatil Ahkaam.
Alhamdulillah, Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bandung Raya kali pertama itu berlangsung sukses. Itu jika didasarkan pada peserta yang hadir di kajian tersebut. Beberapa di antara mereka adalah 'orang-orang lama' yang biasa hadir di Masjid LIPI di tahun 2000an. Di antara peserta juga berasal dari warga sekitar dan beberapa ikhwan yang terlihat baru hadir di kajian gurunda.
Belum lagi ikhwah dari Bandung Raya juga banyak yang hadir. Mereka dari Manglayang, Cileunyi, Rancaekek, Majalaya, Bandung, Jatinangor, Soreang, Cimahi, dan Banjaran. Bahkan ada juga peserta dari Sumedang dan Garut.
"Ada ikhwan yang terakhir kali bertemu di dauroh di tahun 2017. Tadi saya lihat ada (di kajian)," ujar al Ustadz Abu Dzar al Falembanji hafidzahullah, salah satu panitia Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bandung Raya.
Kehadiran wajah-wajah baru dan lama --di kalangan ikhwah dan akhwat-- di Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bandung Raya menjadi indikasi pula akan mendesaknya kebutuhan sebuah kajian di pusat Kota Kembang. Sore itu sekitar 100 peserta yang hadir.
Makanya kajian yang diselenggarakan oleh Panitia Kajian Ahlussunnah Bandung itu direncanakan rutin digelar di setiap Ahad pekan keempat. Nantinya kajian akan dimulai pada bakda Dhuhur hingga selesai. InsyaAllah.
(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 27 Rajab 1446H/27 Januari 2025)
KAJIAN AHLUSSUNNAH SUKABUMI
Investasi Terbaik
"Kita mengikuti arus," ujar Bang Manda, pemilik rumah makan Padang "Lembah Anai" di Jl. Pelda RE Suryanta, Kel. Nanggeleng, Kec. Citamiang, Kota Sukabumi. Siang itu rombongan kami (Abu Hafshoh, Abu Nizma Komara, Abu Faqih Ginanjar) bersama gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf, S.Pd hafidzahullah dijamu makan siang masakan Padang oleh Bang Manda.
Mengikuti arus yang dimaksud Bang Manda adalah mengikuti selera konsumennya. Dia meracik bumbu untuk masakan Padang jualannya disesuaikan dengan lidah orang Sukabumi.
Mengikuti arus atau selera pasar pulalah yang dilakukan Abu Ukasyah Luqman --owner Zenith Coffee Store-- untuk menjual produk barunya. Yakni, kopi sachetan berupa kopi dan kopi plus gula mengikuti selera pasar.
Hanya saja kopi sachetan produk Abu Ukasyah Luqman --Kopi Millioner-- menggunakan kopi murni tanpa campuran apa pun. "Kita menggunakan kopi Sumatera," begitu Abu Ukasyah Luqman menjelaskan ketika menjamu kopi di Zenith Coffee Store yang beralamat di Jl. Siliwangi No.82, Cikole, Kec. Cikole, Kota Sukabumi.
Jazaakumullahu khoiron untuk Bang Manda dan Abu Ukasyah Luqman atas jamuannya. Masakan Padang yang lezat, kopi yang mantap, dan ukhuwah yang hangat.
Sungguh, setiap kali kami datang bersama gurunda, jamuan nikmat dan sambutan hangat selalu kami dapat. Ahlussunnah memang senantiasa berusaha memuliakan tamunya. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
Memuliakan tamu adalah amalan sholeh. Amalan kebaikan yang disyariatkan oleh Allah 'azza wa jalla dan Rasul-Nya. Amalan yang mensyaratkan keikhlasan, keimanan, dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Menurut gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf, S.Pd, merupakan anugerah terbesar seseorang bisa beramal sholeh. Amal sholeh kunci kehidupan yang baik. Kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat, dan kehidupan bernegara.
Gurunda kemudian menyebutkan firman Allah 'azza wa jalla di surat An Nahl ayat 97: "Siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan."
Gurunda sampaikan tentang keutamaan beramal sholeh tersebut ketika memberikan tausiyah di Sukabumi. Tepatnya di Masjid Ma'had Miftah Daaris Sa'adah, Sukabumi Selasa (21/1) lalu. Sebuah ma'had ahlussunnah yang beralamat di Desa Nagrak Legok, Limbangan, Kec. Sukaraja, Kab. Sukabumi. Ma'had tersebut diasuh oleh al Ustadz Abu Hanan Harits, Lc hafidzahullah.
