Pemburu yang diburu.
Last updated 3 days, 9 hours ago
Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.
Last updated 6 days, 2 hours ago
Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.
Last updated 2 weeks ago
📙 Perhiasan Penuntut Ilmu ✨
"Setiap orang yang mengikrarkan dirinya sebagai penuntut ilmu, maka sudah seharusnya bagi dia untuk terus mempelajari adab, karena apabila seorang penuntut ilmu terlepas pada dirinya adab yang baik, maka sangat dikhawatirkan, dia hanya akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki keadaan."
-- Stock tinggal satu 🔥
Pemesanan:
http://wa.me/6285748419148
Satu hal yang sering kita lupa, bahwa membalas pesan WA/Telegram/yang semisalnya dengan cepat merupakan salah satu hal yang dapat membuat hati si pengirim pesan itu senang. Apalagi kalau isi pesan tersebut urgent.
Namun alangkah anehnya, kadang ada sebagian orang yang sengaja tidak cepat2 untuk membalas pesan. Alasannya banyak, yang paling masyhur di antaranya adalah lupa atau sedang sibuk. Padahal tu pesan udah kebaca. Yang lebih gharibnya lagi, padahal dia aktiv di sosmed.
Semoga kita bukan termasuk mereka, yang "sengaja" menunda-nunda dalam membalas pesan orang lain, padahal waktu luang untuk membalas begitu longgar.
Malu itu, ketika semakin hari semakin rajin belajarnya, tapi semakin tidak mengamalkan ilmunya. Semakin berani bermaksiat kepada-Nya.
Sungguh, ada yang rusak pada belajarnya. Sungguh, ada yang keliru dalam niatnya.
"Ilmu yang benar lagi diberkahi, adalah yang membuat pemiliknya semakin takut kepada Allah ta'ala. Bukan semakin melawan-Nya."
Membaca buku 15 menit jauh lebih bermanfaat daripada hanya memandangi rak buku selama 30 menit sambil tersenyum-senyum mengingat hari pembelian.
Teringat dengan nasihat guru kami (ust. Abdullah Zaen) hafizohullah,
"Teruslah berdakwah, manusia menerima atau tidak itu urusan Allah, yang terpenting kita sudah menyampaikan. Bisa jadi, mereka akan menerima dakwah kita setelah kita tiada, dan itu bukan masalah, tidak harus hasilnya kita lihat sekarang. Justru ketika mereka mendapat hidayah setelah kita meninggal, hal itu jauh lebih menjaga diri kita dari sifat riya, ujub dan sombong."
(secara makna)
Mempelajari hadis dan fikih saja belum cukup untuk bisa melembutkan hati, perlu adanya pembahasan tazkiyatun nufuus di dalam keduanya.
Jika keseharianmu bermain dengan kucing, maka jangan coba coba memberi canda kepada seekor singa yang sedang tertidur.
Hargai orang-orang yang "ada" bersamamu hingga saat ini. Jangan hanya karena 1 kekurangan atau beberapa kesalahan kecil, lantas kita memandangnya rendah, seakan tidak berharga dan serta merta melupakan begitu saja beribu kebaikan yang sudah ia lakukan padamu dan kelebihan-kelebihan yang dia miliki.
Hargai siapapun yang "ada" di hidup kita. "Ada" yakni; bertahan, mencintai, menyayangi, menghargai, mengasihi, memperjuangkan, dan sebagainya. "Siapapun" yakni; orang tua, pasangan (suami/istri), anak, sahabat, dan sebagainya. Sebelum kita menyesal karena kehilangannya, entah karena ditinggalkannya, atau karena memang masanya sudah habis untuk bersama-sama kita di dunia.
Sampaikan, lalu pergi lupakan
Kemarin, lebih tepatnya Rabu malam tanggal 3 Juli, saat itu kami ikut menemani ust. Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawy hafizohullah makan malam. Kami diberikan kesempatan untuk menanyakan beberapa hal mengenai kepenulisan, karena yang kami tahu, beliau -masya Allah- sangat produktif sekali dalam menulis. Walhamdulillah, merupakan salah satu momen berharga yang kami dapatkan saat itu.
Banyak sekali faedah yang beliau sampaikan dan kami rekam betul2 di ingatan. Di antara faedah yang cukup mengena di hati kami, ialah jawaban dari sebuah pertanyaan,
"Afwan ustaz, bagaimana caranya ustaz dalam mengatur hati dan mental ketika menulis, terlebih lagi mengenai tema-tema yang lumayan 'menyinggung' suatu pihak yang keliru?"
Beliau pun menjawab dengan menukil ucapan syekh al-Albani rahimahullah,
ألق كلمتك, وامش ...
"Tulis saja, sampaikan apa yang memang perlu antum sampaikan (berupa kebenaran), setelah itu sudah, lanjutkan hal-hal yang lain."
Semoga Allah senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kita, aamiin.
Terkadang, suasana terasa keruh bukan karena sikap orang lain terhadap kita, namun karena cara berpikir kitalah yang menjadi sebab terasa keruhnya suasana. Padahal aslinya fine fine saja. Tidak ada sesuatu yang mengerikan sebagaimana apa yang dipikirkan.
Dari sini kita paham, bahwa betapa ngerinya pikiran negatif jika terus dipelihara.
Pemburu yang diburu.
Last updated 3 days, 9 hours ago
Memaparkan maklumat awal dan kemaskini terkini berkaitan kemalangan, bencana, jenayah dan isu-isu semasa dalam dan luar negara setiap hari.
Last updated 6 days, 2 hours ago
Rakyat Malaysia tunggal di Palestin. Berkongsi kehidupan seharian di Gaza.
Last updated 2 weeks ago