? BERDOSAKAH
TAKUT MATI ?

? PERTANYAAN :

Ada saudara perempuan yang menulis namanya dengan inisial A-'A dari Riyadl, berkata dalam pertanyaanya :
Apakah seorang mukmin wajib tidak takut dari kematian ?
Jika ketakutan ini terjadi, apakah maknanya dia tidak ingin bertemu dengan Alloh (ta'ala) ?

? JAWABAN
(Asy-Syaikh Bin Baaz -rohimahulloh-) :

"Wajib atas mukmin dan mukminah untuk takut dan berharap kepada Alloh (subhaanah), karena Alloh (subhaanah) berfirman dalam Kitab-Nya (artinya) :

(( Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang yang beriman ))
[Surat Ali 'Imron : 175]

(( Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku ))
[Surat Al-Maidah : 44]

(( Dan takutlah hanya kepada-Ku saja )).
[Surat Al-Baqoroh : 40]

(( Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Alloh, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Alloh )).
[Surat Al-Baqoroh : 218]

(( Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya )).
[Surat Al-Kahfi : 110]

Ayat yang lainnya, masih banyak.

Seorang mukmin dan mukminah tidak boleh berputus asa dari rahmat Alloh, tidak pula merasa aman dari makar-Nya.

Alloh (ta'ala) berfirman :

(( Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhanya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang )).
[Surat Az-Zumar : 53]

(( Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Alloh, hanyalah orang-orang yang kafir )).
[Surat Yusuf : 87]

(( Atau apakah mereka merasa aman dari makar (siksaan) Alloh (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Alloh selain orang-orang yang rugi )).
[Surat Al-A'rof : 99]

Wajib atas seluruh kaum muslimin, baik laki-laki maupun perempuan untuk menyiapkan bekal menyambut kematian dan hendaknya mereka waspada dari melalaikannya. Hal itu sebagaimana diperintahkan dalam ayat-ayat sebelumnya.

Dan sebagaimana diriwayatkan dari Nabi (shollallohu 'alaihi wasallam, sesungguhnya beliau bersabda (artinya) :

[[ Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan-kelezatan (yaitu) kematian ]].

Sesungguhnya lalai dari mengingat mati dan tidak melakukan persiapan termasuk dari sebab-sebab su'ul khotimah (akhir kehidupan yang jelek).

Sungguh telah tetap hadits dari 'Aisyah (rodliyallohu 'anha), sesungguhnya ia berkata :
Rosululloh (shollallohu 'alaihi wasallam) bersabda (artinya) :

[[ Barangsiapa senang bertemu Alloh, niscaya Alloh senang bertemu dengannya. Dan barangsiapa benci bertemu Alloh, niscaya Alloh tidak suka bertemu dengannya ]].

Maka aku bertanya :
"Wahai Nabiyulloh, apa maksud benci bertemu Alloh adalah membenci kematian ? Padahal masing-masing kita membenci kematian ?

Beliau menjawab :
[[ Bukan itu maksudnya. Akan tetapi maknanya : setiap mukmin jika diberi kabar gembira dengan rahmat, keridloan dan surga-Nya, dia senang bertemu Alloh dan Alloh-pun senang untuk bertemu dengannya.

Dan sesungguhnya orang kafir jika diberi kabar gembira dengan adzab Alloh dan kemurkaan-Nya, dia benci bertemu Alloh. Maka Alloh-pun tidak suka bertemu dengannya ]].
[Muttafaqun 'alaih]

Hadits ini menunjukkan bahwa sesungguhnya benci mati dan takut darinya, tidak mengapa dan tidak menunjukkan enggan bertemu Alloh (ta'ala), KARENA SEORANG MUKMIN DI SAAT BENCI KEMATIAN ATAU TAKUT KEDATANGANNYA DIA ANTUSIAS DALAM MENAMBAH KETAATAN KEPADA ALLOH DAN MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK BERTEMU DENGAN-NYA.

Demikian pula seorang mukminah ketika takut mati
dan membenci kedatangannya, hanyasanya yang dia lakukan adalah berharap bisa menambah ketaatan dan melakukan persiapan untuk bertemu dengan Tuhannya.