Tausiyah berlangsung mulai bakda Maghrib hingga Isya. Di tausiyah malam Rabu itu gurunda juga mengatakan, apa pun yang kita miliki di dunia ini tiada gunanya jika kita tidak beramal sholeh. Abu Lahab punya harta tapi tidak berguna karena tidak bisa menyelamatkan dirinya dari siksa api neraka.
"Harta bukanlah investasi terbaik, investasi terbaik adalah beramal sholeh," ujar gurunda yang menyampaikan tausiyah berjudul "Investasi Terbaik" di malam Rabu itu.
Menurut gurunda, hanya orang-orang yang mendapatkan taufik dari Allah 'azza wa jalla yang diberikan kemudahan untuk beramal sholeh. Tidak banyak orang yang bisa dan dibeirkan kemudahan mengerjakan amalan sholeh.
Amalan sholeh yang dikerjakan tentunya harus berdasarkan ilmu. Ilmu itu imamnya amal. Amalan adalah makmum. Amalan harus mengikuti ilmu.
Mari kita bersemangat beramal sholeh.
(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 24 Rajab 1446H/24 Januari 2025)
Kutunggu Hadirmu di SePIRIT Mengaji
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Ilmu membuat hati jadi hidup. Ilmulah yang menjadi penerang perjalanan hidup. Ilmulah yang menuntun seseorang mengenali yang halal dan yang haram.
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Mengaji adalah hal terbaik dalam hidup ini. Keluarnya seseorang mencari ilmu adalah jihad di jalan Allah subhanahu wa ta'ala. Berkumpulnya mereka di majelis ilmu adalah jihad. Menyebarkan ilmu adalah sedekah yang yang paling baik. "Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu."
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Mengaji, di mana seseorang akan mendapatkan ketenangan, rahmat, dikelilingi malaikat dan disebut-sebut oleh Allah 'azza wa jalla. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya antara satu sama lainnya melainkan malaikat akan menaungi mereka, turun kepada mereka sakinah dan ketenangan, rahmat Allah memenuhi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan para malaikat-Nya." (HR Muslim)
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Tempat di mana warisan Nabi dibagi-bagikan. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR Tirmidzi)
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Tempat di mana duduknya seseorang menjadi penyebab Allah 'azza wa jalla menghapus dosa-dosanya. Tempat di mana kejelekan digantikan dengan kebaikan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum yang berkumpul untuk mengingat Allah dan tidak ada yang mereka inginkan darinya selain wajah-Nya melainkan penyeru dari langit menyeru kepada mereka, 'Bangkitlah kalian dalam keadaan kalian telah diampuni. Sungguh Aku telah ganti kejelekan-kejelekan kalian dengan kebaikan-kebaikan." (HR Ahmad)
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Allah subhanahu wa ta'ala membanggakan orang-orang yang duduk di majelis ilmu di hadapan para malaikat-Nya.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar mendatangi halaqah yang para sahabat berkumpul di tempat tersebut. Maka Rasulullah bertanya, 'Apa gerangan yang membuat kalian berkumpul di tempat ini?' Mereka menjawab, 'Kami duduk di sini untuk berdzikir kepada Allah, memuji-Nya atas hidayah Islam yang telah Ia karuniakan kepada kami dan apa pun yang telah Ia berikan kepada kami.' Rasulullah bertanya lagi, "Demi Allah, apakah memang tidak ada alasan lain yang membuat kalian berkumpul selain itu?' Para sahabat menjawab, 'Ya, demi Allah tidak ada yang membuat kami berkumpul di sini melainkan alasan itu." Rasulullah pun menimpali, 'Ada pun aku tidaklah meminta sumpah kalian bukan karena berburuk sangka kepada kalian hanya saja barusan Jibril datang menemuiku dan mengabarkan kepadaku bahwa Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikat-Nya." (HR Muslim)
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Taman surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” (HR Tirmidzi)
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Di sana ada majelis ilmu bersama al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah. "Muslim yang Tangguh di Era Modern" adalah judul kajian gurunda di Masjid Agung Ciawi Tasikmalaya nanti. Ahad pagi, 19 Januari 2025 adalah waktu yang dipilih untuk SePIRIT Mengaji. InsyaAllah.
Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Di sana berkumpul ikhwah se-Priangan Timur dari berbagai daerah dalam ikatan tali ukhuwah Islamiyah. Berkumpul bersama ikhwah bisa menghilangkan rasa susah.
