Dalam kelam tak bercahya
terhempas satu jiwa yang tertawan
oleh belenggu dosa dan noda…
Bersimpuh tenangkan jiwa
dalam mihrab cinta…

Mencoba menerawang jauh
lewati batas waktu...
Bisikkan istighfar tanpa henti
saat terkenang khilaf
yang pernah terjadi…

Mengharap secercah rahmat
dengan kilau maghfirah
Terpancar dari atas langit sana
Tuk sucikan jiwa…

Sahabat...
Marilah azamkan taubat
tuk kembali pada-Nya

Madinah, 2015.

*✨باسم الله...بشرى لكم*

📌Telah dibuka pendaftaran program Hafalan Matan Al-Arbain An-Nawawiyah di Masjid Darul Hikmah DPP WI

_*✒️Bersama: Ustaz Dr. Maulana La Eda, Lc., M.A.*_

📝Peserta Terbatas (15 Orang)

Keriteria Peserta:
1. Laki-Laki Minimal Umur 12 Tahun
2. Mahir Baca Qur'an
3. Komitmen untuk istiqamah dalam mengikuti kegiatan

*❇️ Keunggulan*
1. Sertifikat Hafalan
2. Sertifikat Sanad
3. Hadiah Menarik

*🗓️Waktu Pendaftaran*
11 - 15 September 2024

*💰Infak Seikhlasnya*

Narahubung
Dzakir: 082319874840

Silakan mendaftar. Peserta terbatas. Jarang bisa belajar dari 2 pakar.

Save your seat NOW! ✨
bit.ly/SQI124
bit.ly/SQI124
bit.ly/SQI124

Ikut Ulama atau Al-Quran Sunnah?

Sebenarnya, keduanya tidak perlu didikotomikan, apalagi dikambinghitamkan jadi faktor nyinyiran. Keduanya benar, baik dari segi teori maupun praktik.

Mengikuti ulama artinya mengikuti pandangan keagamaan yang disimpulkan oleh para ulama. Kita wajib berbaik sangka pada mereka, bahwa mereka tidak berpendapat kecuali memiliki dalil dari Al-Quran dan Sunnah, meskipun kadang lewat istinbath (penyimpulan hukum) yang lumayan rumit.

Sebaliknya, mengikuti Al-Quran dan Sunnah juga pada praktiknya mengikuti paparan para ulama. Karena dalam realitas, keduanya tidak bisa dipahami secara baik kecuali lewat penjelasan ulama. Pada ranah praktis, pemilik statemen ini merujuk juga pada penjelasan para ulama.

Kadang, hal ini dijadikan juga sebagai landasan untuk saling menyalahkan antara pihak Mazhaber dan Nonmazhaber. Isu ini seharusnya sudah usang. Apalagi persoalannya hanya berkutat pada: mana yang lebih utama?

Tinggal pilih, mau bermazhab atau tidak; itu urusan pribadi, asal masih mengikuti Al-Quran dan Sunnah sesuai pandangan ulama-ulama mazhab Ahli Sunnah yang muktabar.

Silakan meng-add instagram kami:

https://www.instagram.com/maulana_la_eda?igsh=dTRkbDR3OWNyamNk

Selamat berhari raya Idul Adha. Semoga amal ibadah kita semua diterima oleh Allah Ta'ala. Semoga ampunan dan kebahagiaan tercurahkan pada mereka yang berkurban dan seluruh umat Islam.

تقبل الله منا ومنكم صالح الأعمال
وكل عام وأنتم بخير ???

كُلِّيَّةٌ تَزْهو في درْب العُلا
بعزائمِ الشجعان والإيمان

كتب الله لها فِيْنا رفعةً
معْ سنَّة المختار والقرآن

لا الأرض تبلغها ولا أَكَمَاتٌ
كَسماءٍ تعلو على الأكوان

مولانا لا إيدا

Orang yang pernah mencium wanita yang tak halal baginya, atau pacarnya, atau melakukan "tindakan" yang lebih dari hal itu, hendaknya bertobat, banyak-banyak beristigfar, dan rajin salat lima waktu:

Ibnu Mas‘ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa ada seorang laki-laki yang mencium seorang wanita, lalu dia datang menemui Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan menyampaikan hal itu. Maka Allah -Ta'ālā- pun menurunkan ayat:

“Tegakkanlah salat di kedua ujung siang (Subuh, Zuhur, dan Asar), dan pada bagian permulaan malam (Magrib dan Isya). Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus dosa-dosa.” (QS. Hūd: 114).

Laki-laki itu bertanya, "Apakah ini khusus untukku?"
Beliau bersabda, "Untuk seluruh umatku."
(Muttafaq 'Alaih)

Satu lagi karya Sultan Kesultanan Buton ke-29, La Ode Muhammad Idrus Qaimuddin rahimahullah (w. 1851 M), yaitu Durrah al-Ahkam min Hadits Sayyidil-Anam, yang merupakan kumpulan hadis-hadis fikih semisal Bulugul-Maram karya Imam Ibnu Hajar al-'Asqalaniy rahimahullah.

Meskipun manuskripnya belum lengkap, juga hasil tahqiq dari santri Ma'had Dar as-Sunnah ini terbilang cukup (maqbul), tapi tampaknya harus ada tahqiq ulang agar bernilai mumtaz.