Bag. 3

Sekira jam 03:00 sore,  bus pun beranjak meninggalkan Aden Al-mahbuub. Menyusuri jalur pantai, saputan pasir putih dengan saputan lautan biru menyatu begitu lembut, indah menawan. Sementara, di sebelah sisi kiri bus terbentang padang pasir dengan selingan rerumputan berduri. Bus pun melewati taftisy (pengecekan) di beberapa nuqthoh (pos penjagaan) tanpa halangan berarti. Matahari berada di belakang bus. Langit tampak cerah. Sesekali tampak bangunan yang terbengkalai. Namun, semua itu tak menjadikan saya menaruh perhatian. Saya lelah setelah seharian berkemas menyiapkan segala sesuatu untuk perjalanan ini. Saya pun memilih untuk beristirahat.

Jam menunjukan pukul 17.00 sore. Bus berhenti sejenak di daerah Saqra. Para penumpang diberi kesempatan untuk menunaikan salat Ashar.

Hawa dingin mulai menyergap. Bus yang kami tumpangi mulai mendaki jalur perbukitan. Langit pun tertutup awan tebal.

Rampung shalat, penumpang kembali ke bus. Tak berselang lama bus pun melaju. Saya duduk menatap ke arah luar bus. Sekeliling hanya gunung bebatuan yang tampak. Ada bebatuan bewarna hitam, ada yang coklat, ada yang berpasir, ada yang memiliki banyak gua. Masya Allah sungguh pemandangan yang sangat mengagumkan. Andai sore ini langit cerah, akan bisa terlihat mentari yang sesaat akan terbenam. Dari sisi kiri bus, dari sela-sela bukit, ada jingga yang mengoles bukit batu, jalanan, lorong dan kursi bus. Menciptakan suasana yang tak berkesan tiada terlupakan. Sangat sangat romantis...

Namun karena langit kelabu, saya memilih kembali memejamkan mata. Memasuki waktu maghrib, semua menjadi remang remang. Di luar tampak gelap. Lampu koridor bus menyala, lampu neon hijau dua garis. Saya makin lelap. Gelap pun makin merayap.

#fawaid
#liputan

____
https://t.me/Alwustha

Bag. 2

Sejenak, sebelum waktu Zhuhur, rombongan menyewa muwashalat untuk mengantarkan kami ke safinah. Safinah adalah salah satu daerah tempat pusat maktab (pool) bus di kota Aden. Hanya memakan waktu sekira sepuluh menit perjalanan dari masjid Ibnu Abbas. Jadi, jarak yang cukup dekat.

Selesai shalat Zhuhur, saya mulai mengantri untuk memasukkan barang ke bagasi. Untuk setiap item (koper atau tas) dikenai biaya 1000 YER atau bila dikurs ke rupiah setara Rp13.000,00. Ada aturan baru bagi penumpang bus yang tidak saya dapati di tahun kemarin, yaitu setiap penumpang tidak diperkenankan membawa tas punggung ke kabin. Entah, apa alasannya. Saya juga tidak memahaminya.

02.20 siang waktu Yaman.

Bis mulai berderak, supir menekan klakson sebagai isyarat bahwa kami akan segera meninggalkan area maktab (pool)

Saya duduk di baris kursi bagian kanan. Baris ke-3 dari belakang. kursi yang saya duduki cukup nyaman. Selain karena tiap baris hanya terdiri satu dan dua kursi, bus yang dinaiki keluaran dari Mercedes-Benz yang bersuspensi sangat lembut. Sehingga, walau duduk di kursi bagian belakang, tetap nyaman. Walhamdulillah.

Walau melewati jalan antar provinsi, yang sebenarnya lebih mirip jalan di pedesaan yang belum diaspal dan banyak kerikil, namun dengan suspensi yang prima, guncangan itu bisa teredam dengan baik.
Bersambung

Semoga kisah yang saya tulis ini bisa diambil pelajarannya bagi yang ingin menjalankan ibadah umrah dari Yaman ataupun bagi yang hanya ingin sekedar mendapatkan inspirasi dan informasi Barakallahufiikum.

#liputan
#fawaid

___
https://t.me/Alwustha

.
.
.
.
.

Bag. 1

SENIN
10. 𝟬𝟮. 𝟮𝟬𝟮𝟱 /11 𝗦𝗬𝗔𝗞𝗕𝗔𝗡 𝟭446 H.

Pagi, selesai dars mutammimah.

Syaikh kami Syaikh Munir As-Sa'dy Hafizhahullah memberi kalimah kalimatain untuk kami yang akan berangkat safar. Beliau menyampaikan nasehat dengan suara yang lirih, membuat kami yang biasa mendengar suara yang menggelegar dari beliau, merasa bahwa yang beliau sampaikan diharapkan benar-benar bisa diingat dan diamalkan.

Taqwa, selalu berdoa dan berdzikir, tetap belajar di jalan dan di sana. Manfaatkan waktu luang dengan tetap membaca, mendengar durus, memurajaah pelajaran dan  Alquran, sebagaimana para salaf yang banyak melahirkan karya fenomenal yang ditulis saat mereka sedang safar. Meninggalkan maksiat, selalu shalat di Haram, menjaga persatuan, hadiri majlis ulama yang selamat aqidah dan manhajnya, lalu beliau tambahkan,

واحضر مجالس العلم فلعل كلمة تسمعها من مجلس تنفع لك طول حياتك

Hadirilah majelis-majelis ilmu. Bisa jadi, ada satu kalimat yang engkau dengar dari salah satu majelis tersebut  yang akan bermanfaat bagi dirimu sepanjang hidupmu.
(Dinukil: Status Akh luthfi).