Adab yang ketujuh adalah jangan mengikuti kekeliruan dan kesalahan ulama. Walau bagaimanapun ulama itu manusia biasa. Kadang salah kadang benar dalam berijtihad. Namun andai salah mereka memperoleh 1 pahala. Yang penting kita harus tetap menghormati pendapat mereka.
Adab kedelapan adalah komitmen untuk terus mengikuti adab-adab yang diajarkan oleh Islam.
"Serulah ke jalan Rabbmu dengan penuh hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS an Nahl : 125)
Adab kesembilan adalah hati-hati dengan makar musuh-musuh Islam. Karena bisa jadi dengan tidak adanya sikap hikmah, lapang dada, terbuka menjadi bagian dari makar musuh-musuh Islam. Mereka memanfaatkan perbedaan yang ada sebagai sebagai bahan adu domba atau provokasi.
Selesai.*)
(*tulisan ini bukan transkrip dauroh "Saat Kita Berbeda" sesi 2 melainkan catatan faedah yang mampu saya tulis/Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 4 Jumadilawal 1446H/6 November 2024)
Saat Kita Berbeda (2)
"Agar kita tidak terjebak dan terjerumus dalam perkara-perkara yang tidak terpuji, maka kita harus ketahui bahwa di sana (saat kita berbeda --pen.) ada beberapa adab. Adab saat kita berbeda dan adab dalam menghadapi perbedaan, khususnya antarkaum muslimin," papar gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah mengawali sesi 2 di Dauroh Kota Bandung di Masjid As Salam PT Pos Indonesia pada Ahad (27/10) yang bertema "Saat Kita Berbeda".
Adab yang pertama, ikhlas lillahi ta'ala. Perkara yang sangat mendasar, mudah mengucapkan tapi sulit untuk mempraktikkan. Semisal dalam silang pendapat, seseorang pasti cenderung untuk membela pendapat pribadinya, kelompoknya, madzhabnya, syaikhnya dengan dalih itu dilakukan karena ikhlas karena Allah 'azza wa jalla.
"Nggak ada keikhlasan kalau seseorang cenderung membela dan memenangkan dirinya sendiri. Memaksakan pendapatnya. Mengajak orang lain untuk mengikuti syaikhnya, gurunya, mengikuti kelompoknya," papar gurunda.
Gurunda juga menyebutkan keikhlasan dalam silang pendapat itu ditampakkan dengan sikap lapang dada ketika menghadapi perbedaan. Yang diharapkan hanyalah pahala, ridho Allah 'azza wa jalla. Jangan malah menyerang yang membuat semula kawan menjadi lawan. Yang semula bersama sekarang berpisah.
Adab yang kedua adalah mengembalikan masalah-masalah yang di situ ada silang pendapat kepada al Qur'an dan as Sunnah. Jika dalil sudah tampak jelas maka ikuti dalil itu. Bersama siapa pun adanya.
Adab yang ketiga adalah masing-masing dari kita harus mewaspadai dari mengikuti hawa nafsu. Hawa nafsu membuat kita buta, tuli, dan tersesat. Tidak bisa melihat dan mendengar kebenaran yang membuat kita tersesat, berpaling dari kebenaran.
"Janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.” (QS Shad : 26)
Mengikuti hawa nafsu membuat orang cenderung jadi berambisi. Banyak orang memaksakan kehendaknya karena ambisi. Ambisi menjadi pimpinan, punya kedudukan, jadi rujukan utama, pengin diakui dan dihormati semua orang.
Jangan ada ambisi. Karena ambisi membuat kita memaksa orang lain untuk mengikuti kita. "Semua orang di berbagai tempat harus begini, harus sama. Pada akhirnya jadi apa? Sentralisasi. Tidak boleh. Nggak ada sentralisasi dalam Islam," tutur gurunda alumnus Yaman itu.
Adab yang keempat adalah melakukan dialog yang baik jika itu dibutuhkan. Apalagi jika yang diutarakan adalah pendapat para ulama sehingga bisa menambah wawasan. Ini juga menunjukkan keluasan ilmu agama.
Adab yang kelima adalah menjauhi perkara-perkara yang bisa membuat fitnah. Tidak jarang perbedaan itu memicu fitnah karena tidak bijak dalam menyikapinya.
Para ulama pun jika mereka dihadapkan pada perbedaan, pada praktiknya kadang-kadang mereka melakukan apa yang sebenarnya bukan menjadi pendapatnya. Terkadang mereka melakukan yang utama bukan yang lebih utama dalam rangka menutup pintu fitnah. Memilih melakukan perkara yang jaiz (boleh) ketimbang yang mustahab (sunnah).
Banyak contoh tentang hal tersebut antara lain qunut Shubuh. Imam Ahmad rahimahullah berpendapat tidak ada qunut Shubuh yang dilakukan secara terus menerus. Sedangkan Imam Syafi'i rahimahullah berpendapat ada qunut Shubuh. Ketika Imam Ahmad sholat di belakang imam yang melakukan qunut Shubuh, beliau juga melakukan qunut Shubuh.
Jika kita bisa menerima perbedaan di kalangan ulama, kenapa kita tidak bisa menerima perbedaan dengan teman sendiri?
Adab yang keenam adalah selalu mengedepankan sikap adil dan inshaf. Baik kepada yang sependapat dan tidak sependapat dengan kita. Mereka semua teman kita.
Meski demikian, jangan terjatuh pada perkara bermudah-mudahan dan mencari-cari keringanan. Kata para ulama, barang siapa yang mencari-cari keringanan maka dia akan menjadi orang yang fasik. Dalam riwayat lain menjadi orang zindiq.
Bagaimanapun perbedaan itu tetap akan ada. Allah 'azza wa jalla berfirman di surat Hud ayat 118 - 119. Yang artinya, "Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia akan menjadikan manusia umat yang satu. Namun, mereka senantiasa berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Tuhanmu."
Orang-orang yang dirahmati Allah 'azza wa jalla adalah mereka yang selalu bersepakat dan tidak berselisih. Jika mereka berselisih, mereka tidak saling membenci dan saling membelakangi.
Mereka bukan orang-orang yang jika berselisih berubah menjadi saling menyikapi satu sama lain. Apalagi sampai pada tingkatan saling mentahdzir. "Itu keliru. Saling menyalahkan, saling memvonis. Itu bukan orang-orang yang dirahmati Allah," papar gurunda.
Gurunda melanjutkan --menjelang akhir sesi 1, "Jadikan hati tetap satu meski kita berbeda dalam beberapa hal. Ini kan perlu kedewasaan. Apalagi, misalnya, kebanyakan dari kita dari awal sudah salah didikan. Repot. Menyikapi sebuah perbedaan, cara pandang, itu sudah keliru. Ya, memang butuh waktu kemudian memperbaikinya."
Di sesi 2 kajian yang juga berdurasi 45 menit yang dilangsungkan seusai sholat Dhuhur, gurunda menyebutkan tentang adab-adab ketika berbeda dan menghadapi perbedaan. Semoga Allah 'azza wa jalla berikan pertolongan dan kemudahan bagi penulis untuk membuat tulisan sebagai lanjutan tulisan ini. Amin.
(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 1 Jumadilawal 1446H/3 November 2024)
Ratusan Kilometer Jarak Ditempuh 'tuk Majelis Ilmu
Para salaf dulu melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan ilmu. Seperti yang dilakukan sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu untuk mendapatkan sebuah hadits. Beliau membeli seekor unta dan menyiapkan perbekalan menuju Syam. Perjalanan berkendara unta dari Madinah ke Syam butuh waktu sebulan.
Menempuh perjalanan jauh --butuh pengorbanan waktu, tenaga, harta-- untuk memperoleh ilmu menjadi hal yang lumrah bagi seorang ahlussunnah. Peserta Dauroh Wajo Sulawesi Selatan (11-13/10) yang berasal dari Palu, rela berkendara motor selama kurleb 24 jam. Jarak dari rumah ke tempat dauroh sejauh 728 km.
Pun begitu yang terjadi di Dauroh Siak Riau (27-29/9). Peserta dari daerah Dolok Masihul datang menggunakan sepeda motor berboncengan dengan seorang anak dan isterinya. Butuh waktu perjalanan kurleb 14 jam.
Peserta Dauroh Siak lain dari Aceh dan Medan menggunakan 3 bus. Perjalanan yang semestinya hanya 16 jam, molor jadi 26 jam. Dalam perjalanan di daerah Simpang Bukit Timah ada perbaikan jalan berupa pengecoran. Selama pengerjaan --jam 02.00 hingga 07.00 pagi-- jalanan hanya bisa dilalui dengan cara buka-tutup.
Perjalanan yang melelahkan itu sempat diwarnai insiden. Ketika kemacetan berlangsung, 2 orang dari salah satu bus rombongan turun karena ada keperluan. Beberapa saat setelah mereka turun dari bus, bus berjalan karena kemacetan mulai terurai. Tidak mungkin berhenti menunggu penumpang naik karena antrean mengular teramat panjang.