Kami bersalaman. Beliau mendoakan kami satu persatu, serta berpesan, "Tarji'uu saaliman ghaaniman." Kembalilah kalian dengan selamat dan membawa keuntungan. Untaian kalimat itu beliau ucapkan seraya tersenyum.

Jazahumullahukhairan

Bersambung

#fawaid
#liputan

____
https://t.me/Alwustha

🇾🇪🇸🇦 Sekilas Kisah Keberangkatan Rihlah Umrah dari Negeri Iman Yaman Menuju Dua Tanah Suci 🇾🇪🇸🇦

Qashr Seyun

Qashr atau istana Seyun. Kala saya menatapnya kali pertama diliputi rasa takjub. Kagum. Temboknya membusung, pucuk-pucuk menaranya mendongak, cahaya senja langit  membasuh puluhan jendela tua. Tangga kuno yang sudah mulai rapuh, gompal sana sini. Landscape ini seolah bercerita kepada saya tentang masa lalu Yaman yang begitu sejahtera. Qashr Seyun telah memberi pelajaran kepada saya, bahwa tiada satu pun di dunia ini yang kekal abadi.

Inilah Qashr Seyun, dikenal juga dengan sebutan Qashr Al-Kathiri karena pemiliknya adalah para sultan Al-Kathiri. Letaknya berada di Kota Seyun, Provinsi Hadhramaut, Yaman. Dibangun tahun 1920-an. Qashr ini pada asalnya dibangun sebagai kediaman raja sekaligus pusat pemerintahan. Namun, sesudah masa kekuasaan klan Kathiri meredup, bangunan bersejarah ini beralih fungsi menjadi museum yang penuh menyimpan kisah kegemilangan masa lalu. Itu dapat terbaca melalui beragam artefak antiknya.

Kastil milik dinasti Kathiri ini telah menjadi saksi bisu perihal sejarah penuh warna negara Yaman. Tak mengherankan bila bangunan bersejarah ini harus menjalani perbaikan berkelanjutan demi menjaga keotentikannya. Inilah yang menjadikan banyak turis lokal ataupun mancanegara dibuat penasaran tentangnya.

Istana ini menjadi bukti akan arsitektur tradisional Hadhrami yang tak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, sampai saat ini masih saja menjadi ikon kebanggaan warga Yaman. Jadilah istana ini berperan sebagai penghubung generasi kini dengan leluhur mereka di masa lalu. Melalui warisan megah ini, generasi yang hidup di masa kini, tiada padam dengan jejak masa lalunya.

Bila diantara antum ada yang pernah melihat lembar mata uang bernilai 1000 milik negara Yaman, antum akan melihat qashr spektakuler ini tergurat penuh seni di situ.

#liputan
____
https://t.me/Alwustha

Untaian doa dalam video adalah salah satu doa yang dipanjatkan oleh Asy-Syaikh Sudais dimalam itu, 27 Ramadhan 1445 H...

https://t.me/Alwustha

Malam Ke-27 Ramadhan 1445 H

Selama ini saya hanya melihat video jamaah shalat yang sampai harus shalat di jalan-jalan karena Masjidil Haram tak cukup menampung. Hari itu, barulah saya mengerti dan merasakan bagaimana luapan manusia di jalan-jalan tunaikan shalat.

Sejak ke luar dari penginapan di Aziziyah pun hawa padat sudah terasa. Padahal, penginapan saya berjarak kurang lebih 3 Km dari Masjidil Haram. Bus kota 04 yang menghampiri halte, selalu berisi penuh muatan. Penumpangnya berhimpitan.

Suasana demikian memicu moda transportasi umum menaikan tarif angkutan dengan angka fantastis, tak masuk akal. Jarak tidak lebih 7 Km dibandrol 100 riyal Saudi setara Rp. 400.000,00 lebih.

Jalur kendaraan roda empat diblokade tidak bisa mendekat ke arah Masjidil Haram. Sehingga, jamaah harus berjalan kaki di jalan raya sekira radius 2 Km. Luar biasa padatnya.

Jamaah shalat pun mengular di sepanjang jalan raya menuju ke Masjidil Haram. Padat. Bahkan, jalan raya di Jarwal, Jumayzah, Misfalah, Ajyad terpaksa menjadi area shalat.

Gemuruh baling helikopter sayup terdengar disela-sela bacaan imam, berpatroli memantau dari udara, menjaga keamanan, berputar-putar mengitari episentrum hamba-hamba Allah yang menyemut.

الله أكبر
ما شاء الله.....

Luar biasa. Subhanallah. Diperkirakan 2,5 juta jamaah malam itu hadir di sana.

Syukurlah, biarpun aspal berselimut sajadah -- tempat barisan shaf jamaah kala itu, walhamdulillah lantunan suara  imam shalat masih terdengar jelas dan lantang. Kami pun masih bisa shalat dengan khusyu' dan tenang.

Doa qunut yang dipanjatkan oleh Asy-Syaikh Sudais pun semakin menambah syahdu suasana. Doa terpanjatkan untuk semua, kaum muslimin, pemerintah Saudi dan negara muslim, pun saudara kita di Palestina. Bahkan, terpanjatkan doa agar saudara-saudara yang belum bisa ke Tanah Suci diberi kemampuan untuk mendatanginya..

Ya Allah, mudahkanlah selalu kami dan saudara-saudara kami untuk menuju tempat-Mu yang mulia ini.... Masjidil Haram Makkah.

#dilewatkan_sayang
___
https://t.me/Alwustha