Salah satu dari panitia turun untuk mencari kedua penumpang tersebut. Qodarullah, ketiganya jadi ketinggalan bus. Alhamdulillah mereka bisa menumpang truk dan berhasil menyusul rombongan 3 bus tersebut.
Perjalanan panjang dan melelahkan juga dilakukan peserta dari Kolaka untuk bisa hadir di Dauroh Makassar. Dauroh Makassar berlangsung pada Jumat - Ahad, 25 - 27 Oktober 2024. Dauroh Islam Ilmiah Kota Makassar itu menghadirkan al Ustadz Usamah Mahri, Lc, al Ustadz Muhammad Sarbini, dan al Ustadz Ammar Bajubair hafidzahumullah sebagai pemateri.
Abu Abdillah Jamal adalah salah satu ikhwan dari Kolaka yang hadir di Dauroh Makassar. Bersama 5 temannya, mereka butuh waktu perjalanan kurleb 13 jam. Dari Kolaka naik ferry ke Bajoe Bone selama 8 jam. Setelah itu berlanjut perjalanan darat --rental mobil-- menuju Makassar selama 5 jam. Pastinya butuh ongkos yang tidak sedikit.
Ada 2 hal yang membuat rombongan ikhwah Kolaka itu hadir di Dauroh Makassar. "Yang pertama, rihlah menuntut ilmu untuk memetik faedah ilmiah dari 3 asatidzah kibar. Yang kedua, bersilaturahmi dan bertemu dengan ikhwan berbagai daerah dan berbagai suku dalam satu manhaj," ujar Abu Abdillah Jamal.
Alhamdulillah, selain bisa bermajelis ilmu dengan gurunda-gurunda, mereka akhirnya juga bertemu dengan ikhwah dari berbagai daerah. Ada yang dari Bulukumba, Sinjai, Bone, Jeneponto, Parepare, Poso, Enrekang, Sebaik, Sengkang, dan Pangkep.
Alhamdulillah.
(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 28 Rabiul Akhir 1446H/31 Oktober 2024)
DAUROH ISLAM ILMIAH BATU BARA
Semangat Ukhuwah dan Ta'awun*
Selalu ada yang pertama. Alhamdulillah, untuk pertama kalinya Ma'had Ibnu Umar menggelar dauroh pada Jumat - Ahad, 25 - 27 Oktober 2024. Bertajuk "Dauroh Islam Ilmiah Batubara" dengan menghadirkan al Ustadz Qomar Su'aidi, Lc sebagai pemateri.
Ma'had Ibnu Umar terletak di desa Simpang Gambus. Desa tersebut berada di kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, provinsi Sumatera Utara.
Yang menarik dari Dauroh Batu Bara adalah panitia penyelenggara merupakan gabungan dari ma'had-ma'had dan ikhwah yang berada di beberapa kabupaten di Sumatera Utara. Di antaranya kabupaten Serdang Bedagai/kota Tebingtinggi, Batu Bara, Simalungun, Asahan/Kisaran, kota Tanjungbalai, Labuhanbatu Utara, dan kota Rantau Prapat.
Di beberapa tempat tersebut berdiri ma'had ahlussunnah. Semisal Ma'had Ibnu Umar, yang berada di desa Simpang Gambus. Ma'had Al Ghuroba', di Aek Songsongan. Ma'had Daar as Sunnah di desa Rawa Sari.
MasyaAllah. Ini membuktikan bahwa ukhuwah di Sumatera Utara masih kokoh terjalin. Mereka bersemangat berta'awun dalam menyelenggarakan Dauroh Batu Bara. Ini ketiga kalinya mereka bekerja sama dalam menyelenggarakan majelis ilmu berskala dauroh.
"Agenda (dauroh) ini InsyaAllah tahunan. Dan ini adalah yang ke-3 kalinya. Yang pertama di Ma'had Daar as Sunnah bersama al Ustadz Abdul Hakam at Tamimi hafidzahullah. Yang ke-2 di Ma'had Al Ghuroba' bersama al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafidzahullah," ujar Ahmad, salah seorang panitia Dauroh Batu Bara.
Berdasarkan kabar dari Ahmad, Dauroh Batu Bara berlangsung lancar. "Walhamdulillah, dauroh ahlussunnah di Batu Bara berlangsung dengan baik dan lancar. Peserta yang datang dari berbagai daerah meliputi 3 provinsi di pulau Sumatera. Aceh, Sumatera Utara dan Riau," ujar Ahmad yang memperkirakan jumlah peserta mendekati angka 800.
(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 26 Rabiul Akhir 1446H/28 Oktober 2024)
DAUROH KOTA BANDUNG
Dahulu Setiap Pekan Serasa Dauroh
Kota Bandung di tahun 2000-an, setiap pekannya berasa seperti ada dauroh. MasyaAllah.
"Itu mah kajian rutin tiap pekan tapi kayak dauroh," kenang salah seorang Ikhwan Bandung menggambarkan keramaian taklim rutin di kala itu.
Begitulah gambaran kajian rutin pekanan setiap Ahad di Masjid LIPI, Bandung di kisaran tahun 2005 hingga 2009. Diperkirakan di setiap kajian yang dimulai pukul 14.00 hingga 17.00 itu dihadiri sekitar 150 peserta.
Kala itu ikhwah Bandung, Cimahi, dan kalangan mahasiswa yang rajin hadir di Masjid LIPI. Mereka adalah mahasiswa ITB, UNPAD, UPI, UNPAS dan STT Telkom.
Qodarullah wa maa sya'a fa'ala. Karena satu dan lain hal, kajian rutin pekanan di Masjid LIPI tak lagi berlanjut. Hanya sesekali, bukan lagi kajian rutin. Terakhir dilakukan kajian di Masjid LIPI --sekarang berubah menjadi BRIN-- pada 8 Maret 2020.
Bisa dikatakan kajian rutin kota Bandung berhenti. Tapi bukan berarti tidak ada upaya untuk kembali menghidupkan kajian rutin kota Bandung. Dauroh Kota Bandung di Masjid As Salam PT Pos Indonesia pada Ahad, 27 Oktober 2024 adalah buktinya. Dauroh siang itu berjudul "Saat Kita Berbeda" yang menghadirkan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah sebagai pemateri.
Alhamdulillah, Dauroh Kota Bandung perdana tersebut didatangi sekitar 60 ikhwan dan 40 akhwat. Yang menggembirakan, tidak sedikit peserta yang hadir adalah 'muka-muka' baru.
Dauroh dimulai pada pukul 14.10 WIB hingga menjelang adzan Asar. Seusai sholat Asar berjamaah, dauroh dilanjut hingga selesai pada pukul 15.54 WIB. Selama itu peserta masih bertahan untuk terus menyimak materi yang disampaikan oleh al Ustadz Abu Hamzah Yusuf.
Masjid As Salam berada di Basement-1 Gedung Graha Pos, Jl. Banda 30 Bandung. Masjid tersebut juga menggelar kajian Islam ilmiah ahlussunnah setiap bulan sekali di hari Senin pekan pertama seusai sholat Dhuhur. Namun kajian tersebut merupakan gawean dari DKM Masjid As Salam.
Dauroh Bandung di Ahad lalu diselenggarakan oleh Panitia Kajian Ahad Kota Bandung. Dauroh tersebut merupakan gawean perdana mereka. Panitia Kajian Ahad Kota Bandung berharap bisa digelar rutin setiap bulannya. InsyaAllah.
Ada beberapa hal yang membuat Panitia Kajian Ahad Kota Bandung kembali mengadakan kajian rutin kota Bandung. Di antaranya ingin menyediakan tempat kajian ahlussunnah secara rutin di setiap hari Ahad di kota Bandung. Sasarannya adalah kaum muslimin dari kalangan umum, seperti karyawan, keluarga karyawan, mahasiswa, dan lain-lain.
Semoga Allah 'azza wa jalla berikan pertolongan dan kemudahan kepada Panitia Kajian Ahad Kota Bandung. Amin.
(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 24 Rabiul Akhir 1446H/27 Oktober 2024)
Telegram adalah sebuah ide tentang kebebasan dan privasi, memiliki banyak fitur yang mudah digunakan.
Last updated 1 month ago
Drama Korea Sub Indonesia.
Update 1 Season tiap hari.
Paid Promote @sultankhilaf
grup
@drakor_dramakorea_indo
Ikuti saluran Drakor Drama Korea Sub Indo di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VakqKxXCHDyeALNv2m2q
Last updated 2 months ago
COPAS/REPOST WITHOUT CR? DENDA 500k.
join : https://t.me/bulolwithyuchat
promosi berbayar chat : @ofcbulolwithyu
laporan/kritsar/izin : @binimarkrobot
Request di @hatersrbot
Last updated 1 month, 1 week ago